Oleh: Ahmad Rusdiana, (Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Setiap bulan Ramadhan ada dua peristiwa besar yang menjadi catatan sejarah. Pertama; Malam 17 Ramadhan 1443 H/19 April 2022, sebagai momen diturunkannya Al-Qur’an (nuzulul quran). Ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, esensinya perintah Iqra’ /membaca; اِقْرَأْ بِاسْمِ الَّذِيْ خَلَقَۚ” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan” (QS. Al-Alaq [96]:1). Kedua; secara nasional bangsa Indonesia pada tanggal 21 April 2022. telah mendorong hari lahirnya pahlawan Nasional RA Kartini. Salah satu Esensi pemikiran RA Kartini. “dengan membaca dapat membuka wawasan pengetahuannya, dan menulis menuangkan ide/gagasan/pemikiran, agar diketahui orang lain.
Perintah Allah SWT yang pertama kali disyariatkan kepada Baginda Rasulullah SAW adalah membaca. Iqra’ artinya membaca. Al Quran artinya bacaan. Qari atau qaria artinya pembaca. Qari artinya pembaca lelaki. Qariah artinya pembaca wanita. Qiraatul quran artinya membaca Al Quran. Coba kita kenang kembali saat pertama kali kita belajar Al Quran waktu kecil. Kita mulai belajar Al Quran dengan belajar Iqra’. Iqra’ 1-6. Setelah kita mengenal huruf hijaiyyah, kita belajar Iqra’ sebelum kita membaca Al Quran. Allah SWT mensyariatkan perintah membaca kepada Baginda Rasulullah SAW melalui Malaikat Jibril. Surat Al Alaq dimulai dengan kata ” Iqra’ “.
Perhatikan Firman Allah SWT surah Al Alaq 1-5; yang barusan khorib baca. Terdapat beberapa barisan di surah Al Alaq #1-#5. Kata “ Iqra’ ” diucapkan 2x. perintah baca dikatakan 2x. Kata “’ allama ” yg artinya diucapkan 2x. Kata “ Rabb ” juga diucapkan 2x. Kata “ khalaq ” yg menciptakan diucapkan 2x. Setelah perintah membaca diturunkan, kemudian perintah menulis juga diturunkan.
Betapa pentingnya membaca dalam kehidupan. Ada empat hal yang perlu difahami terkait pentingnya membangun tradisi membaca. Yakni :
Pertama; Perintah membaca seumur hidup. Membaca tidak selalu membaca buku, koran, majalah, tabloid. Bila kita menempuh perjalanan dari Jakarta ke Padang, kita membaca peta, GPS, rambu lalu lintas. Kita baca speedo meter dapat mengetahui kecepatan, kondisi bensin. Bila ada tanda pom bensin, kita berhenti isi bensin. Bila kita ketemu masjid, kita berhenti untuk sholat di masjid. Bila kita membeli ipad, kita baca buku manual operasinya. Kita beli netbook HP, baru, kita baca buku manual petunjuk penggunaan. Dalam sholat kita baca bacaan sholat. Zikir dan doa, kita baca doa. Artis sebelum shooting film, baca skenario cerita, baca dialog film dulu. Penyiar berita membacakan berita. Ustadz sebelum ceramah, khutbah sebelum tampil di mimbar membaca banyak buku referensi agama, Al Quran, kitab kuning, kitab fiqh, aqidah, kitab riyadhus sholihin, buku hadits. Di Masjid juga suka disediakan buletin dakwah ketika Jumatan. Buletin dakwah itu untuk bacaan sambil menunggu datangnya waktu Jumatan.
Kedua: Dengan membaca dapat membuka wawasan pengetahuannya,menulis menuangkan ide/gagasan/pemikiran, agar orang lain diketahui. Dengan pengetahuan itu manusia dapat ditingkakan derajatnya. Firman Allah SWT dalam Surat Mujadilah ayat 11; “….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Mujadilah [58]:11).
Ketiga: Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin canggih. Sudah barang tentu mempengaruhi dan mengubah kebiasaan. Dewasa ini, orang lebih suka mengakses internet. Sebenarnya itu juga membaca online. Internet menyediakan fasilitas e-book, online book, e-reading, online reading . Banyak aplikasi yg bisa di download di play store android. Orang Jepang lebih suka membaca daripada ngobrol. Orang Jepang lebih suka membaca daripada bergosip. Firman Allah SWT surah Az Zumar #9: ”….apakah sama orang yg tau dengan orang yg tidak tau? Sungguh hanya orang yang berakal sempurna yang dapat mengambil I’tibar” (QS. Az Zumar [39]:9).
Keemat: Di awal usia TK/RA, pertama kali kita belajar membaca. Membaca itu syarat masuk SD/Madrasah. Di TK kita belajar membaca, ujian membaca. Tujuannya membangkitkan minat anak untuk membaca. Perpustakaan di universitas memiliki fungsi lebih dominan untuk belajar, dan mengerjakan tugas, skripsi. Kita mencari buku literatur, refrensi untuk tugas, skripsi. Kita harus membaca buku refrensi, literatur, jurnal untuk mengerjakan skripsi. Kita harus cari bahan skripsi di internet. Di zaman dulu tahun 80-90an, ada ensiklopedia anak”. Anak” suka baca komik kartun anime Jepang, Doraemon, Shinchan, kobo chan, kungfu boy, dragon ball. Bila kita ke dokter, ke bengkel, di ruang tunggu yang disediakan bacaan, majalah, koran. Di lobby hotel, ada koran, majalah untuk bacaan di ruang tunggu. Orang yang gila membaca disebut kutu buku. pecinta berat”Harry Potter ” nonton “ Harry Potter ” ke bioskop, beli novel “ Harry Potter ”, baca novel “ Harry Potter ”. Relevan dengan Firman Allah SWT surah Fathir #28: “Di antara hamba” Allah SWT. yang takut kehadiratNya yakni para ulama” (QS. Fathir [35]:28). Wallahu A’lam Bishowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket ABC. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Kabupaten Panawangan. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana+shopee&source(3) https://play.google.com/store/books/author?id.*** rie