Oleh Prof.Dr A.Rusdiana,MM
Tidak dapat dipungkiri, tugas berat seorang Ibu pada era saat ini, dituntut untuk lebih keras mendidik agar setiap anak harus dapat menyesuaikan diri dengan zaman yang terus berganti. Sementara, sebagai anak dan mungkin juga sebagai calon ibu di masa depan nanti, sudahkah banyak mengerti dan memahami tentang ibu ini? Sang Illahi menitipkan setiap makhluk dalam rahim seorang ibu. Bukan tanpa sebab, karena ibu memang sosok yang kuat. Di era yang selalu mengikuti perkembangan zaman, seorang ibu terus berupaya menciptakan generasi yang taat dan berakhlak mulia. “Setelah lahir dan besar, ibu pula yang berperan mengajarkan ilmu dalam bertutur kata dan menyerap ilmu kehidupan”. Maka, pantaslah jika kemudian dikatakan bahwa “Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu.” peranan seorang ibu, anak manusia dapat melangkah menggapai surga.
Islam menempatkan ibu pada posisi superior, seperti “Rasulullah SAW saat didatangi seorang sahabat dengan jelas menyatakan bahwa ibu harus dimuliakan. “Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?” tanya sahabat. Rasulullah menjawab, ”Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu. Kemudian, yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (HR Bukhari Muslim).
Apa yang terlintas di benak dan pikiran, saat mendengar sebuah kata Ibu? Sudahkah mengingatnya hari ini? Sudahkah menelpon untuk berkabar hari ini? Atau sudahkan menyapanya dengan lembut hari ini? Atau mungkin sudah berapa kali panggilan tak terjawab dan beberapa pesan whatsapp yang belum sempat kamu balas karena kesibukanmu sepanjang hari? Pernahkah ada rasa menyesal telah melewatkan momen berbincang lewat telepon atau sekadar membalas singkat pesan yang dikirimkan? Pernahkah menangis karena mengecewakannya? Atau pernahkah rasa menyesal tak bisa menuruti apa yang diinginkannya? Coba tanyakan pada hatimu yang paling dalam sudah seberapa banyak kesalahan yang dilakukan terhadap kedua orang tuamu, terutama ibumu? Sudahkah meminta maaf dan memohon ampunan kepada Illahi untuk kesalahan itu? Lantas, masihkah akan mengulanginya lagi, lagi dan lagi?
Setiap orang yang hidup di dunia ini dilahirkan dari seorang ibu. Tentu, tidak bisa memilih dari rahim ibu mana kita dilahirkan, karena semua itu telah ditakdirkan. Namun, jangan patah semangat karena kita masih punya pilihan. Pilihan untuk menjadi membanggakan atau melawannya. Itu pilihan, boleh diambil boleh pula ditinggalkan. Setiap resiko dari pilihan harus berani untuk dihadapi dan dipertanggungjawabkan. Bukan tanpa alasan jika setiap ibu merupakan sosok perempuan yang kuat dan membanggakan. Ibu mengajarkan membimbing sebuah arti hidup bahwa setiap manusia fitrahnya adalah baik, karena itu ibu mengajarkan untuk terus menanam kebaikan kepada sesama. Ibu menunjukkanku bahwa kesabaran memang sangat berat namun akan memberikan banyak kebermanfaatan bagi kehidupan yang berkelanjutan. Ibu pula yang memberitahuku bahwa setiap orang belum tentu menyuakiku, bukan karena mereka membenciku, tidak, namun karena dunia ini sangatlah beragam. Tak semua orang memiliki pendapat dan persepsi yang sepaham. Disinilah semua dapat belajar bahwa menjadi ibu tidaklah mudah.
Ibu menjadi madrasah pertama bagi setiap anaknya, ibu yang mengurus semua kebutuhan rumah tangga, ibu yang selalu taat atas perintah-perintah kebaikan yang Ayah arahkan, ibu yang harus menjadi menantu yang sabar bagi mertua dengan berbagai problema, ibu yang selalu tidur paling malam dan bangun lebih awal, ibu yang selalu sabar atas kenakalan anak-anaknya dan ibu yang selalu memberikan maaf atas kesalahan anaknya, serta ibu yang selalu memberikan kasih sayang tanpa batas sepanjang masa.
Tak akan bisa kita membalas segala pengorbanan ibu kita walau segenap dunia ini menjadi milik kita. Jangan menjadi anak yang sok hebat walau saat ini telah kamu telah menjadi orang berpangkat. Karena tanpa ibu kamu bukanlah siapa siapa. Jangan sesumbar atas segala keberhasilan karena tanpa ibu kamu tak akan hadir di dunia yang fana. Tak perlu besar kepala dalam kehidupan yang berkecukupan karena tanpa ibu, pintu tengahnya surga tak dapat kamu raih selamanya. Mungkin, berbicara tentang ibu selalu membuat air mata jatuh karena penyesalan yang tak berkesudahan. Namun setidaknya berusalah memperbaiki keadaan. Yang sudah terjadi biarlah berlalu menjadi pembelajaran yang berarti. Jangan diulangi lagi.
Berbagai kesalahan yang kita lakukan kepada setiap hari mungkin tidak kita sadari. Tetapi belajarlah untuk peka dan mengerti bahwa setiap orang juga punya hati. Cobalah memandang sosok ibu saat beliau terlelap. Tatap lebih dalam sosok kuat yang telah timbul keriput di wajahnya. Rasakan betapa lelah dirinya dalam rutinitas keseharian.
Pertanyaanya “Sudahkah membahagiakannya dengan pencapaiaanmu sekarang? Sudahkah berbakti lebih tulus saat kamu telah dewasa? Sudahkah memenuhi kebutuhannya tanpa mempedulikan jumlah uang yang kamu keluarkan? Ibu selalu memiliki tempat tersendiri dalam hati. Hanya Ibu yang membuat mengerti jika setiap pencapaiaan ini adalah tentang liku kehidupan yang tentu dapat berganti. Membuatmu bahagia, ibu. Itu yang terus aku usahakan hingga saat ini. Tak lagi membuatmu kecewa adalah perjuangkanku saat ini. Bagiku ibu adalah segalanya, bagiku ibu yang memberikan pembelajaran untuk menjadi seorang ibu yang sebenarnya kelak di masa depan. Bagiku ibu yang selalu mendukungku walau semua orang tak setuju. Bagiku ibu yang pertama kali menepuk pundakku untuk meringankan beban yang ada di hadapan. Bagiku ibu yang menyeka air mataku saat hati berderu tak karuan.
Ibu, terima kasih atas kasih sayang tanpa batas dan bimbinganmu tanpa henti. Terima kasih atas pengorbanan yang tak akan bisa aku balas. Terima kasih atas berjuta semangat untukku meraih impian. Terima kasih untuk setiap doa yang engkau lantunkan. Terima kasih untuk kesejukkan dan pengertian di tengah padatnya kesibukan. Terima kasih atas didikan yang menjadikanku seperti sekarang. Doakan pilihan itu dapat memberikan bimbingan dan kasih sayang yang tulus dan tak perlu imbalan. Dan kelak saat aku menjadi seorang ibu bagi anak-anakku jangan pernah lelah untuk terus mengajariku tentang cara membimbing tanpa henti, mendidik tanpa ambisi, menasihati tanpa memarahi dan memberikan kesabaran tanpa henti. Semoga engkau selalu mendapat keberkahan dan perlindungan dari Sang Illahi. Terima kasih Ibuku untuk setiap hal di setiap hari.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا