Syiar Islam H. Eep: Kesempurnaan Muslim dengan Hablu Minallah dan Hablu Minannas

KAB. BANDUNG || Ekpos.com — Ciri dari kesempurnaan seorang muslim adalah mampu memaksimalkan hidupnya untuk selalu berbuat baik, dengan jalan beribadah kepada Allah (Hablu Minallah) dan berbuat baik bagi sesama (Hablu Minannas).

Seperti dikatakan Ketua DKM Masjid Al Amin di Kampung Salaawi Desa Sukawening Kecamatan Ciwidey, H. Eep Jamaludin Sukmana, beribadah kepada Allah merupakan tugas pokok seorang muslim sesuai dengan perintah Allah dalam Al-qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56 “wa maa  kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduun”, yang artinya: Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk meyembah kepadaKu”.

Ketua DKM yang juga merupakan Ketua Fraksi PAn dan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kab. Badung itu menambahkan, setelah melakukan ibadah kepada Allah dengan maksimal, tugas selanjutnya adalah berbuat baik pada sesama (hablu minannas). Banyak cara berbuat baik bagi sesama, tergantung kemampuan dan kelebihan masing-masing yang dianugrahkan oleh Allah kepada kita semua.

“Diantaranya ‘Bilmaqooli’ yaitu dengan perkataan yang baik berupa nasihat untuk selalu bersabar atau berdawah amar ma’ruf nahyi munkar. Hal ini bisa dilakukan oleh para ustadz, guru, tokoh masyarakat, termasuk jurnalis dengan selalu menyampaikan berita-berita yang bermanfaat bagi masyarakat,”  katanya melalui telepon, Selasa 4 Januari 2022.

Selanjutnya H. Eep menambahkan, “Biljaahi” yaitu dengan jabatannya, baik menjadi pemimpin tingkat negara sampai RT dengan cara menjadi pemimpin yang adil dan selalu mengayomi masyarakat. Bisa juga “Bilmaali” yaitu dengan harta benda yang dipunyainya untuk menolong sesama, membangun mesjid, madrasah menyantuni anak yatim, fakir miskin dan lainya.

Adapun bagi orang yang tidak mampu, menurutnya bisa melakukan hal tersebut di atas dengan “Bilbadani” dengan tenaga yang dipunyai untuk selalu sigap membantu sesama dan lingkungannya. Bahkan bisa juga “Bidd’ua” dengan do’a yang selalu dipanjatkan untuk keselamatan sesama.

Dengan demikian, ia mengemukakan, semua umat muslim bisa Naf’ul Lilghoiri, bermanfaat bagi orang lain kapanpun dan di manapun. Hanya saja perbuatan baik tersebut harus didasari oleh niat yang ikhlas, yaitu semata karena mencari ridho Allah SWT, bukan karena riya, ingin dipuji bahkan hanya pencitraan semata.

Karena berbuat baik tanpa keikhlasan tidak akan mendapkan ganjaran pahala dari Allah, dan amalan yang disertai riya yaitu “amalubirri li ajlinnas” akan memumupuk sifat dan akhlak tercela (akhlaqu al-mazmumah) yaitu akhlak buruk yang sangat berbahaya. “Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat kemunafikan, ujub, sombong, iri, dengki, hasud dan sifat-sifat tercela yanh dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain,” ujarnya.

Ia menyampaikan rasa syukur Alhamdulillah, jamaah Mesjid Jami’e Al-Amin yang jamaahnya ada di 3 RW, yaitu RW07 Sindangrasa, RW09 Salaawi dan RW20 Sukarena, selalu kompak dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus DKM. Contohnya dalam pembangunan mesjid yang biayanya mencapai hampir Rp2 Milyar, murni terkumpul 100% dari masyarakat. Meskipun dalam masa pandemi, Alhamdulillah mesjid bisa terbangun dalam kurun waktu 1 tahun.

“Saya sebagai Ketua DKM mengucapkan terima kasih Ketua RW 07, 09 dan 20 serta segenap tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh jamaah yang telah berjuang bersama-sama dengan mengorbankan harta, tenaga, pikiran dan lainnya sehingga mesjid kebanggaan kita semua bisa terwujud. Semoga Allah membalas semuanya berlipat ganda. Aamiin,” tutup H. Eep.***

Total
0
Shares
Previous Article

Enam Pengurus PWI Jaya, Diusulkan Penerima PCNO 2022

Next Article

Refleksi HAB Ke-76 Kemenag RI, A.Rusdiana : Manajeman Ikhlas Untuk Beramal

Related Posts