Kembali, Pemda Demak Raih Penghargaan dari MURI

Demak – ekpos.com – Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah menerima piagam penghargaan Pemrakarsa dan Penyelenggara Pawai Delman Terbanyak dari MURI oleh Sri Widayati yang menumbangkan rekor sebelumnya dipegang oleh Pemkab Bogor sebanyak 123 delman, Minggu (10/07) di Kadilangu Demak.

Rekor ini tercatat sebagai rekor yang ke-10.426 di Museum Rekor Dunia Indonesia.

Bukan kali pertama, lanjut Widayati, Kabupaten Demak mencatatkan prestasinya di MURI, karena sebelumnya kami telah mencatat beberapa rekor yang pernah dicapai. Di antaranya adalah kerja bakti membersihkan sungai terpanjang pada 5 Februari 2006, festival kuda kepang terlama 36 jam pada 6 Desember 2009,” ujar Wida.

“Ada ruwatan dengan peserta terbanyak pada Desember 2012, membersihkan sungai dengan peserta terbanyak 27.000 orang pada Juni 2014 dan khatam Al-Quran dan terjemahannya dengan peserta terbanyak 11.983 orang pada Oktober 2018,” ujarnya melalui keterangannya oleh Dinas Kominfo Demak, Minggu (10/7).

Sementara itu, Plt. Ka. Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Endah Cahya Rini menyampaikan bahwa, kegiatan grebeg besar yaitu iring-iringan prajurit patangpuluhan sudah dua tahun tidak dilakukan, dan untuk tahun ini Pemkab berkeinginan agar perayaan grebeg besar bisa meriah, semarak dan akbar.

“Seperti kita ketahui bahwa dokar adalah salah satu transportasi tradisional yang pernah jaya pada jamannya. Pada tahun ini kita bisa memecahkan rekor MURI dengan 137 delman dan 2 kereta kencana. Tentunya kita berharap untuk selanjutnya bisa memecahkan rekor MURI yang lain,” jelasnya.

Perlu diketahui, Museum Rekor Indonesia (MURI) adalah lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tanggal 27 Januari 1990 dengan tujuan untuk mengapresiasi sebuah bentuk karsa maupun karya yang diciptakan oleh setiap warga negara Indonesia, serta mendukung sarana pencatat sejarah dan menginspirasi profesionalisme dan integritas generasi penerus.

Sebelumnya, Ribuan masyarakat tumpah ruwah menyaksikan iring-iringan prajurit patangpuluhan yang merupakan puncak acara Grebeg Besar Demak Tahun 2022, Minggu (10/7/22).

Massa berjajar rapi dari halaman pendopo Kabupaten Demak hingga makam Sunan Kalijaga Kadilangu yang kurang lebih berjarak 3 kilometer.

Iringan prajurit patangpuluhan ini merupakan bagian dari agenda tradisi prosesi penjamasan pusaka Kanjeng Sunan Kalijaga dan Ziarah. Yang sudah menjadi agenda wisata budaya dan seni tahunan di Kabupaten Demak setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Dalam prosesi iring-iringan prajurit patangpuluhan ini diawali penyerahan bokor berisi kembang setaman sebagai ubo rampe penjamasan dari Bupati Demak Eisti’anah sebagai Adipati Demak Bintoro kepada Ki Lurah Tamtomo untuk segera di bawa menuju pendopo Notobratan Kadilangu.

Kemudian bokor tersebut akan di serahkan kepada sesepuh ahli waris kanjeng Sunan Kalijaga sebagai ubo rampe atau perlengkapan berziarah dalam prosesi penjamasan pusaka.

Iringan prajurit patangpuluhan ini tampak meriah di banding dengan tahun sebelumnya karena melibatkan Bendi (Dokar) sebanyak 130 lebih, dan mengerahkan penari Zipin sebanyak 7 grup, pemain Kuda Lumping kurang lebih 70 personil dan Barongan kurang lebih 100 orang.

Bupati bersama Forkopimda dan pejabat lainnya berpakaian adat Jawa, untuk wanita memakai kebaya kutu baru sedangkan pria memakai beskap. Menaiki Dokar menuju makam Sunan Kalijaga untuk selanjutnya melaksanakan Ziarah.

Sebelumnya pada Sabtu (9/7/ 22) malam, juga telah di berangkatkan iring-iringan tumpeng songo dari Pendopo Kabupaten menuju Serambi Masjid Agung Demak. Tumpeng sembilan tersebut menggambarkan sembilan wali yang telah turut mendirikan Masjid Agung Demak.

Selain sembilan tumpeng juga di bawa gunungan hasil bumi Kabupaten Demak sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah di Demak.

Sesampainya di Masjid Agung dilakukan pengajian bersama dengan mengangkat Tema : “Tingkatkan Iman dan Taqwa untuk Demak bermartabat maju dan sejahtera”.

Seusai pengajian para jamaah yang hadir di berikan sedekah makanan sebanyak 2000 bungkus, hal ini untuk menghindari rebutan tumpeng.

Sebab, mereka meyakini tumpeng dan nasi yang di sediakan di Masjid Agung setelah di Do’a kan akan membawa berkah. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Bupati dan Wakil Bupati Berikan Qurban Sapi Untuk Masjid Agung Demak

Next Article

Tedy Rusmawan Minta Dishub Selesaikan Sejumlah Permasalahan

Related Posts