Demak – ekpos.com – wUoAw, benar-benar keRmaX alias KErreeen Maximal, sosok pengawas ini sungguh luar biasah. Dalam kurun waktu 2 bulan, secara marathon, H. Kholilk menjadwalkan untuk supervisi dan pembinaan guru di 29 Madrasah yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Karangawen, Kecamatan Mranggen serta Kecamatan Guntur.
“Ayok Bapak/Ibu guru, manfaatkan Medsos untuk mendukung pembelajaran yang inovatif ramah tekhnologi, karena siswa yang diajar saat ini adalah generasi Z,” ajak Kholil kepada para guru MTs Taqwiyatul Wathon untuk foto Selfi, disela monev.
Kehadiran H. Kholil ke MTs Taqwiyatul Wathon Sumberejo Mranggen, Demak, Jawa Tengah, disambut penuh kekeluargaan oleh kepala Madrasah beserta dewan guru, Senin (20-12-2021).
Kegiatan monev juga disertai ceking ruang UKS yang menjadi percontohan bagi Sekolah/Madrasah diwilayah Mranggen dan sekitar sebagai MADRASAH SEHAT RAMAH LINGKUNGAN.
Kemudian dilanjut melihat proyek IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dari Kementerian LHK RI yang terletak dibelakang Madrasah.
Dalam pembukaan monev di Madrasah yang ke-18, Kholil mengingatkan pentingnya bahagia dalam bekerja. “Karena sumber penyakit itu berasal dari hati, maka kendalikan agar hati senantiasa bahagia, serta bersedekah,” pesan Kholil mengawali sambutannya.
Dalam pembinaannya kepada guru, Kiyai Kholil juga menekankan agar selalu update metode pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi tanpa menanggalkan Akhlakul Karimah, terang Kholil.
“Apabila guru Madrasah mampu beradaptasi dengan tekhnologi secara relevan, maka outputnya para siswa sebagai generasi Z akan mampu mengisi peluang di tengah tuntutan digitalisasi era revolusi industri 4.0, dimana peran manusia banyak yang tergantikan dengan mesin,” jelas Kholil.
“Dalam rangkaian supervisi kali ini, saya menekankan perlunya Ibu/Bapak betul – betul merespon kebutuhan era revolusi industri 4.0 dengan menguasai IT dan memanfaatkan media sosial,” tutup Kholil.
Sementara itu, kepala MTs Taqwiyatul Wathon, Mukhayanah dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas supervisi dan pembinaan.
“Terimakasih pak Kholil, telah menjadwalkan supervisi ke MTs Taqwiyatul Wathon. Insya Allah para guru sudah siap maksimal dengan 13 Instrumen yang diminta oleh Kemenag,” kata Yana.
Lebih lanjut, Yana juga menyampaikan bahwa, berdasar supervisi Pembelajaran sehari- hari sudah bagus, sedangkan untuk pemanfaatan tekhnologi masih perlu peningkatan, maka melalui supervisi diharapkan Ada spirit baru.
“Pada dasarnya guru profesional harus menguasai IT dan menguasai metode pembelajaran agar dicintai siswanya.Tak henti- hentinya saya mengajak Bapak/Ibu guru MTs Taqwiyatul Wathon untuk menjadi guru profesional yang dicintai oleh siswa, kehadirannya selalu ditunggu dan ketidakhadirannya senantiasa menyulut rindu,” tutup Mukhayanah.
*PGSI DUKUNG KEBERADAAN PENGAWAS, TOLAK PENGHAPUSAN*
Ditengah menov, Ketua PGSI Kabupaten Demak, Noor Salim yang turut hadir menyampaikan penolakan Pembubaran Pengawas.
“Secara tegas PGSI menolak penghapusan pengawas Sekolah/Madrasah, yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu meniadakan keberadaan pengawas sekolah,” kata Salim.
“Bagaimana bisa Madrasah/Sekolah diawasi oleh Komite? sedangkan fakta di lapangan, Komite hadir saat diundang oleh Kepala Madrasah/ Sekolah?,” tambah Salim.
Maka yang mestinya dilakukan adalah memperkuat keberadaan pengawas. Sebab, kehadiran pengawas dan penilik sangat dibutuhkan untuk pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas proses pengajaran guru di kelas serta kualitas managerial Kepala Madrasah/Sekolah, pungkas Ketua PGSI. (Red).