Bantul – Koramil 07 Pleret, Kodim 0729 Bantul mendukung berlangsungnya kegiatan Gladi Posko Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana ( SKPDB) bertempat di Pendopo Kapanewon Pleret. (28/06).
Gladi Posko tersebut diikuti oleh tersebut Panewu Kapanewon Pleret Evie Siti Nur Fatonah, S.Ip, M.M, Kapolsek Pleret Akp Tukirin, Danramil Pleret Kapten Czi Suyadi, Kepala Puskesmas Pleret dr. Erni Rohmawati, Kanit Sabhara Polsek Pleret Iptu Dalhari, Kanit Provos Polsek Pleret Aiptu Gunawan, SH, Anggota Koramil Pleret, Panewu Anom Kapanewon Pleret, Kasitrantib Kapanewon Pleret, Anggota Dalops Kab. Bantul, Anggota Damkar Kab Bantul, Lurah Kalurahan Sekapanewon Pleret, Rapi Kapanewon Pleret, Orari Kapanewon Pleret, PMI Kapanewon Pleret, Anggota FPRB Kapanewon Pleret.
Adapun skenario gladi posko tersebut terkait simulasi menggambarkan terjadinya sebuah fenomena alam Gempa Bumi dengan skala Mag. 6,6 pada Hari Minggu, Tanggal 31 Juli 2022, Pukul 09.00 WIB di sesar opak dengan guncangan gempa dirasakan mencapai VI-VIII MMI dengan durasi + 46 detik dan dirasakan di seluruh wilayah Kabupaten Bantul.
Kejadian gempa bumi tersebut memberikan dampak kerusakan cukup parah pada infrastruktur dan aset warga. Selain itu warga mengalami kepanikan luka-luka dan meninggal dunia, rumah serta bangunan lain mengalami rusak ringan hingga hancur yang mengakibatkan warga terperangkap di dalam reruntuhan. Beberapa ruas jalan mengalami kerusakan termasuk jembatan sehingga tidak dapat dilewati, listrik dan sarana komunikasi juga tidak berfungsi.
Pusdalops menerima laporan dari BMKG tentang informasi gempa yang terjadi melalui peralatan WRS Gempa kemudian meneruskan informasi tersebut melalui radio kepada relawan dan juga pimpinan. Pusdalops juga menerima laporan dari relawan tentang dampak gempa yang terjadi dan meminta bantuan untuk menolong warga masyarakat yang menjadi korban.
Bupati menerima laporan dari BPBD kemudian meminta Sekda untuk mengumpulkan seluruh pimpinan OPD dan perwakilan Lembaga lainnya untuk mendirikan Posko PDB dan mengaktifkan Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB).
Pada gladi gempa yang akan dilaksanakan tersebut merupakan Gladi Posko sehingga keterlibatan masyarakat terdampak sebagai korban hanya muncul pada gambaran situasi atau sekenario termasuk korban dan kerusakan. Gladi Posko yang dilaksanakan menggunakan asumsi waktu 1:1 untuk pra gempa hingga kejadian gempa dan menggunakan asumsi waktu 2:48 dengan durasi waktu gladi 2 jam mewakili 48 jam (dua hari) atau 1 menit gladi mewakili 24 menit pelaksanaan setelah trigger gempa dan hanya mencakup :
- Pra gempa atau situasi normal sebelum terjadi gempa bumi.
- Saat Gempa atau situasi saat terjadi gempa bumi yang dirasakan dan berdampak di wilayah Kabupaten Bantul.
- Penanganan selama 2 (dua) hari setelah terjadi gempa dimana di gambarkan dengan waktu dimana Bupati menerima laporan awal dampak gempa kemudian mengumpulkan seluruh OPD beserta jajaran agar berkoordinasi di Rumah Dinas Bupati Bantul menyatakan tanggap darurat dan mengaktivasi SKPDB dilanjutkan membuat rencana operasi penanganan gempa bumi sekaligus menyusun dan melaksanakan rencana operasi.
- Bupati kembali berkoordinasi (koordinasi ke-2) dengan seluruh pelaku yang masuk kedalam susunan SKPDB, evaluasi penanganan dengan memunculkan kebutuhan, kendala masing-masing kluster dan strategi pemenuhan. (Tanda gladi berakhir).