Cianjur, ekpos.com
Milangkala ke-33 Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Kabupaten Cianjur digelar,Sabtu, 23 Juli 2022. Acara penuh hikmat ini dihadiri para tokoh masyarakat, tokoh adat, kiayi, pengurus PCNU Cianjur dan masyarakat. Bahkan, ada yang datang dari Ciamis, Bogor, Kuningan, Cimahi, dan daerah lainya. Puncak acara Milangkala dengan menggelar Tradis “Hajat Condre “yakni pusaka (perkakas) Khas Cianjur yang kini trancam hilang oleh kemajuan zaman. Dalam kesempatan itu, ditampilkan ratusan perkakas Condre dari pemiliknya atau keturunannya yang berada di luar Cianjur.
Menurut Sesepuh Pontren Al-Ukhuwah Dr.Dadang Ahmad Fajar,M.Ag mengungkapkan,puncak acara Milangkala ke-33, sebagai pesantren berbasis Kearifan Lokal, pihaknya sengaja menjungjung atau mengangkat kembali pusaka ciri khas Cianjur yaitu Condre. Hal itu, dilakukan sebagai wujud kepedulian untuk melestarikan warisan senjata (budaya) dari para leluhur Cianjur.
“ Condre adalah sebuah perkakas asli Cianjur, tidak ada didaerah lain, condre dingakat kembali karena dianggap tengggelam oleh massa,”ujar Abah Dadang panggilan akrabnya.
Menurutnya, Perkakas condre harus dilestarikan ( dipupusti-red) dari tenggelamnya Masa. Sebab itu, Pontren Al-Ukhuwah sejak 2010 terus mengakat pusaka asli Cianjur ini dengan menggelar Tradisi Hajat Condre.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga beberapa komunitas Iket/Totopong Sunda dari Komunitas Cimahi (Bah Atun), Komunitas Bogor, Komunitas Kuningan, Komunitas Ciamis, dan komunitas lainnya di jawa barat.
Lebih jauh Bah Dadang menjelaskan, dalam milangkala ini digelar juga Sodakoh Beuti (umbi umbian) ,yang mensimbolkan bahwa warga Pesantrem Alukhuwah atau masyarakat yang hadir itu harus ingtat memberikan pengetahuan , karena beuti adalah simbol ilmu pengetahuan, jadi ilmu yang di timba di A-lukhuwah harus bisa dirasakan atau di manfaatkan untuk masyrakat
Sedangkan, Sodaqoh Binih, sambung Bah Dadang, masyarakat telah menerima 200 benih pohon secara gratis ( Bibit Rosamala, solatri, puspa, kina dan kopi) dari sumbangan Pokatmala yakni kelompok Pemerhati lingkungan hidup dari kaki gnung gede.
“Dan karena Cianjur penghasil kopi pada masa lalu maka mengingatkan kembali bagi masyarakat cianjur, menanam kopi bukan hal yang asing,” ucapnya
Ia berharap generasi muda tidak melupakan sejarah dan tidak menganggap enteng atau remeh terkait dengan budaya lokal***