Bandung, ekpos.com.com
Pakar Manajeman Pendidikan UIN SGD Bandung mengatakan setiap organisasi atau lembaga, membutuhkan sari makanan dan zat –zat yang memungkinkan dapat mempertahankan hidup serta tumbuh dan berkembang.
“ Zat-zat itu merupakan energi potensial yang melekat pada manusia disebut human capital” terang Prof.Dr.Ahmad Rusdiana, dalam dalam orasi ilmiah, di Gedung Koptertasi Jawa Barat, baru baru ini.
Ia mengungkapkan ada dua dimensi Human Capital yang memungkinkan organisasi/lembaga bisa tumbuh,berkembang dan maju.Petama; Kompetensi, merupkan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas dan fungsi yang diembannya dengan baik. Seseorang dengan mempunyai komptensi tinggi dengan ciri: berilmu, pembelajar, pengamal ilmu, pekerja-bersama. Kedua; Komitemen, Merujuk pada keinginan seseorang untuk tetap menjadi bagi dari dan memberikan yang terbaik untk organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
Prof.Rusdiana memaparkan, kedua aspek Human Capital tersebut terintegrasi menjadi satu kesatuan dan tidak mungkin bisa dipilah dan dipisah.Sebab lanjut Ia, kompetensi tanpa komitmen tidak memberikan manpaat apapun bagi organisasi atau negara, karena kepentingan yang diusung untuk kepentingan pribadi.
“ Seseorang dengan kompetensi tinggi tapi komitmen (nasionalisme) lemah akan berupaya memkasimalkan kemampuan kompetensinya untuk kepentingan pribadi, meski merugikan organisasi dan negara” ucapnya.
Ditegaskan, banyak orang punya kemampuan tinggi dan sangat cerdas dinegri ini.Tetapi karena tidak mempunyai komitmen kenegaraan yang cukup, mereka mengeruk sumber daya dan kekayaan negara, lalu pergi untuk memperkaya diri sendiri. Dan, begitu juga sebaliknya, mempunyai komitmen yang tinggi tanpa ditopang dengan kompetensi, keahlian, keterampilan, prilaku yang baik, hanya akan menjadi beban negara.*** ry