Di Depan Mahasiswa FISIP UIN Walisongo, Ketua Komite I DPD RI Paparkan Tantangan Demokrasi Indonesia

Semarang – ekpos.com – Ketua komite 1 DPD RI, Fachrul Razi, M.IP jabarkan tantangan demokrasi Indonesia dalam kegiatan pelantikan Organisasi Mahasiswa (ormawa) Fisip UIN Walisongo dan seminar nasional yang mengusung tema “organisasi mahasiswa sebagai pilar kolaboratif, dialektis, dan adaptif dalam mewujudkan civitas academica yang unggul” yang digelar di kampus Fisip UIN Walisongo Semarang, pada Rabu (2/3/2022).

Di depan mahasiswa jurusan Ilmu Politik dan Sosiologi Fisip UIN Walisongo, Fachrul razi menjelaskan bahwa, demokrasi ibarat sebagai pisau yang bisa digunakan untuk memotong kue atau membunuh orang, tergantung siapa yang memegangnya.

“Demokrasi pada dasarnya merupakan sistem yang bagus karena dapat mengakomodir masukan dari berbagai pihak dalam upaya mewujudkan kemajuan bangsa, namun disisi lain demokrasi ibarat pisau yang bisa digunakan untuk memotong kue atau membunuh manusia, semua itu tergantung siapa yang menguasai pisau tersebut,” paparnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa, saat ini terdapat beberapa tantangan terhadap demokrasi Indonesia yang harus dihadapi. “Oligarki politik, dinasiti politik, mahar politik, patriartki politik, abuse of power, dan carracter assasination, merupakan beberapa tantangan demokrasi indonesia yang harus dilawan,” tegasnya.

Saat ini demokrasi masih di anggap sebagai sistem politik yang maju, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak celah dalam proses berjalan nya demokrasi khususnya di Indonesia.

Fachrul menegaskan bahwa, mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga arah demokrasi di Indonesia agar berjalan dengan baik. “Mahasiswa sebagai generasi muda yang melek terhadap teknologi, yang tidak mudah untuk dimobilisasi dan mempunyai sifat yang idealis memiliki peran penting untuk ikut berpartisipasi mengawasi dan bersuara lantang menolak praktek-praktek yang dapat menggerus demokrasi Indonesia,” pungkasnya.

Di akhir pemaparan, Fachrul Razi mengingatkan bahwa, mahasiswa jangan sampai hanya menjadi penonton atau pengikut dalam politik, namun mahasiswa harus menjadi leader atau pemimpin dalam politik. “Sebagai generasi muda, mahasiswa harus menjadi leader, jangan hanya sebagai follower atau watcher politik semata,” tutupnya. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Mochtar Mohamad: Partai Pencetus Penundaan Pemilu, Berpotensi Turbelensi Pencapresan dan Legislatif

Next Article

Permudah Akses Jalan Kebun, Kopda Rievo Ajak Warga Gotong Royong

Related Posts