Oleh: Ahmad Rusdiana,( Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Malam Lailatul Qadar adalah satu malam istimewa yang terjadi pada bulan Ramadan. Pada malam lailatul qadar, Allah SWT menjanjikan akan membagikan keberkahan serta kemuliaan kepada umat-Nya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah agar bisa mendapatkan kebaikan dan keutamaan malam lailatul qadar. Firman Allah SWT., menegaskan bahwa: Malam lailatul qadar adalah malam keilmuan yang lebih baik seribu bulan. “Tanazzalul-malā’ikatu war-rụhu fīhā bi’iżni rabbihim, ming kulli amr” artinya; “pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” (QS. Al-Qadr [97]:4).
Selain menjelaskan keutamaan dari Lailatul Qadar, surat Al Qadr juga mengandung keutamaan bagi pembaca surat Al Qadr yang akan diberi pahala sama dengan yang berpuasa. Hal ini dapat disimak dalam salah satu hadits Rasulululah yang berbunyi; “Barang siapa membaca surat Al Qadr, ia akan diberi pahala sama dengan orang yang berpuasa dan menghidupkan malam Qadr (tidak tidur sepanjang malam dan mengisinya dengan ibadah dan amal shalih),” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 613). Selain itu, melansir tulisan Syaikh Abbas Al Qummi dalam buku Mafatih Al Jinan Jilid 1 Versi Bahasa Indonesia, sahabat Nabi SAW, Abu Bakar as-Shiddiq juga menyebutkan keutamaan bagi yang membaca surat Al Qadr dalam sholat fardhu 5 waktu.
Walaupun demikian, namun, Allah SWT merahasiakan kapan waktu pasti datangnya malam lailatul qadar?. Meski tak diketahui, terdapat sejumlah ciri-ciri malam lailatul qadar. Ciri-ciri ini dapat menjadi tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar yang banyak dinantikan umat Islam. Malam istimewa ini digambarkan sebagai “malam yang lebih baik dari seribu bulan”. Muhammad Adam Hussein (2015), dalam bukunya Sukses Berburu Lailatul Qadar; mendeskripsikan ciri-ciri datangnya malam lailatul qadar, diantaranya:
Pertama: Udara dan angin sekitar terasa tenang; Malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda bahwa malam lailatul qadar ditandai dengan udara dan angin yang tenang. “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan,”
Hadis lain dari Ibnu Abbas juga mengungkapkan makna yang sama meski memiliki perbedaan bunyi. “Malam Lailatul qadar adalah malam yang sejuk tidak panas dan tidak dingin, di pagi harinya cahaya mentarinya lembut dan berwarna merah,”.
Kedua hadis di atas menunjukkan suasana ketika malam lailatul qadar yakni dari malam hari hingga menjelang fajar.
Kedua: Pada malam hari langit nampak bersih; Ciri-ciri malam lailatul qadar kedua, adalah langit yang tampak bersih; Maksudnya, tidak tampak awan sedikit pun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin, dan tidak panas. Hal tersebut berdasarkan pada dalil hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dalam Mu’jam at-Thabari al-Kabir disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Malam lailatul qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak, dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas,” (Hadis riwayat Ahmad).
Ketiga: Terbit matahari tidak menyengat; Ciri-ciri malam lailatul qadar lainnya adalah matahari yang tidak menyengat. dijelaskan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW; “Dari Ubaiy bin Ka’ab, Rasulullah bersabda, ‘Pagi hari dari malam lailatul qadar terbit matahari tidak menyengat bagaikan bejana, sampai meninggi,’”(Hadis riwayat Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud)
Keempat: Malaikat turun membawa ketenangan; Di malam lailatul qadar, malaikat bakal turun ke bumi membawa ketenangan tersebut bagi orang-orang yang beriman. Allah SWT, berfirman: …”malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (selueuh malam itu), sejahtera sampai terbit fajar” (QS. Al Qadar [97]:1-5).
Kelima: Terjadi pada malam ganjil; Malam lailatul qadar terjadi pada malam ganjil sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan yakni di antara malam ke-21,23,25,27,dan 29. Sejumlah ulama berpendapat setiap umat Islam yang ingin mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar sebaiknya beribadah dengan tekun tanpa harus mencari ciri-ciri malam lailatul qadar. Keutamaan malam lailatul qadar bakal diberikan kepada setiap orang terpilih yang beribadah dengan sungguh-sungguh.
Jelasnya pada malam lailatul qadar, Allah SWT menjanjikan akan membagikan keberkahan serta kemuliaan kepada umat-Nya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah agar bisa mendapatkan kebaikan dan keutamaan malam lailatul qadar. Oleh karena itu, perbanyaklah ibadah di bulan Ramadan, terutama pada 10 hari terakhir. Tingkatkan pula ibadah sunah dengan berzikir, membaca Alquran, salat sunah, bersedekah, membaca salawat nabi, dan sebagainya.
(Wallahu A’lam Bishowab)
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/