Oleh: Ahmad Rusdiana
Proses perubahan generasi dalam kehidupan dunia merupakan sunnatullah, manusia dilahirkan, kemudian menjadi remaja, menjadi orangtua, dan kelak menjadi orang lanjut usia. Akan menjadi orangtua, bahkan akan menjadi orang yang lanjut usia jika ajal tidak menjemput kita. Penuaan adalah proses dimana umur seseorang bertambah dan mengalami perubahan. Semakin bertambahnya umur maka fungsi organ juga mengalami penurunan. Banyak factor yang dapat mempengaruhi terjadinya yaitu: (1) faktor genetik yang melibatkan perbaikan DNA, respon terhadap stres dan pertahanan terhadap antioksidan. (2) faktor lingkungan meliputi pemasukan kalori, berbagai macam penyakit dan stres dari luar, misalnya radiasi bahan kimiawi. Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi aktivitas metabolism sel yang menyebabkan stres oksidasi sehingga terjadinya kerusakan sel dan terjadinya proses penuaan (Sunaryo,et.al,2016).
Para Ahli, memaknai Lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process (Wahyudi,2008). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,2006 dalam Kholifah,2016). Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain (Kholifah,2016).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Aziz (1994) (dalam Linda, 2011) menjadi tiga kelompok yakni: (1) Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok baru memasuki lansia.(2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). (3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
World Health Organization (WHO, 2013), memandang lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun. Selanjunya (WHO), lansia dibagi menjadi 4 kriteria yaitu: (1) usia pertengahan (middle ege) dari umur 45-59 tahun, (2) lanjut usia (elderly) dari umur 60-74 tahun, (3) lanjut usia (old) dari umur 75-90 tahun dan (4) usia sangat tua (very old) ialah umur diatas 90 tahun.
Terlepas dari itu semua ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, diantaranya:
Pertama: Fase usia lanjut dalam perkembangan manusia adalah fase penurunan dari puncak keperkasaan manusia. Dari bayi berkembang menuju puncak kedewasaan dengan kekuatan fisik yang prima, lalu menurun sebagai kakek/nenek (usia lanjut). Hal ini dapat dipahami dari perjalanan hidup manusia sebagaimana Firman Allah: …..sampai tua, diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)”(QS.Gafir[40]: 67).
Kedua: Secara teoritis; Pada lansia: akan mengalami proses hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri secara perlahan sehingga tidak dapat mempertahankan tubuh dari infeksi dan tidak mampu memperbaiki jaringan yang rusak (Constantinides, dalam Sunaryo, 2106).
Ketiga; masuk fase lanjut usia, karena banyak yang harus kita siapkan baik secara dhohir maupun batin. Ditegaskan dalam Al-Qur’an”…barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadianya…(QS.Yasin[36]:68).
Tidak ada gunanya bagi orang lansia, merenungi nasib yang menderanya. Semuanya harus memanfaatkan usia yang diberikan Allah kepadanya untuk memperbanyak bekal dalam mengarungi kehidupan akherat yang baka, sesuai kesanggupan dan kemampuanya. Dan janganlah lupa, untuk selalu berdoa agar amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
Keempat; Sebagaimana manusia yang arif dan bijaksana tentunya kita tidak boleh lalai dengan urusan duniawi semata, terlebih bagi mereka yang sudah tidak ada gunanya bagi orang yang muda selalu menunda-nunda pelaksanaan tugas-tugasnya hanya untuk menunggu datangnya usia tua atau lansia.
Kelima: Islam, memandang penuaan adalah sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, mereka adalah harta, ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan, serta berbagai pengalamannya pun harus dimanfaatkan.
Untuk hal itu. penulis mengajak:
Pertama, muliakan orangtua kita, juga para lansia di antara kita, karena menurut Islam justru usia mereka adalah usia kematangan dalam banyak hal.
Kedua, manfaatkan usia pemberian Allah ini untuk digunakan sebanyak-banyaknya dalam melakukan kebaikan-kebaikan.
Ketiga,tidak menghardik dan menyia-nyiakan orang tua bagi yang muda.
Keempat, Berusaha menjadi orang-orang yang memiliki makna dan berguna terhadap keluarga dan masyarakat, bagi yang berusia tua.
Kelima, Memerankan orangtua/lansia sesuai dengan kemampuannya, bagi kita semua.
(Wallohu A’alam Bishowab)
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M