Kota Cirebon – ekpos.com – Penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC) menjadi perhatian semua pihak tak terkecuali Rutan Kelas I Cirebon pun mulai berupaya untuk menekan penyakit tersebut termasuk penyebarannya.
Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam mendukung program eliminasi TBC pada 2030 serta sesuai perintah dari Dirjen Kementerian Hukum dan HAM.
Menurut Kepala Rutan Kelas I Cirebon, Renharet Ginting melalui Kasubsi Adper, Tata, menuturkan, pihaknya melalukan langkah secara intensif untuk menekan penyebaran TBC di Rutan Kelas I Cirebon.
Dijelaskan dia, langkah awal melakukan pemeriksaan kesehatan head toetoe kepada tahanan baru yang akan memasuki Rutan Cirebon.
“Bagi tahanan baru dilakukan pemeriksaan kesehatan dari ujung rambut sampai kaki meliputi, TBC, HIV, Hepatitis dan tentunya antigen Covid-19 karena kasus corona masih ada,” tutur Tata, Kamis (14/7/22).
Bilamana ada warga binaan yang mempunyai gejala TBC akan dilakukan tes dahak setelah itu dilakukan pemeriksaan lab yang sudah bekerjasama yakni BPKM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat).
“Jika hasilnya positif, maka akan kami isolasi di ruangan terpisah untuk menghindari penyebaran penyakit TBC,” terangnya.
Disamping itu lanjut dia, pihaknya melakukan sosialisasi bahayanya penyakit TBC dan melakukan cek kesehatan secara berkala khususnya TBC kepada warga binaan di Poliklinik yang ada di Rutan Cirebon.
Ia menyebut, pada tahun 2022 ini, ada 3 warga binaan yang mengidap TBC. 2 diantaranya masih menjalani masa pengobatan.
“Satu warga binaan sudah bebas, namun kita rujuk ke puskesmas untuk penanganan lanjutan secara pribadi. Sedangkan dua lainnya masih menjalani pengobatan,” sebutnya.
Dirinya menghimbau kepada seluruh warga binaan bila merasakan gejala seperti batuk, sesak nafas, berat badan turun untuk segera memeriksakan kesehatannya di poliklinik yang sudah disediakan untuk penanganan lebih intensif.
Sebelumnya, pada 18 April 2022 lalu, Kemenkes bekerja sama dengan Kemenkumham menurunkan mobile X Ray ke Rutan Cirebon melakukan screening warga binaan sebanyak 432 orang dan dinyatakan suspek 87 orang. Sedangkan untuk positif hanya 1 orang setelah ada hasil lab TCM nya. (Ju)