SERVANT LEADERSHIP: Paradigma Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer

Oleh: A.Rusdiana

Pemimpin memiliki peran strategis dalam kelangsungan organisasi melalui upaya menggerakkan segenap personil, sesuai tanggungjawab yang diembannya, terlebih ketika dihadapkan pada kemajuan dan perubahan dewasa ini semakin memposisikan pentingnya peran aktif meningkatkan kualitas layanan. Salah satu model kepemimpinan kontemporer yang mendukung terciptanya layanan yang berkualitas, melalui pemimpin yang melayani dengan (servant leadership).

Servant leadership merupakan model kepemimpinan yang memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai pendidikan. Spirit yang mendasari servant leadership menekankan pada upaya memberdayakan dan mengembangkan keberadaan seluruh anggota/pengikut yang dipimpinnya. Hoy dan Miskel (2014) menyatakan bahwa peran sebagai pemimpin pengabdi (servant leadership) memiliki skor yang tinggi dalam bekerja, oleh karena servant leadership menginspirasi, mempermudah dan mendorong para guru serta menjadi model perilaku yang menentang status quo. Servant leadership menawarkan potensi aspek perilaku pemimpin yang bermanfaat, oleh karena itu Lembaga pendidikan merupakan organisasi jasa yang memiliki pengaruh melampaui organisasi itu sendiri. Artinya nilai servant leadership jika diterapkan oleh pemimpin dalam lembaga pendidikan tentunya akan berpotensi positif.

Yenming, Tzu-B.F,(2012), memandang kepemimpinan sejati seperti servant leadership memiliki beberapa makna filosofis: pertama; filosofi dengan motivasi dasar adalah membantu orang lain, tak dapat dilepaskan dari adanya kesadaran bahwa ada kebutuhan manusia untuk membantu dan melayani. Sebagai pemimpin berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi yang harmonis guna membina dan menggembangkan kerja sama antar personal, agar secara bersama dapat bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan malaksanakan tugas masing-masing.

Kedua; filosofi Servant leadership; pemimpin organisasi memiliki posisi yang signifikan bagi kelangsungan atau keberhasilan dalam memberikan layanan yang bermutu terhadap kegiatan pembelajaran. Layanan tersebut diawali dengan pemberian diri untuk melayani, oleh karena model kepemimpinan melayani servant leadership megusung slogan: “yang pertama melayani kemudian memimpin” (Crippen&Jesssica,2019), hal tersebut menunjukkan dasar servant leadership kepemimpinan yang tampak berbeda, sebab servant leadership membalik piramida pemimpin berada di bawah untuk mendukung.

KetigaServant leadership sarat dengan esensi filosofi pendidikan serta menjawab harapan kontemporer di era post-modernisme terlebih dikarenakan bersinggungan dengan semangat pendidikan asih, asah, asuh.

Di samping ketiga filosofi, di atas, Servant leadership memiliki keunikan yang membedakan dengan jenis kepemimpinan lainnya. Kent dalam (Salam 2017), menyatakan bahwa; servant leadership, memiliki: (1) Komponen moral, artinya moral menjadi bagian yang terintegral sebagai identitas pemimpin dan ditransfer/ditularkan kepada bawahannya/pengikutnya; (2) Fokus layanan terhadap bawahan, artinya pemimpin memberi perhatian bagi perbaikan, peningkatan dan pencapaian kinerja ribadi bawahan dan bukan sekedar untuk kepentingan organisasi; (3) Perhatian kepada kesuksesan semua stakeholder, artinya pemimpin organisasi memandang bahwa keberhasilan organisasi tak lepas dari segala komponen internal maupun eksternal yang terkait  dengan organisasi seperti: karyawan, pelanggan, mitra usaha maupun masyarakat;

Servant leadership, dikonsepsikan sebagai upaya menghindari profil pemimpin yang angkuh. Pemimpin yang mengusung model servant leadership memberi keterbukaan untuk segenap anggotanya maupun organisasi yang dipimpinnya berpartisipasi aktif dan kreatif  serta membangkitkan motivasi yang besar bagi pegawainya untuk bekerja serta melibatkan hati mereka dalam misi dan tujuan organisasi. Bukankah? Kemajuan dan kualitas organisasi tak dapat dipisahkan dengan kinerja pemimpin yang menjalankan tugas kepemimpinannya, menggunakan model dan pendekatan kepemimpinan yang tepat sesuai dengan filosofi kependidikan di Indonesia terlebih dalam konteks kekinian. Model kepemimpinan servant leadership direferensikan sebagai salah satu model yang tepat untuk diterapkan di lembanga Pendidikan. Wallahualam Bissawab.

 

POROFIL PENULIS

Prof. H. A. Rusdiana, MM., Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Lahir di Ciamis pada tanggal 21 April 1961, Ia adalah   anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Sukarta (Alm), dengan Ibu Junirah. Sejak kecil mengikuti orang tua di Dusun Puhun Desa Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis. Tamat Sekolah Dasar di SD Cinyasag I, tahun 1975. Madrasah Tsanawiyah di Panawangan Ciamis lulus tahun 1979, Madrasah Aliyah Bandung, S-1 Jurusan Dakwah Fakutas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1987, S-2 Magister Manajemen (IMMI) Jakarta tahun 2002. dan S-3 Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung, tahun 2012.  Sesuai dengan moto hidupnya “belajar dan mengabdi” sebagai tenaga pendidik pada Pasca Sarjana dan S-1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung. Mengapu mata kuliah Manajemen Organisasi Lembaga Pendidika; Manajemen Sistem Informasi Manajemen Pendidikan; Intership Manajemen Pendidikan; Manajemen Strategik Pendidikan; Kebijakan Pendidikan; Manajemen Kantor; Etika Komunikasi Organisasi Pendidikan. Sampai saat ini Ia telah menulis Karya Ilimiah; tidak kurang dari sepuluh (10) buku ajar, lima (5) buku Monoghraf dan empatpuluh (40) buku teks. Penelitian tidak kurang dari 17 Judul. Telah menulis  40 Jurnal: (16 Junal Internasional dan 24 Jurnal Nasional). Semua karya tersebut dapat di akses melalui:

Disamping itu, tak luput dari pengabdian kepada masyarakat mendirikan dan membina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta  garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya  tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kec.Panawangan Kab. Ciamis.***

Total
0
Shares
Previous Article

Bagikan Door Prize Kepada Anggotanya, Ini Harapan Kapolres Tuban

Next Article

Teknologi Digital bank bjb Makin Komprehensif

Related Posts