Oleh: Ahmad Rusdiana
Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia. Di tetapkan sebagai hari pahlawan karena dilatarbelakangi oleh peristiwa pada tgl tersebut di tahun 1945 dimana terjadi pertempuran dahsyat di Surabaya antara para pajuang Indonesia yang kebanyakan adalah dari kalangan kaum santri dengan tentara sekutu, Inggris, yang diboncengi tentara NICA belanda. Belanda ingin kembali menjajah indonesia setelah kalah perang dengan Jepang. Memanfaatkan moment kekalahan perang jepang setelah di bom sekutu, dengan membonceng tentara Inggris yang melucuti tentara jepang. Namun para pemuda kaum santri menolak kedatangan Belanda, menyobek bendera belanda dan mengganti dengan bendera Merah Putih sehingga memicu ketegangan dengan pihak sekutu. Kaum santri tidak terima, dengan dimotori oleh bung Tomo, dan restu Ulama KH Hasyim Asyhari..mengobarkan semangat jihad ke seluruh antero jawa timur melawan tentara sekutu di surabaya. Mengingat semangat pentingya perjuangan para pahlawan Indonesia dalam pertempuran Surabaya, Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Sejak saat itu, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November.
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022; mengusung tema “Pahlawanku, Teladanku”. Tema ini diangkat dengan harapan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan. (Dilansir dari laman Kemensos, 2022).
Dari itu dapat dipahami bahwa para pahlawan sudah memberikan contoh bagaimana berjuang untuk kemerdekaan. Saatnya juga kita harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Dalam berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pahlawan. Paling tidak kita bisa mencontoh dari spirit nilai-nilai dan semangat yang mereka miliki dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Nilai-nilai itu di antaranya:
Pertama, keteguhan dalam memegang prinsip. Para pahlawan kita oleh Allah dikaruniai keteguhan dan kekuatan hati untuk senantiasa istiqamah berjuang dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda dan iming-iming dari para penjajah. Dalam Islam diperintahkan ” …. tetaplah kamu pada jalan yang benar”……. (QS Hud [11]:112). Sikap ini harus kita tiru di era modern saat ini dengan tidak mudah terombang-ambing oleh banjirnya informasi yang ada di berbagai media, khususnya media sosial. Jangan kita mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang bisa memunculkan perselisihan dan selanjutnya mengakibatkan tidak stabilnya kondisi lingkungan dan masyarakat kita.
Bukan hanya terkait dengan informasi-informasi umum saja, berbagai informasi terkait ilmu agama juga harus kita waspadai jika bersumber dari tempat yang tidak jelas. Kita harus benar-benar memegang ilmu yang telah diberikan oleh para ulama-ulama dan guru-guru kita yang sudah jelas silsilah keilmuannya. Jangan sampai kita terprovokasi oleh segelintir kelompok yang gemar menyebarkan paham, yang jika kita tidak teguh dalam berpegang maka akan dapat terperosok kepada lembah kejahiliahan.
Kedua keberanian; Nilai kedua yang harus kita contoh dari para pahlawan kita adalah keberanian. Pada masa dulu, yang membuat gentar para penjajah adalah keberanian para pejuang kita dalam memperjuangkan kemerdekaan. Walau bermodal hanya bambu runcing, sementara para penjajah menggunakan peralatan senapan sampai dengan meriam dan tank baja, namun para pejuang kita tidak mundur setapak pun. Sikap berani ini harus kita warisi juga dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini dengan optimis dan berani menghadapi masa depan dengan menjadi jiwa yang kuat. Allah berfirman: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),…” (QS Ali Imran[3]:139).
Ketiga Kesabaran dalam meraih tujuan. Kita perlu menyadari bahwa para pahlawan menghabiskan waktu mereka berjuang meraih kemerdekaan bukan hanya dalam hitungan satu atau dua tahun saja. Mereka membutuhkan ratusan tahun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan tidak ada rasa putus asa dan lelah untuk meraih kemerdekaan ini. Nilai-nilai kesabaran ini bisa kita aplikasikan dalam perjuangan kita mengisi kemerdekaan melalui kesabaran belajar bagi para generasi muda, kesabaran dalam bekerja bagi para orang tua, dan kesabaran dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan zaman oleh seluruh elemen masyarakat. Kesabaran bisa diibaratkan seperti obat atau jamu.
Pahit rasanya saat baru mencicipi, namun, lama kelamaan akan berbuah manis. Pahitnya obat hanya terasa di mulut, namun manis dan khasiatnya akan menjalar ke seluruh tubuh. Begitu juga dengan sifat sabar, ia akan terasa sangat pahit di permulaannya, namun akan manis di akhirnya. Sungguh beruntung orang-orang yang bisa menahan gejolak jiwanya dan bersabar dalam setiap usaha yang dilakukannya dan takdir yang menimpa. Sosok yang sabar, akan menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. (QS Ali Imran [3]: 146).
Keteguhan, keberanian, dan kesabaran inilah yang dapat dijadikan sprit dari nilai-nilai perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa kita. Tentu, masih banyak nilai-nilai positif lainnya yang bisa menjadi modal kita dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini. Bukankah Bangsa yang besar, bangsa yang memghomati Jasa para Pahlawannya.? Semoga kita bisa mengamalkannya. amin. Wallau A’lam Bishowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui:(1)http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators.2)https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source(3)https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.***red