H. Eep Jamaludin: Era Digitalisasi telah Merubah Sendi Hidup Manusia dalam Berbagai Aspek

KAB. BANDUNG || Ekspos.com — Menyikapi
Era Digital yang saat ini sangat berkembang pesat, dikatakan Pemuka Agama Islam Kabupaten Bandung, H. Eep Jamaludin Sukmana, secara langsung telah merubah sendi-sendi hidup manusia seperti sosial,
politik, budaya dan berbagai aspek lainnya.

Eep menambahkan, fenomena digitalisasi, pada implementasinya di era ini komunikasi bisa berlangsung dalam skala masif, paperless, cashless dalam dunia perbankan, munculnya intelegensi buatan (artificial intelligence) yang melanda generasi millenial, telah melahirkan tantangan baru dalam kehidupan umat manusia.

“Era serba digital ini tampaknya bagian dari Hukum Alam (Natural Law) atau Sunnatullah, yang mau tidak mau, rela tidak rela, harus diterima dengan segala persiapan dan kesiapan, segala implikasi positif dan negatifnya,” katanya melalui telepon, Jum’at 24 Desember 2021.

Legislator yang merupakan Ketua Fraksi PAN dan Badan Kehormatan (BK) DPRD Kab. Bandung itu menggambarkan, di era digital ini tidak luput dari hal positif dan negatif. Untuk positifnya seperti untuk aspek pemenuhan kebutuhan jelas sangat efisien karena hanya dengan telepon kebutuhan warga bisa segera terpenuhi.

Bahkan untuk kegiatan Syiar Islam atau Dakwah, ia menuturkan, tidak lagi dilakukan di panggung pengajian, dilingkungan pasantren, dan di dalam masjid. Cukup dengan klik Youtube, ketik nama, akan segera muncul beragam macam topik yang disukai publik. Sementara untuk pendengar, bisa mendengarkannya sambil tiduran, memasak, dan mencuci.

Untuk belajar atau memperdalami ilmu agama Islam pun tidak sulit selama masyarakat memiliki smartphone/gadget, menurutnya bisa dilakukan dimana saja selama ada kesempatan untuk membuka. “Hal ini bisa dimanfaatkan para ulama, ustadz, semaksimal mungkin. Intinya para ulama, ustadz, dan guru ngaji, harus mampu beradaptasi dengan menguasai digitalisasi dengan memanfaatkan kelebihannya agar tetap eksis dan dekat dengan umat,” ujarnya.

Selanjutnya masalah negatifnya, ia mengingatkan kepada para pemuka agama agar ekstra hati-hati, tidak gegabah, tidak kagetan, dan tidak tergesa-gesa dalam menerima informasi. Sebab peranan pemuka agama disini adalah meluruskan, mengarahkan, membimbing ummatnya agar tidak terperosok di konten yang menyesatkan dan selalu bersikap objektif.

Ia menegaskan, sudah saatnya para pemuka agama kembali berpatokan pada Q.S. Al-Hujurat ayat 6 ini, yang menunjukan dengan jelas tentang haramnya mengambil berita dari orang fasik tanpa melakukan klarifikasi (tabayyun) kebenarannya, karena akan membahayakan bagi semua pihak.

“Tentunya tugas utama para ulama selain memproteksi akibat negatif dari era digitalisasi dengan memprioritaskan keamanan generasi muda yang sangat rawan terpapar,” ungkapnya.

Makanya ulama/pemuka agama, dengan keilmuannya serta wawasannya harus mampu memberikan pencerahan, membimbing generasi muda agar tetap berada di jalan yang lurus melalui kekuatan iman dan benteng ilmu agama, ia meyakini para generasi muda bisa terhindar dari lindasan perubahan zaman yang cukup masif ini.***

Total
0
Shares
Previous Article

Gus Yahya Pimpin PBNU 2021-2026

Next Article

 Mahasiswa Harus Menguasai Aspek Literasi Digital

Related Posts