CIMAHI, Ekpos.com >> Plt. Wali Kota Cimahi Let.kol. Inf. (Purn.) Ngatiyana didampingi Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UMMK dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Dadan Darmawan beserta jajaran UPTD Pasar Kota Cimahi melakukan sidak harga barang-barang kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 H/2021 di Pasar Atas Baru Cimahi pada Senin pagi (19/07). Kegiatan pantauan harga kebutuhan pokok yang dilakukanPlt. Wali Kota Cimahi bersama jajaran Disdagkoperin Kota Cimahi ini bertujuan untuk memastikan stabilitas harga dan stock di pasar menjelang Idul Adha 1442 H/2021.
Berdasarkan hasil sidak tersebut beberapa barang kebutuhan pokok terpantau merangkak naik meskipun masih dalam taraf wajar, misalnya Cabe Merah yang semula Rp. 35.000,-/Kg hari ini naik menjadi Rp. 45.000,-/Kg, Daging Sapi yang semula Rp. 120.000,-/Kg naik menjadi 125.000,-/Kg, Daging Ayam Ras yang semula Rp. 30.000,-/Kg naik menjadi Rp. 32.000,- sd Rp. 33.000,-/Kg, kemudian Telur Ayam Ras yang semula 23.500,- naik tipis menjadi Rp.24.000,-/Kg. Sedangkan untuk kebutuhan pokok lainnya seperti beras, tempe tahu dan sayuran relatif tetap atau tidak ada kenaikan kecuali cengek yang semula Rp. 50.000,-/Kg naik menjadi Rp. 60.000/Kg. Begitu juga dengan stock kebutuhan pokok terpantau aman dan terkendali.
“Pada hari ini, H-1 Hari Raya Idul Adha kita sidak di Pasar Atas Baru, memang rata-rata untuk kenaikan sih masih wajar yah…salah satunya cabe cengek ada kenaikan dari Rp.50.000,-/kg menjadi Rp. 60.000/Kg , kalo daging relatif ada yang naik Rp. 5.000,-/Kg ada yang naik Rp. 10.000,-/Kg itu baru sekitar tiga hari, itupun bertahap, termasuk Daging Ayam harganya ada yang Rp. 32.000,-/Kg ada yang Rp. 33.000,-/Kg jadi tidak terlalu signifikan kenaikan harga harga itu…..kemudian telor juga ada kenaikan dari Rp. 23.000,- menjadi Rp. 24.000,-, kemudia beras stabil tidak ada kenaikan.., jadi tidak ada kenaikan yag signifikan dan stocknya juga masih banyak” ujar Ngatiyana.
Ditanya mengenai kunjungan warga masyarakat ke pasar selama berlakunya PPKM Darurat Ngatiyana mengakui bahwa “selama PPKM Darurat jumlah warga yang berkunjung atau berbelanja ke Pasar Atas Baru berkurang, warga lebih memilih pesan, kemudian menyuruh orang, atau menyuruh jasa antar online dan sebagainya tutur Ngatiyana. **