CIMAHI- Ekpos.com
Program pemberdayaan Umat berbasis Mesjid tak di akomodir dalam MUSRENBANG yang diselenggarakan Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, yang mengusung 5 program unggulan ( Ekonomi, Sosial, Budaya, Pemerintahan dan Fisik).Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kelurahan Leuwigajah, merespon dengan melakukan terobosan brilian, strategis dan antisipatif dengan menggelar MUSRENTA (Musawarah Rencana Takmir), di Masjid al Muhajirin kompleks Suaka Indah RW 12, Minggu, 16 Januari 2022.
MUSRENTA dengan mengambil Tagline “ Menuju Mesjid Berdaya dan Mesjid Memakmurkan Jemaah”, Dihadiri 50 pengurus dan perwakilan Mesjid Se – Leuwigajah. Mereka berkumpul sinergis membangun spirit berjamaah dalam memakmurkan Mesjid dan pemberdayaan umat.
Dalam sambutan dan arahannya, Ketua MUI Leuwigajah, Dr.H. Agus Raharusun, menilai pentingnya perencanaan program bagi para Pengelola Masjid atau DKM.
“Ada ajaran niat dalam Islam yang harus menjadi titik tolak semua aktifitas muslim,” ungkap Agus yang juga Dosen UIN SGD Bandung.
Oleh Karena itu, Ia berharap momen tahun 2022 merupakan titik awal untuk membangun komitmen spirit kinerja, sinergi dalam kebersamaan menjadi point penting dalam ikhtiar menciptakan masjid berdaya dan memakmurkannya.
DIHADIRI ANGGOTA DPRD
Hadir dalam acara ini anggota DPRD kota Cimahi, Aida Cakrawati, untuk memberi arahan kebijakan pemerintah dalam mengawal visi kota Cimahi agamis dan religius
Menurutnya, kontribusi Dewan dalam menggolkan beberapa program keagamaan khususnya Islam. “ Sejak periode pertama keanggotaan di DPRD saya dan anggota dewan lainnya sudah mengusulkan program kewajiban Madrasah Diniyah Takmiliyah (DT) bagi pelajar kota Cimahi,” kata Aida.
Diakui Aida memang walau sempat ada penolakan , tak urung UU ini akhirnya bisa dijalankan di Kota Cimahi, ada kebijakan bantuan pembangunan Mesjid dan masyarakat miskin juga bisa diakses masyarakat melalui lembaga BAZNAS kota Cimahi.
“Tentu saja informasi ini menjadi angin segar bagi para pegiat syi’ar masjid walau tentu tidak bisa diharapakan sempurna sesuai harapan ideal bagi para DKM.” Ucapnya.
Dalam acara MUSRENTA Lurah Leuwigajah, Seta Dewa Nugroho tak hadir dengan alasan berhalangan. Ia malah mewakilkan kepada sekretaris kelurahan, Juanda.
Padahal, kehadiran Lurah sangat penting sebagai pemangku kebijakan rencana pembangunan wilayah untuk bersinergi dalam bidang sosial keagamaan.
Meski datang , Juanda enggan memberi sambutan, Dia hanya menyampaikan apresiasi dan harapan sinergi kedepannya bersama MUI terutama agenda yang melibatkan kemitraan pihak luar.
Menurut ketua MUI Leuwigajah keberadaan mesjid sudah memujudkan peran sosialnya dalam melayani masyarakat . Mulai dari layanan spiritualitas dan menjaga ketenangan yang membantu imunitas hingga bantuan sosial masjid pada contoh kepedulian dimasa pandemi.*** Harry Gibrant