Wasiat Sunan Gunung Jati: INGSUN TITIP TAJUG LAN FAQIR MISKIN, Jadi Tema Utama Wisuda UIN SGD Bandung ke-86

Wisuda UIN SGD Bandung ke-86, mengusung Tema ” Ingsun titip tajug lan fakir miskin” di Aula Anwar Musaddad, 26/06/2022./dok.humuinsgd

Bandung, Ekpos.com

Wasiat syarat makna mendalam “ Ingsun Titip Tajug Lan Faqir Miskin” dari sosok Sunan Gunung Jati (Syekh Sarief Hidayatulloh) sebagai salah satu walisongo yang menyebarkan Agama Islam di Jawa Barat dijadikan Tema utama pada acara Wisuda Ke-86 UIN SGD Bandung, yang digelar di Gedung Anwar Musaddad, Sabtu-Minggu (25-26/06/2022).

Dalam Wisuda ke-86 ini, UIN SGD Bandung melantik  1000 wisudawan dalam dua gelombang dan digelar secara luring/ tatap muka, dihadiri civitas akademika UIN Bandung, orang tua wisudawan dan tamu undangan.

Terkait Wasiat dari Sunan Gunung Jati  yang dijadikan Tema dalam Wisuda ke -86

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof.Dr. Rosihon Anwar, M.Ag menjelaskan

Wasiat  “Insun titip Tajug dan Lan Faqir Miskin” adalah nasihat dari yang punya nama dari kampus ini (UIN Bandung),yakni Sunan Gunung Jati atau Syeikh Sarif Hidayatulloh.

“ Jadi pantas sekali jika petuah beliau (Sunan Gunung Jati-red) jadi bagian proses akademik UIN SGD Bandung, Sebab, wasiatnya punya makna mendalam sekali dan masih relevan dengan kondisi sekarang “ ungkap Rosihon, Rabu, 29 Juni 2022.

Menurut Rosihon, Insun Titip Tajug (mesjid) merupakan nasihat yang sangat dalam, artinya mesjid harus  dikelola dengan baik dan benar sesuai fungsinya, mesjid sebagai sarana untuk mendekatkan hamba dengan Tuhan dan sebagai tempat menyampaikan pesan pesan  moderat.

“ Jadi Mesjid  tidak boleh djadikan sarana untuk melakukan provokasi,menghasut, menebar kebencian, dan  saling menyalahkan satu sama lain. “ tegas Rosihon.

Dalam  kontek saat ini, kata Rosihon  mesjid sebagai sarana untuk menyampaikan dan menanamkan nilai – nilai moderasi beragama.

“ Mesjid simbol spiritualitas,artinya jurusan-jurusan (mahasiswa)  UIN Bandung harus punya akhlaq mulia. Dan,dalam kontek sekarang  eksistensi mesjid sebagai tempat menyampaikan nilai nlai moderasi beragama, jadi, sangat sesuai dengan  misi Kemenag” ujarnya.

Lebih jauh Rosihon Memaparkan Lan Faqir Miskin, artinya simbol ekonomi, simbol hubungan sosial, atau simbol keberpihakan kepada orang orang tertindas,  dan di situ ada pesan tentang hubungan yang baik.

Prof.Rosihon mengingatkan agar para  wisudawan nanti kalau sudah jadi orang sukses, jangan lupa dengan orang kecil. Jangan terlalu mempersoalkan tentang status sosial, ekonomi fakir miskin harus diperhatiakn, Tidak boleh lulusan UIN bandung hanya memperhatikan aspek spiritualitas  saja, tetapi aspek ekonominya harus maju.

“Pesan Sunan Gunung Jati luar biasa dan bagus sekali, sebab mengajarkan  keseimbangan antara akhirat dan dunia.” terangnya.

Ditambahkan Rosihon, wasiat Sunan Gunung Jati dalam kontek revolusi  industri 5.0 sangat relevan sekali. Menurutnya salah satu dampak dari 5.0 adalah orang cendrung hidup individualistis,egois,tidak membutuhkan orang lain karena semua dipenuhi dengan teknologi.

“Kalau pesan beliau dari  aspek sosial bagus sekali, artinya kita tidak boleh egois meski hidup terpenuhi semua, kita jangan teralienasi (terasing-red) dari kehidupan sosial, kita harus tetap terhubung secara sosial.Dan,ciri-ciri dampak  revolusi industri adalah orang jadi hampa dan kering dari spiritualitas, cenderung lebih hedonistik dan materilistik.”

Rosihon mengajak civitas akademika UIN SGD Bandung untuk  mengenal sosok Sunan Gunung Jati, dalam menyebarkan syiar islam.

“ Beliau dalam menyebarkan syiar Islam, bisa mempengaruhi orang tanpa memaksa, karena proses islamisasi yang dilakukan oleh para wali,tanpa kekerasan,Jadi kalau orang bicara moderasi beragama ya para waliyullah itu. Tidak mengajarkan kekerasan, mengajak islam secara damai, bahkan, adaptif dengan budaya lokal, itulah yang penting.” pungkas Rosihon.*** rie

Total
0
Shares
Previous Article

DIGI Qurban, Fasilitasi Nasabah Peroleh Hewan Qurban dengan Mudah

Next Article

Babinsa Koramil 18/Pajangan Mendorong Semangat Gotong Royong Melalui Program Pembangunan Padat Karya

Related Posts