Kemenparekraf Yakini Industri Pariwisata dan Ekonomi Indonesia Segera Pulih

JAKARTA, Ekos.Com >> Tak bisa dipungkiri kondisi ekonomi dan pariwisata Indonesia selama masa pandemi covid-19 sedikit banyaknya mengalami kemunduran yang luar biasa. Namun seiring berjalannya waktu terutama menurunnya kasus covid-19, ekonomi dan pariwisata  mulai menggeliat.

Bahkan Staf Ahli Bidang Manajemen KrisiS Kemenkeraf, Hengky Manurung, meyakini Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan pariwisata Indonesia akan kembali menggeliat. Hal tersebut bukan tanpa alasan, namun berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan di beberapa provinsi terutama provinsi yang menjadi tujuan utama wisatawan baik domestik dan manca negara.

“Tingkat huniuan kamar di 24 propinsi meningkat. Data tersebut kami peroleh saat melakukan kunjungan kerja bersama Mas Mentri (Panggilan akrab Sandiaga Uno),” ungkapnya saat dialog produktif tentang Optimisme Kebangkitan Pariwisata yang digelar Kominfo secara daring lewat chanel youtube.com, Rabu (22/12/2021).

Dalam dialog tersebut juga menyertakan Didien Djunaedi (Ketua umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), Prof Tjokorda Arta Ardana Sukawati (Wagub Bali), Tisya Laora Dewi (Putri Pariwisata Indonesia 2021).

Dikatakanya, berdasarkan data tersebut pihaknya meyakini bahwa PEN bisa segera tercapai. Meskipun dalam pantauannya masih ada restoran maupun hotel yang masih membandel tidak melaksanakan protokol kesehatan (prokes).

“Memang masih ada beberapa hotel maupun restoran yang tidak menjalankan prokes, langsung kita tegur,” tegasnya.

Terkait dengan kunjungan wisatawan ke Bali yang hingga saat ini masih terlihat sepi akibat pandemi covid-19, diakuinya hanya 14 ribu kunjungan pesawat. Namun seiring berjalannya waktu dan terus menurunnya kasus covid-19 ditambah ketatnya prokes termasuk di bandara ia meyakini pariwisata di Bali bisa segara pulih.

“Tak hanya di Bali, seluruh provinsi pun kami optimis dengan strategi Kemenparekraf pariwisata di Indonesia bisa segera pulih. Sehingga ekonomi pun bisa segera pulih, karena wisatwan menjadi tulang punggung ekonomi,”jelasnya.

Namun begitu ia tetap mengingatkan Wisatawan untuk tetap mejalankan prokes mencuci tangan, memakai masker dan menjauihi kerumunan (3m). Apalagi saat ini muncul varian baru omicron.

“Selama semua pihak taat menjalan 3m, kita optimis dan mampu menjadikan pertumbuhan di 2022,”ucapnya.

“Upaya lain kami bekerjasama dengan para mitra mulai 24 Desember akan membuat multivaksin guna percepatan heard immunity, dan vaksin untuk anak anak juga,”ihnya.

Hal serupa diungkapkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda, ia meyakini pariwisata dan ekonomi di Bali bisa segera pulih apalagi didukung beberapa aspek termasuk 95 persen warganya taat dalam menjalankan prokes.

“Namun ada beberapa kendala seperti, trasnportasi konektivitas seperti visa dan travel. Ini sangat sulit mekanismenya dan banyak dikeluhkan. Saya kira ini kendala-kendala yang sedikit menyulistkan kita, meski kemenparkraf mendorong. Untungnya pasar domestik masih ada,”kanya.

Namun begitu untuk mendorong percepatan pulihnya pariwisata dan bangkitnya ekonomi di Bali pihaknya telah merencanakan program, seperti even – even besar, dan kongres – kongres tentang lingkungan, kebencanaan.

“Ada 126 negara yang akan ikut. Kami pun siap menggelar even lainnya, bahkan akhir tahun sepakbola dan otomotif. Namun karena ada persyaratan tidak boleh melakukan kegiatan, ada beberapa even yang kita batalkan.

Narasumber lainnya, Didien Ketua GIPI mengatakan, akibat terdampak pandemi covid-19 kondisi industri pariwisata di Indonesia sangat parah. Untuk itu perlu uluran pemerintah guna mensiasati hal tersebut.

“Tahun 2018 lalu GIPI sdh mencanangkan paradigma baru indonesia, yaitu bagaimana mengembangkan pariwisata domestik. Kita lihat negara kita potensinya sangat besar, destinasi kita cukup bagus,insfrastruktur juga bagus. Namun kita pelu stimulus, menengah kebawah jgn dikasih ikan, kasihlah kail. Yang diperlukan industri saat ini adalah mari kita kembangkan wisata domestik,” terangnya.

Sementara itu Duta Pariwisata Indonesia, Tisya Laura Dewi, lebih menceritakan tentang pengalamannya menjadi putri pariwisata di masa pandemi covid-19.

“Baru terpilih bulan September lalu, langsung melanglang buana. Saya harus beradaptasi dengan teknologi, pariwisata yang diadakan secara virtual. Kita juga bisa berkolaborasi dengan pelaku industri pariwisata.

Dipaparkanya kondisi pariwisata sekarang sudah cukup baik dibandingkan awal tahun lalu. Untuk memperbaiki sektor pariwisata perlu bertahun  tahun.

“Namun berkat kerjasama semua pihak dan pemerintah, seperti adanya pariwisata berkelanjutan, laura rasa cukup baik, dan kesadaran masyarakat juga baik,” paparnya. **

Total
0
Shares
Previous Article

SMSI Berbagi Kasih Kepada Pengurus dan Keluarga Ketua Pembina

Next Article

Kalapas Garut Hadiri Upacara Peringatan Hari Ibu Ke-93

Related Posts