JAKARTA – Ekpos.com – Jenderal Dudung telah membawa pencerahan kepada umat beragama. Pernyataan ini disampaikan Pdt Gomar Gultom saat kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., ke Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pusat di Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022).
Kunjungan Jenderal Dudung tersebut untuk bersilaturahmi dengan Pengurus Majelis Pekerja Harian PGI, Sekretaris Eksekutif PGI dan Kepala Biro PGI. Jenderal Dudung juga bersilaturahmi dengan para Pendeta dari 95 gereja anggota PGI di seluruh Indonesia melalui video conference.
Kegiatan kunjungan Kasad kepada para tokoh agama ini, merupakan bagian dari rencana kerja Kasad untuk menjalin hubungan yang sinergis dengan seluruh tokoh lintas agama dalam menciptakan kehidupan bernegara yang tenang dan damai.
Kedatangan Kasad disambut Sekretaris Umum PGI Pusat, Pendeta Jacky Manuputty yang kemudian memperkenalkan Pendeta Gomar Gultom selaku Ketua Umum PGI Pusat beserta para pengurusnya.
Pdt Gomar Gultom mengatakan dirinya sangat mendukung adanya tentara yang kuat, tangguh dan profesional karena ini dibutuhkan bangsa untuk mempertahankan Pancasila dari berbagai bentuk rongrongan yang ingin menggeser Pancasila.
“Kita semua berharap Jenderal Dudung tidak ragu-ragu menghadapi kelompok-kelompok yang hendak menggeser Pancasila demi terciptanya rasa aman dan damai di seluruh pelosok tanah air,” harap Pendeta Gomar
Dalam sambutannya Kasad mengungkapkan, kegiatan silaturahminya ke PGI pusat sudah lama direncanakan dan menjadi prioritas untuk bersama-sama menyikapi fenomena yang terjadi sekarang, yaitu adanya berbagai macam ancaman internal yang dapat mengarah kepada perpecahan bangsa, seperti gerakan intoleran dan memunculkan budaya luar yang dianggap paling benar.
“Negara-negara Timur Tengah yang merupakan satu daratan bisa porak poranda karena ada yang menginginkan dan membuatnya jadi seperti itu. Negara Indonesia yang berpondasikan kebhinekaan dengan tiang persatuan dan kesatuan, serta beratapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, diharapkan akan tetap terjaga tidak mengalami nasib yang sama seperti yang terjadi di beberapa negara Timur Tengah,” ungkap Dudung.
Kasad mengilustrasikan, kalau bangsa Indonesia dulu bisa bersatu menghadapi penjajah, atau saat ini bisa bersatu mendukung tim nasional sepak bola Indonesia berlaga melawan negara lain, mengapa sekarang tidak bisa bersatu menghadapi ancaman internal. (Dispenad)