BANDUNG, Ekpos.Com >> Sebagai tindak lanjut Memorandum Of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dengan Pemerintah Kota Toyota Jepang, sedikitnya 13 warga Kota Bandung siap bekerja di Tokyo Jepang.
Pekerjaan sebagai ‘care worker’ atau perawat lansia yang ada di rumah sakit daerah di Kota Toyota tersebut, akan ditempatkan di beberapa pelayanan kesehatan yang disebar di kota Toyota seperti Gunma, Shiga, Fukuoka, Nigata hingga Kagoshima.
Para perawat lansiatersebut merupakan lulusan Poltekkes Kemenkes Bandung, SMKN 15 Bandung, SMK Madani Bandung, Stikes Aisyiyah Bandung, SMK ICB Cinta Teknika, Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit. SMK Bhakti Kencana dan Universitas Padjadjaran.
Perusahaan yang akan menaungi para pekerja tersebut yaitu Medical Corporation Yuhokai, Social Welfare Corporation Yotsubakai, Social Welfare Corporation Djunkai, Social Welfare Corporation Mokuseikai, Cedar Co. LTD, Pine Co., LTD, Social Welfare Corporation Chuetsuro, Social Welfare Corporation Shuho Kai.
Mereka akan berangkat dalam waktu dekat, 25 Maret 2022 hingga bulan April mendatang.
“Atas nama Pemkot Bandung saya apresiasi kegiatan ini mudah-mudahan bisa terlaksana. Lebih sering dan banyak peserta melakukan magang juga bekerja di Jepang maupun negara lain,” jelas Plt. Walikota Bandung Yanan Mulyana di Balai Kota Bandung, Jumat (18/3/2022).
Yana berpesan kepada para perawat agar mampu bekerja dengan baik. Juga menjaga nama baik Kota Bandung. Karena para perawat ini sebagai duta Kota Bandung di Jepang.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Arief Syaifudin menerangkan, program ini merupakan tindak lanjut MoU bersama Toyota city dengan Pemkot Bandung. Pemkot Bandung menyiapkan perawat lansia untuk diberangkatkan ke Kota Toyota.
“Pada tahun 2020 program pelatihan bahasa dan budaya Jepang. Pada saat itu kami rekrut dari kursus beberapa lulusan SMK, D3 dan S1 keperawatan,” tambanya.
Untuk gaji, sekitar Rp 15-25 juta per bulannya. Jika para peserta lulus ujian nasional di Jepang otomatis berlanjut.
“Kegiatan MoU ini punya waktu 5 tahun. Pendapatan para pekerja ini tahun pertama Rp 15 juta, tahun berikutnya Rp 20 juta hingga Rp 25 juta,” pungkasnya.
Salah satu peserta yang akan berangkat, Endah Permatasari (26) merasa bersyukur terpilih untuk bekerja di Jepang.
“Saya lulus D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung. Alhamdulilah dari Disnaker Kota Bandung bisa memberikan pekerjaan di Jepang. Saya sekitar 3 tahun lamanya disana mengurus lansia,” katanya singkat.
Akomodasi tiket dan tempat tinggal difasilitasi pihak Jepang. ***