BAGAIMANA AGAR MENDAPAT PAHALA BERPUASA? Inilah Jawabannya…

Oleh: Ahmad Rusdiana.

(Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Bulan Ramadan adalah momen  yang ditunggu-tunggu oleh para umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini adalah bulan penuh keberkahan di mana setiap ibadah dan amal baik yang dilakukan pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, bulan ini tidak boleh dilewatkan dengan begitu saja. Ini adalah waktunya untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya demi dunia akhirat nanti. Apa saja yang kegiatan yang bisa menjadi pahala di bulan Ramadan?

Orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur. Orang berpuasa dikatakan yang sedangan berjihad mendapatkan keridlaan Allah swt., di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do’anya. Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu: (1) Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa. (2) Jihad pada malam hari dengan shalat malam. Ibnu Rajab, dalam kitabnya Lathaa’iful Ma ‘arif, berpesan “Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung”. Untuk dapat menyikapi dan merasakan hikmah-hikmah tersebut, tentunya dengan menjaga dan memelihara tata cara berpuasa dari hal-hal yang dapat mengurangi dan membatalkan nilai-nilai ibadah.

Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: “Berapa banyak orang orang yang melakukan ibadah puasa hanya yang ia peroleh adalah kelaparan dan kehausan.” Selanjutnya dalam hadis qudsi, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia (seorang hamba) telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

Pertama; Menjauhkan diri sesuatu yang merusakkan ibadah puasa itu sendiri;

Kedua; Menghindarkan dari hal-hal yang menghilangkan nilai atau pahala ibadah puasa, seperti mencaci orang, mengupat, mencela, memaki dan lain sebagainya.

Ketiga; Mengurangi tidur di siang hari, karena kalau kita tidur untuk tidak merasakan keletihan berpuasa, berarti kita tidak akan merasakan salah satu dari hikmah puasa itu;

Keempat; Membatasi diri dari sifat-sifat amarah dan emosinal;

Kelima; Memelihara pancaindra atau anggota badan, seperti telinga, mata, hidung, lidah dan sebagainya;

Keenam: Memperbanyak amaliyah Ramadhan selama bulan Ramadhan ini, antara lain memperbanyak membaca Alquran, bersedekah dan memberi bantuan lainnya. “Sesungguhnya sadaqah itut menolak dan menjauhkan dari penyakit penyakit dan malapetaka.” (al-Hadis);

Kedelapan; Menghidupkan malam dengan shalat malam dan shalat terawih;

Kesembilan; Melakukan iktikaf pada malam-malam sepuluh Ramadhan yang akhir sebagaimana kerap dilakukan Rasulullah saw sebagaimana disebutkan dalam satu hadisnya: “Apabila mulai sepuluh malam akhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw beribadat terus diwaktu malam, membangunkan keluarganya dan melakukakn iktikaf

Kesepuluh;menghidupkannyam alam Qadar, yaitu berusaha beribadat diwaktu malam mengharapkan memperoleh malam Qadar.

Cara menambah pahala di bulan Ramadhan tentu dapat dilakukan dengan melakukan seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan dengan lengkap dan sempurna dengan niat ikhlas karena Allah, jangan sampai melakukannya karena duniawi seperti ingin dipuji manusia atau agar disukai oleh orang lain. setiap mukmin harus berusaha agar mendapat pahala maksimal selama bulan Ramadhan. “Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya.

Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini munkar seperti dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah no. 870).

(Wallahu A’lam Bishowab)

PENULIS :

Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikn UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q=buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id.***red

 

 

Total
0
Shares
Previous Article

Pangdam IV/Diponegoro Pimpin Sertijab Pejabat Utama Dan Laporan Korp Raport Kenaikan Pangkat Pamen

Next Article

Ketua DPD RI Ajak Masyarakat Jatim Awasi Penyaluran Solar Bersubsidi

Related Posts