Demak – ekpos.com – Petani di wilayah Desa Margohayu, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak terancam mengalami gagal panen setelah irigasi yang mengalirkan air ke sawah dan ladang mereka jebol sejak Senin lalu.
Hal ini dibenarkan oleh Kasran, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Margohayu, Minggu (28/3/2022).
“Njih Niki tanggule mpun ambrol sejak Senin, jika mboten cepet diatasi mangkeh Saget dadi rowo- rowo, sawah do ilang tergerus air ke sungai, ngeri poko’e,” kata Kasran yang juga Kadus Curug.
Untuk itu, dia dan ratusan petani berharap, agar Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait, bisa secepatnya mengatasi.
“Kalau tidak segera diatasi, ratusan hektar sawah dan ladang bisa gagal panen, apalagi saat ini tanaman palawija dan buah lagi pentil,” tambahnya.
Senada disampaikan oleh Asrori Kepala Desa Margohayu melalui Sekdes, Azis Imron yang turut memantau ke lokasi.
“Saluran Air yang jebol sejak Senin, 21-Maret merupakan satu-satunya saluran irigasi Sekunder atau Induk dari Bendungan Girikusumo, maka harus secepatnya diatasi secara menyeluruh dan permanen, kalau hanya ditambak menggunakan sak berisi tanah, saat air besar akan jebol lagi,” kata Azis Imron.
“Untuk itu” pihaknya berharap dinas terkait bisa segera turun tangan,” pungkas Azis.
*PERLU EMERGENCY RESPONSE LINTAS SEKTOR*
Salah satu tokoh masyarakat, Noor Salim yang turut hadir ke lokasi jebolnya tanggul irigasi, mengatakan bahwa, jebolnya tanggul irigasi yang merusak persawahan dan berpotensi menimbulkan kerugian bidang pangan, perlu gerak cepat dalam penangananya.
“Dibutuhkan kolaborasi Emergency Response lintas instansi, misalnya PSDA, Dinas Pertanian, BPBD. Oleh karenanya berharap Bupati segera mengundang pihak pihak tersebut,” kata Salim yang juga mantan Ketua BPD Desa Margohayu.
Lebih lanjut Salim mengatakan, jebolnya tanggul yang mencapai 15 meter dan kerusakan kanal hingga seratus meter lebih, mengakibatkan sawah disekitar ambrol tergerus ke sungai dan membentuk Sungai baru dengan kedalaman 3 meter lebih, lebar 4 meter. “Ini sungguh merupakan bencana Alam yang serius, maka perlu penanganan serius pula,” pungkasnya.
Menurut informasi, kejadian ini sudah dilaporkan ke Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air, namun hanya akan dibantu Sak karung untuk diisi tanah guna menambal sementara.
Saat berita ini diturunkan, warga petani terus melakukan gotong-royong menambak tanggul dengan memancang bambu ditutup dengan tanah kerukan disekitar. (Red).