Oleh : Ahmad Rusdiana, (Guru Besar Manajemen Pendidikan, UIN SGD Bandung)
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H. “Mohon Maaf Lahir dan Batin” Menjadi ungkapan lazim diucapkan keluarga, sahabat handai tolan pada hari yang fitri ini. Hari ini semua kita sempurnakan dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT. Rasa syukur yang diwujudkan dengan Takbir,Tasbih dan Tahmid Walitukmilul ‘iddata walitukabbirullaha ‘ala ma hadakum wala’allakum tasykurun. Takbir Allahu akbar karena tak ada yang lebih besar dan agung selain daripada Allah SWT. Bahkan tak ada keagungan apapun selainnya semua kemuliaan dari-Nya. Tasbih subhanallah karena kesucian dan kesempurnaan hanya baginya sedangkan kita adalah makhluk-Nya dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Tahmid alhamdulillah karena kebaikan sampai kepada kita semata karena kehendak dan kuasa-Nya La haula wala quwata illa billah.
Terlepas dari itu, yang harus dijadikan pertanyaan Selanjutnya apa setelah Ramadhan? Lalu apa setelah Ramadhan? Bagaimana syawal kita? dzul qa’dah dzul hijjah dan seterusnya?
Dari itulah, sejatinya berhari raya adalah bertambah taat bukan berbangga dengan suka cita sesaat. Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dengan baik dan bekerja didunia untuk kehidupan selanjutnya, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya sambil ber harap kepada Allah tanpa taubat dan istigfar”.
Persoalan selanjutnya, Bagaimana membangun rangkaian amal di masa depan setelah Puasa ramadhan dan Idul Fitri?
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dan dilaksanakan yakni:
Pertama; Iman dan Keyakinan. Kokohkan iman kita kepada Allah SWT, bersihkan, murnikan tauhid kita karena itu merupakan pangkal dan pusat segenap kebaikan dan kemuliayaan. La ilahaillallah muhammadurrasululah tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah. Itulah sahadat yang mebuka seluruh ruang kebaikan membebaskan manusia dari belenggu kesesatan menghadirkan kemuliaan dalam kehidupan Rasulullah yang mulia menyampaikan hadis qudsi Allah SWT berfirman “Ucapan tauhid adalah bentengku, siapa saja yang masuk kedalamnya niscaya selamat dari azabku”. Itulah ucapan yang menjadi energi terbesar dalam perjalanan umat manusia dalam bentang sejarah yang panjang, mengeluarkan manusia dari kegelapan akibat kekufuran dan kebodohan menuju cahaya iman dan ilmu pengetahuan.
Kedua; Amal dan Karya Nyata, disinilah iman mendapatkan batu ujinya, sekitar 360 kali kata amal yang berarti kerja dan karya disebut dalam Alquran dan 69 kali diantaranya disebut bersamaan dengan iman Innallazina amanu waamilushalihat. Hal ini menunjukkan hubungan tak terpisahkan antara keimanan dan amal perbuatan. Seorang mesti diuji oleh Allah melalui hidup di dunia, ujian itu letaknya disini dan di dunia saat ini.
Dikarenakan dunia yang fana ini. sangat berharga karena hanya dengan lulus dalam kehidupan dunia seorang muslim akan dapat kemulian di akhirat. Lulus didunia manakala mampu menghadirkan amal shalih di dalam kehidupan yaitu amal perbuatan yang memenuhi keriteria-kriteria berikut:
Kriteria pertama Ilahiyah adalah pondasi dari semuannya, dengan adanya landasan iman perbuatan memiliki dimensi ukhrawi, perbuatan yang diorientasikan sebagai ibadah dilaksanakan karena pancaran iman di dada kelak di akhirat itulah perbuatan yang akan hadir menjadi pembela kita di hadapan Allah SWT. Nilai ilahiyah juga berarti bahwa perbuatan itu mampu mendekatkan diri kita kepada Allah mengingatnya setiap saat mengokohkan keyakinan kita kepadanya dan menyadarkan kita bahwa akhirnya kita semua akan kembali kepadanya, Ala ilallahi tasiral umur ketahuilah kepada Allahlah kembali semua urusan (Asyra: 53). Homemade porn https://www.amateurest.com/ USA.
Kriteria kedua yaitu Insaniayah juga sangat penting, amal perbuatan kita itu harus memiliki dimensi kemaslahatan dan kemanfaatan bagi manusia termasuk di dalamnya lingkungan masarakat, bangsa dan negara. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain artinya kebaikan yang paling tinggi nilainya adalah yang memberi manfaat bagi manusia, sebaliknya perbuatan yang paling buruk adalah perbuatan yang merugikan dan membebani orang lain. (selanjutnya dalam hadis yang diriwayatkan oleh Attabrani).
Kriteria ketiga Akhlaqiyah, Dalam islam (1) yang mulia ini adalah akhlak yang utama, ada standar nilai yang menjadi ukuran dan pedoman dalam beramal dan mengisi kehidupan tujuan yang mulia harus ditempuh dengan jalan yang mulia. (2) Dalam islam mencapai tujuan tidak di perbolehkan dengan menghalalkan segala cara.
Akhirrnya: Mari kita jadikan Ramadhan yang baru usai dan Hari raya Idul Fitri 1443 sebagai Muqaddimah pembuka dan penghantar halaman pertama dari rangkaian amal yang lebih baik, inilah tugas kita sejak saat ini detik ini hingga akhir hayat kita. Semoga Allah memanjangkan umur kita semua dalam kebaikan dan ketaatan, Aamin. Tugas kita kedepan adalah mengisi waktu yang tersisa dalam hidup kita hari-hari mendatang yang kita sebut dengan masa depan dengan sebaik-baik amal dan perbuatan.
(Wallahu A’lam Bishowab).
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M