JAKARTA, Ekpos.Com >> Kendati kondisi ekonomi diperkirakan akan mengalami goncangan akibat tekanan inflasi dan geopolitik global, namun bank bjb optimistis penyaluran kredit di semester II/2022 tetap on the track.
Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari mengatakan, pihaknya tetap optimistis penyaluran pembiayaan pada semester II ini akan mencapai target. Hal ini berkaca pada kinerja pertumbuhan kredit semester I/2022 yang tetap terjaga sebesar 15 persen. Angka ini di atas rata rata pertumbuhan industri nasional pada periode tersebut.
“Kami optimis pertumbuhan pembiayaan bisa ini di atas pertumbuhan rata-rata industri, khususnya untuk sektor komersial yang di dalamnya memang ada kredit korporasi. Di mana untuk korporasi bahkan lebih tinggi lagi karena memang kami masih memiliki ruang yang cukup lebar untuk tumbuh di segmen tersebut,” jelas Nancy saat berbincang dengan salah satu televisi.
bank bjb, kata dia, akan terus menggarap beberapa segmen pembiayaan seperti pertambangan dan pertanian. Kendati kedua sektor tersebut saat ini menghadapi kemungkinan volatilitas harga akibat kondisi ekonomi global yang diperkirakan akan mengalami tekanan.
“Sektor perkebunan yang merupakan bagian dari sektor pertanian, komposisi kredit kami ada di kisaran 5%. Memang tidak begitu banyak namun ini juga merupakan eksposur yang cukup signifikan dan juga cukup terasa pertumbuhannya terutama di semester pertama di 2022,” jelas dia.
Terkait potensi tekanan ekonomi global, bank bjb akan menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja pembiayaan tetap baik. Diantaranya menjaga kualitas kredit. Pada semester I/2022, non performing loan atau rasio kredit macet bank bjb juga terjaga dengan baik di bawah angka 1,5 persen.
Nancy mengakui, inflasi masih akan terus meningkat kedepannya, sehingga berpengaruh terhadap volatilitas harga komoditas. Namun pola sudah terbaca dalam periode yang cukup panjang sehingga pihaknya bisa mengambil kebijakan tepat. Termasuk melakukan mitigasi risiko.
“Kami tentunya melakukan mitigasi risiko terhadap komoditas yang berpotensi terkena imbas ekonomi global. Misalnya ketika kita membiayai komoditas tertentu di bidang pertambangan atau pertanian tentunya kita akan melakukan perhitungan yang kami gunakan untuk memberikan kredit, ” beber dia.
Begitupun dengan potensi tekanan inflasi yang perkiraan akan terus terjadi. bank bjb melihat beberapa proyek justru akan terus berjalan setelah sebelumnya tersendat akibat pandemi. Di sisi lain, tren pertumbuhan ekonomi juga diprediksi akan terus berlangsung, walaupun sedikit terkoreksi.
“Khusus sektor pertambangan dan perkebunan, kami akan melihat suplay dan demand-nya. Ini juga sudah kami antisipasi pada pemberian kredit yang lebih agresif di semester pertama 2022 kemarin, ” katanya.
Dalam melakukan penyaluran kredit, bank bjb juga memperhatikan transactional based, yang artinya akan didasarkan pada siklus atau periode tanam. Sehingga ad berkomitmen untuk jangka waktu pembiayaan. cara ini terbukti cukup efektif karena dari sisi kualitas kredit kami justru mendapatkan kualitas kredit yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. *