Bandung-Ekpos.com
Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi serta komunikasi. Berimplikasi kepada seluruh aspek kehidupan manusia. Besarnya arus globalisasi dan modernisasi semakin mempersempit sekat jarak antara individu satu dengan individu yang lain karena perkembangan teknologi infomasi semakin maju. Hal ini akan berimbas kepada mudahnya masyarakat untuk mengakses informasi yang mengakibatkan perubahan sosial dan bergesernya nilai budaya lokal.
“Kondisi bangsa ini sedang mengalami gempuran budaya asing melalui teknologi informasi dan komunikasi. Karena itulah kajian kreasi seni, budaya dan dan olahraga memiliki nilai strategis dalam pembentukan karakter milenial “ , Hal itu ditegaskan Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H.Aep Saepuloh,M.Si, ketika membuka AKSARA (Ajang Kreativitas Seni, Budaya dan Olah Raga), tema “Revitalisasi Prestasi dan Kreasi Berbudaya serta Kompetitif dalam Berolahraga di Masa Pandemi” yang digelar DEMA FST (31/10/2021).
Djelaskan Aep,nilai-nilai luhur budaya bangsa harus terus ditanamkan kepada generasi muda. Sebab, dapat menjadi pondasi kuat dalam menghadapi derasnya arus dan pengaruh budaya asing yang tidak sesuai norma dan kaidah yang mengakibatkan hilangnya jati diri bangsa.
Lebih jauh Dia mengungkapkan generasi muda perlu dikenalkan kepada budaya-budaya lokal, sehingga tidak tercerabut identitas budaya dan sosialnya.
” Generasi bangsa harus mampu melestarikan budaya agar terpelihara jati dirinya,” ujar Aep yang juga seorang dosen FST.
Dipaparkan Aep, era globalisasi menjadi sebuah tantangan dan tuntutan bagi bangsa Indonesia. Di mana, segala norma dan etika yang menjadi kekuatan, tidak tergerus dengan kemajuan zaman. Justru sebaliknya, dapat tetap hidup ditengah arus global.
Menurutnya, jati diri bangsa merupakan nilai budaya luhur yang harus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi muda . Nilai-nilai luhur budaya bangsa harus terus ditanamkan kepada generasi muda. Bila ini dilakukan dapat menjadi pondasi kuat dalam menghadapi kuatnya arus dan pengaruh budaya luar yang dirasa tidak sesuai, serta dapat mencerabut jati diri bangsa.
Sebab itu, Angklung merupakan kesenian Sunda, telah dinyatakan sebagai salah satu identitas budaya bangsa yang perlu dipelihara dan dikembangkan serta dilestarikan secara berkelanjutan. Kesenian angklung menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena menjadi salah satu identitas karya dan budaya bangsa Indonesia di dunia internasional. Saat ini, kesenian Angklung sudah diakui oleh UNESCO sebagai peninggalan seni budaya Indonesia.
“Melalui seni, kita sungguh amat berharap agar nilai-nilai luhur bangsa itu, terus terjaga,” ucapnya.
Tampil dalam kegiatan itu, sebagai narasumber, Taufik Hidayat (Direktur, Saung Angklung Udjo) dan Gugun Gumilar (Duta Muda PBB).
Ketua Umum Dewan Mahasiswa FST Heri Hermawan berharap kegiatan ini dapat mengasah minat dan bakat mahasiswa FST serta sportif dan kompetitif dalam berolahraga dan berbudaya. Pembukaan kegiatan dilakukan secara daring dan disela pembukaan diisi dengan kegiatan talk show dengan tema Peran Generasi Muda dalam Kemajuan Bangsa. Acara talk show ini juga diisi dengan quis yang menarik.
Kegiatan AKSARA Saintek 2021, dimeriahkan dengan berbagai lomba, mulai dari kegiatan lomba puisi hingga lomba e-sports yang memang saat ini sangat banyak digemari di kalangan anak muda.
Kegiatan ini akan ditutup pada tanggal 27 November 2021, diisi dengan pengumuman pemenang dari berbagai kegiatan lomba. *** hr/fst