Oleh : A.Rusdiana
Setiap insan pasti mendambakan agar memiliki anak yang shalih dan shalihah. Allah telah mengajarkan kepadam kita agar selalu memohon supaya anak-anak kita menjadi anak yang menyenangkan hati, itu adalah anak shalih, mereka adalah anak yang berbakti kepada kedua orang tua baik di kala masih hidup maupun setelah wafatnya. Rasulullah saw menjelaskan “Apabila manusia telah meninggal, maka semua amalnya akan terputus kecuali tiga perkara. (Yaitu:) shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang mendo’akannya”(HR Muslim).
Memiliki anak yang shalih merupakan idaman setiap orang tua. Tetapi, usaha membangun anak shalih bukanlah pekerjaan mudah. Usaha ini membutuhkan, pikiran, waktu dan harta. Jika kita menyaksikan fenomena yang nampak sekarang, betapa sedikitnya orang tua yang betul-betul berusaha mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang benar. Seakan mereka memiliki persangkaan, jika telah berhasil memberikan pendidikan tinggi dengan mendapatkan gelar atau jabatan tinggi, berarti ia telah berhasil dan sukses mendidik anak-anaknya. Mayoritas orang tua masih terpedaya dengan keyakinan semu, bahwa semakin tinggi jenjang sekolah yang diraih akan menghasilkan duniawi yang berlebih.
Tidak ada kata terlambat.!!! Dari sinilah, marilah kita perbaharui paradigma pendidikan anak. Agar anak-anak kita kelak menjadi anak shalih. Bukankah?Allah SWT., telah memberikan gambaran yang jelas tentang pendidikan melalui wasiat-wasiat luqman kepada puteranya sarat berisi falsafah pendidikan Islam, wasiat-wasiat tersebut telah diabadikan dalam al-Qur’an, tepatnya surat luqman ayat 12-19, berisikan pokok-pokoik pikiran pendidikan luqman untuk diteladani sebagai berikut:
1.Tauhid yang murni: Hal ini tercermin di dalam wasiatnya; “…Wahai anakku, janganlah kau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu adalah kedhaliman yang sangat besar..” (QS.Luqman[31]:13). Tauhid adalah kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Tauhidlah yang akan mencetak hidup seseorang sehingga terpola akhlak karimah.
2.Akhlak Mulia; Akhlak mulia adalah cerminan dari tauhid/keimanan seseorang. Rasulullah saw bersabda; “…Sesempurna sempurna iman seseorang adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Luqman mewasiatkan akkhlak ini; yang pertama dan paling ditekankan agar seorang anak biasa berbakti kepada orang tuanya. Tercermin di dalam firman Allah; “…Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu” (QS.Luqman[31]:14).
3.Disiplin beribadah; Pesan luqman kepada anaknya agar senantiasa menjaga shalat, firman Allah; “Wahai ananda, tegakkanlah shalat..”(QS.Luqman[31]:17). Shalat adalah kewajiban pertama bagi setiap mukmin dan muslim, dan shalat ini pula wasiat terakhir para nabi. Shalat adalah standard keagamaan seseorang, jika shalatnya baik maka agamanya akan cendeurng baik. Karena itulah hal pertama yang akan ditanyakan di akhirat kelak. Sabda Rasulullah saw; “….Yang pertama-tama dihisab dari manusia pada hari kiamat kelak di antara amal-amal mereka adalah shalat” (HR.Abu Dawud)
4.Komitmen pada kebenaran; merupakan sikap yang mendasari karakter keislaman seseorang. Sebagai wujud komitmen keislaman seseorang adalah aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar, sebagaimana diwasiatkan Luqman; “….Dan perintahkanlah untuk berbuat ma’ruf (kebaikan) dan cegahlah perbuatan munkar (kejahatan)”(QS Luqman[31]:17). Hanya orang yang benar-benar memiliki komitmen pada kebenaran sajalah yang sanggup melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Wallahu a’lam bish-shawabi.
(Penulis adalah Pakar Ilmu Manajemen/Guru Besar UIN SGD Bandung)