BANDUNG, Ekpos.Com >> Atasi kemacetan di Bundaran Cibiru yang semakin meningkat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali seriusi pembangunan underpass sebagai pengganti bundaran Cibiru.
‘Kebutuhan anggarannya memang besar, lebih dari Rp200 miliar. Apabila hanya dari Pemkot Bandung saja, tak akan sanggup, jadi kami sangat butuh dorongan dari pemprov, Jabar,’ ungkap Yana.
Dia berharap, dengan pembangunan underpass ini bisa mendukung program percepatan lalu lintas lainnya di Kota Bandung, seperti Bus Rapid Transit (BTR) dan Light Rail Transit (LRT) yang mulai digarap tahun 2022.
‘Saya harap, ini menjadi ikhtiar kita untuk bisa memberikan pelayanan transportasi dan lalu lintas yang lebih baik lagi bagi masyarakat,’ tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Koswara Hanafi mengatakan, pembangunan akan mulai berjalan tahun 2023. Pihaknya telah berdiskusi dengan Pemkot Bandung untuk merealisasikan proyek underpass ini.
‘Untuk underpass sudah masuk dalam usulan pembangunan 2023. DED (detailed engineering design) sudah dibuatkan Pemkot Bandung, sehingga kontruksinya nanti bantuan dari provinsi,’ katanya Jumat (25/3/2022).
Koswara juga menilai, jika kepadatan lalu lintas Cibiru saat ini sudah tidak bisa tertangani dengan skema bundaran. Sehingga perlu ditindak lanjut dengan underpass.
‘Kalau dengan volume kendaraan yang sekarang, bundaran sudah tidak efektif, makanya harus dibikin underpass. Bundaran itu efektif jika volume kendaraan masih memungkinkan enak untuk merging (bergabungnya arus kendaraan),’ paparnya.
Lampu hijau pembangunan underpass dari pemerintah provinsi menjadi angin segar untuk Pemkot Bandung.
Dalam DED, rencananya underpass Cibiru akan memiliki panjang total 910 meter, dengan bagian terowongan sepanjang 118 meter. Bagian terbuka di sisi kiri 58 meter dan sisi kanan 466 meter. ***