Jakarta – ekpos.com – Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) sukses menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Taekwondo Indonesia tahun 2022 bertempat di Hotel Santika Premiere, Slipi Jakarta Selatan (18/1) kemarin.
Rakernas diikuti 66 peserta oleh 33 Pengurus Propinsi. Rakernas kali ini juga dihadiri langsung oleh Ketua KONI, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman dan Deputi IV Kemenpora RI, Drs. Chandra Bhakti, M.Si.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki mengatakan bahwa, Rakernas dilakukan dalam rangka menginformasikan, sekaligus mensosialisasikan program kerja. Dan termasuk didalamnya melakukan evaluasi terhadap hasil pencapaian program kerja yang telah dijalankan di dalam masa kepengurusan.
“Rakernas menjadi sangat penting artinya sebagai acuan strategis antara PBTI dan Pengurus Provinsi guna memperoleh persepsi yang sama dalam memandang arah, prioritas tantangan dan problem dalam pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan prestasi taekwondo Indonesia,” ujar Thamrin
Ditambahkan Ketua Umum PBTI, selain mengevaluasi pencapaian kinerja ditengah pandemi Covid – 19, Rakernas juga membahas strategi dan rencana PBTI kedepan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan program pembinaan dan prestasi, program pelatnas menghadapi Sea Games dan Asian Games, kejuaraan antar wilayah dengan sistem zonasi (pembagian wilayah Indonesia Barat, Tengah, dan Timur), rencana kegiatan diklat pelatih dan perwasitan. Dan salah satu yang penting adalah kedepan PBTI akan berupaya lebih maksimal menyusun kebijakan penataan kegiataan melalui publikasi media yang lebih massif.
Dalam Rakernas, juga dibahas tentang rencana PBTI mengembangkan sistem database terintegrasi dengan konsep digital platform dengan nama Taekwondo Indonesia Integrated System.
Dalam penjelasannya, Ketua Umum PBTI mengajak seuruh peserta Rakernas, dan keluarga besar taekwondo Indonesia untuk melakukan perubahan mindset. Bahwa database yang terintegrasi adalah upaya mengkapitalisasi potensi dan kebutuhan untuk menunjang aktivitas dan prestasi taekwondo. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada kemauan, yakni Komunikasi dan perubahan sistem organisasi, agar sistem ini bermanfaat untuk semua elemen taekwondo. Baik atlet, pelatih, wasit, klub pengkot, pengprov, PB. Bila ini terealisasi maka digital platform ini akan menjadi digital platform pertama untuk cabor di Indonesia.
“Alhamdulillah, langkah awal untuk memahami manfaat sistem ini telah disetujui Pengprov. Dan agar proses implementasinya berjalan lebih efektif, diperlukan sosialisasi TIIS ini. PBTI akan lakukan sosialisasi lebih lanjut dan akan menyurati pengprov agar rangkaian proses pengembangan sistem ini, bisa diikuti sampai tingkat klub agar lebih efektif,” terang Thamrin.
Sementara itu, dalam Rakernas juga dipaparkan visi dan kebijakan KONI kedepan. Materi ini disampaikan langsung Ketua KONI untuk tujuan agar program kerja Taekwondo Indonesia yang lakukan PBTI, bisa sinergis dengan visi dan kebijakan KONI.
Selain itu, Ketua KONI juga memberikan arahan terkait dengan kebijakan pemerintah yang telah mengeluarkan visi mengenai Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Marciano Norman meminta semua pihak yang terlibat dalam tata kelola olahraga untuk bersinergi dengan semua pihak yang terlibat.
Masalah mutasi atlet, dan standarisasi pelatih, wasit dan kualitas pertandingan juga dibahas KONI dan menjadi concern dalam pembahasan Rakernas.
Dilain pihak, Deputi IV Kemenpora, Chandra Bhakti meminta cabor olahraga untuk melaksanakan visi pemerintah tentang DBON dengan mengawalinya melalui penataan manajemen organisasi dan pelibatan pakar atau ahli yang mampu menterjemahkan orientasi pembinaan dan pengembangan prestasi dalam jangka panjang menuju olimpiade 2032.
“Jangan sampai program pembinaan usia dini tidak tepat sasaran untuk masuk dalam periodesasi program DBON ini,” terang Chandra. (Red).
