PUASA RAMADHAN: Membentuk Kesalehan Sosial

Oleh: Ahmad Rusdiana, (Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

KEUTAMAAN puasa pada fase sepuluh awal Ramadhan adalah rahmat. “rahmat atas karunia dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita sebagai hambahNya”. harus pandai bersyukur dengan segala karunia kesehatan, kesejahteraan, dan kekuatan yang diberikan Allah salah satunya adalah untuk meningkat ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda: “Adalah bulan Ramadan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka” (HR. Baihaqi).

Hadits yang sering disampaikan para penceramah di awal Ramadan itu, menjelaskan tentang keutamaan menjalankan ibadah puasa yang di dalamnya ada salat tarawih, tadarus dan berbagai amalan lainnya. Para ulama membagi keutamaan itu terbagi menjadi tiga, awal artinya 10 hari pertama yaitu hari ke-1 hingga 10, pertengahan yaitu hari ke-11 hingga 20, kemudian akhir yakni hari ke-21 hingga 30. Maka dari itu, pada 10 hari pertama di awal Ramadan Allah SWT memberikan keistimewaan dengan dibukakan pintu rahmat yang sebesar-besarnya. Tujuan agar menjadi muslim yang bertakwa. Kata takwa tentu mencakupi berbagai kebaikan yang dilakukan. Termasuk dalam aktivitas pekerjaan setiap individu yang menuntut profesionalisme dan kesalehan sosial. Maka dari itu dalam ibadah puasa, setidaknya ada tiga nilai pokok:

Pertama ; adanya sikap kritis dan peduli terhadap lingkungan sosial; Sesugguhnya, orang yang menjalankan ibadah puasa dilatih dan dibiasakan untuk bersikap “kritis” ketika melihat semua fenomena kehidupan yang sedang berjalan dan terjadi dalarn masyarakat luas. Jika seseorang terlatih untuk bersikap kritis dan introspektif diharapkan akan timbul kekuatan dan keberanian moral untuk melakukan koreksi dan tindakan perbaikan terhadap keadaan lingkungan sekitar.

Tindakan koreksi dan perbaikan adalah simbol rasa memiliki dan sekaligus rasa peduli seseorang terhadap lingkungan sekitar. Pada gilirannya, sikap kritis tersebut dapat disemaikan kepada orang lain, teman seprofesi, seagama, sejawat penyelenggara negara. Tindakan berkelanjutan ini diharapkan akan berujung pada terbentuknya gerakan masyarakat peduli (care society) lingkungan alam.

Kedua; adanya keterkaitan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial; Kesalehan individual kadang disebut juga dengan kesalehan ritual. Karena lebih menekankan dan mementingkan pelaksanaan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat, haji, zikir, dst. Sedangkan “Kesalehan Sosial” menunjuk pada perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai islami, yang bersifat sosial. Bersikap santun pada orang lain, suka menolong, sangat concern terhadap masalah-masalah ummat, memperhatikan dan menghargai hak sesama; mampu berpikir berdasarkan perspektif orang lain, mampu berempati, artinya mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan seterusnya.

Dalam Islam, sebenarnya kedua corak kesalehan itu merupakan suatu kemestian yang tak usah ditawar. Keduanya harus dimiliki seorang Muslim, baik kesalehan individual maupun kesalehan sosial. Agama mengajarkan “Udkhuluu fis silmi kaffah !” bahwa kesalehan dalam Islam mestilah secara total !”. Karena itu, kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari seperti ibadah ritualnya shalat dan puasanyanya, tetapi juga dilihat dari output sosialnya/nilai-nilai dan perilaku sosialnya: berupa kasih sayang pada sesama, sikap demokratis, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh kesantunan, harmonis dengan orang lain, memberi dan membantu sesama. Dalam sebuah hadis dikisahkan, bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita tentang seorang yang rajin shalat di malam hari dan puasa di siang hari, tetapi lidahnya menyakiti tetangganya. Apa komentar nabi tentang dia, singkat saja, “Ia di neraka.”Kata nabi. Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup. Ibadah ritual mesti dibarengi dengan kesalehan sosial.

Dalam hadis lain diceritakan, bahwa seorang sahabat pernah memuji kesalehan orang lain di depan Nabi. Nabi bertanya, “Mengapa ia kau sebut sangat saleh?” tanya Nabi. Sahabat itu menjawab, “Soalnya, tiap saya masuk masjid ini dia sudah salat dengan khusyuk dan tiap saya sudah pulang, dia masih saja khusyuk berdoa.”

Ketiga; mampu melahirkan jiwa yang kreatif dan inovatif; Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata ‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan. Bukankah kita semua termasuk di dalamnya? Islam mengajarkan manusia ”..Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d, [13]:11).

(Wallau A’lam Bishowab)

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id.***rie

Total
0
Shares
Previous Article

Koleksi Karya Dua Desainer Najua Yanti dan Chaera Lee, Turut Meriahkan Bekasi Sharia Festival 2022

Next Article

Dukung Industri Fashion, Vermindo Internasional Menjadi Salah Satu Sponsor Bekasi Sharia Festival 2022

Related Posts