DEPOK, Ekpos.Com >> Beredarnya isu diskriminasi terhadap sejumlah pelajar nonmuslim di SMAN 2 Depok, membuat Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dedi Sopandi angkat bicara.
Dedi Supandi mengeklaim, pihaknya telah menginvestigasi dugaan diskriminasi yang disebut terjadi pada Jumat, 30 September 2022. Hasilnya, Disdik menemukan sejumlah fakta yang tidak sesuai dengan isu diskriminasi itu.
Dalam keterangan tertulisnya , Jumat (7/10/2022) Dedi menjelaskan, kronologi sebenarnya sebelum pembelajaran di SMAN 2 Depok dimulai pada pukul 06.45 WIB, terdapat kegiatan keagamaan dan penguatan karakter sesuai dengan agamanya masing-masing. Para siswa dan siswi dibimbing oleh guru agama yang bersangkutan.
Namun karena ruangan multiguna menjadi berantakan karena seragam yang akan dibagikan kepada seluruh siswa kelas X diletakan di ruang multiguna. Karena seragam yang akan dibagikan jumlahnya sangat banyak dan butuh diklasifikasikan sesuai kelas siswa.
“Oleh karena itu, untuk hari Jumat, 30 September 2022, untuk kegiatan doa pagi bagi siswa-siswi beragama Kristen dipindahkan ke ruang pertemuan lantai 2,” jelas Dedi.
Dikatakan Dedi, informasi pindahnya ruangan sudah disampaikan oleh pihak sarana prasarana kepada kepala sekolah, petugas kebersihan (office boy) dan salah satu siswa. Namun saat kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa yang akan mengikuti rohani Kristen sudah datang.
“Jadi mereka menunggu di lorong ruang pertemuan. Nah foto yang beredar di media bahwa seakan-akan murid sedang duduk di selasar atau pelataran lorong karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan, sebetulnya tidak sesuai dengan yang diberitakan,” jelasnya.
“Kejadian yang sebenarnya adalah para siswa sedang menunggu dibukakan pintu oleh office boy yang memegang kunci ruangan pertemuan,” sambungnya.
Bahkan menurut informasi untuk memastikan dugaan diskriminasi tersebut, sejumlah anggota DPRD juga telah melakukan sidak ke SMAN 2 Depok. **