Oleh : Ahmad Rusdiana
Selasa 29 November 2022, organisasi KORPRI sudah memasuki usia 51 tahun keberadaannya yang berdiri sejak tahun 1971 silam. Sebagai perayaan Peringatan Hari Korpri, disetiap instansi yang mana biasanya terselenggara banyak kegiatan bertemakan organisasi tersebut, namun tidak untuk tahun ini, mengingat tahun ini pandemi Covid-19 masih terus melanda. Dilansir dari laman Kemendikbud ristek, tema Hari Korpri pada tahun 2022 kali ini adalah “KORPRI Melayani, Berkontribusi dan Berinovasi untuk Negeri.
KORPRI sebagai satu-satunya wadah bagi pegawai Republik Indonesia, selalu berupaya terus menerus dalam meneguhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas dan profesionalisme serta berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara dalam mewujudkan tujuan Nasional. Melalui tema ini, harapannya para anggota tetap bersemangat dalam bekerja dan berkontribusi melayani kepentingan publik dan mewujudkan fungsinya sebagai perekat persatuan bangsa sebagain prasyarat pembangunan nasional.
Melayani, mungkin di antara kita sudah familiar dengan kata tersebut namun tahukah kita dengan arti kata tersebut? Yang berarti membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang. Kegiatan melayani ini biasa dilakukan untuk menyambut, memuaskan, dan memberi kenyamanan terhadap seseorang yang kehadirannya dianggap penting dan bernilai (KBBI,2008). Pelayan yang iedeal disebut “Pelayanan Prima”. Pelayanan prima merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan perusahaan atau organisasi tertentu untuk memberikan pelayanan maksimal dengan tujuan agar pelanggan atau masyarakat bisa mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang dilakukan. Pelayanan prima diartikan sebagai service excellent. “service excellent” yang secarah harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi layanan. (Mukarom dan Muhibudin Wijaya, 2018).
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik tidaklah mudah, terutama dengan kemajemukan masyarakat yang ada saat ini. Namun, perusahaan atau organisasi dapat menghadirkan pelayanan prima selama mengetahui konsep dan apa yang harus dilakukan. Prinsip dasar pelayanan prima yang digagas David Osborne dan Ted Gabler (1996) yaitu mengutamakan pelanggan, sistem yang efektif, melayani dengan hati, perbaikan yang berkelanjutan dan memberdayakan pelanggan.
Melalui artikel ini, penulis mencoba menjabarkan konsep excellent service didasari dengan prinsip triple A yaitu: attitude, attention, dan action. Daryanto&Ismanto (2018) Akan tetapi, konsep excellent service yang baik dikembangkan oleh Permatasari (2022). dengan 7A+S yang diyakini menjadi konsep lengkap dan operasional dimana tujuan dan implementasi pelayanan prima atau excellent service dapat segera terwujud.
Pertama; Attitude (Sikap); Setiap pegawai suatu organisasi/perusahaan seharusnya memiliki sikap yang ramah dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan. Itulah prinsip pelayanan prima yang pertama, memiliki, menjaga dan meningkatkan sikap yang ramah dan profesional.
Kedua; Ability (Kemampuan); Meski pada awalnya bukan konsep dasar, namun di era yang semakin berkembang para pegawai harus memiliki kemampuan. Artinya, pegawai harus memiliki kemampuan untuk melayani konsumen misalnya komunikasi, kemampuan menjual (selling), kemampuan memecahkan masalah dengan cepat, manajemen kecemasan, hingga hal-hal yang lebih praktis misalnya pemanfaatan teknologi informasi.
Ketiga Attention (Perhatian); adalah prinsip pelayanan prima berikutnya yang wajib dimiliki semua pegawai, terutama mereka yang bersentuhan langsung dengan pelanggan. Attention merupakan bentuk kepedulian kepada pelanggan atau tamu, yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta pemahaman atas saran dan kritik yang diberikan. Dalam melakukan aktivitasnya, seorang pegawai haruslah senantiasa memperhatikan dan mendahulukan keinginan pelanggan, termasuk di dalamnya tamu perusahaan tersebut.
Keempat Action (Tindakan Peduli); Hal yang perlu dilakukan di tahap action ini adalah, melakukan tindakan nyata untuk memastikan apa yang menjadi kebutuhan/keinginan pelanggan/tamu, jika kurang yakin dan lebih baik lakukan konfirmasi dengan sopan. Jika diperlukan, dapat dilakukan pencatatan, apalagi jika permintaan tersebut cukup beragam, dan jika hal ini adalah bagian dari transaksi, maka permintaan tersebut bisa dicatat di form yang harus sudah disiapkan. Jangan lupa untuk mengucapkan termakasih, dan tanyakan apa masih ada hal lain yang bisa dibantu, sembari mengatupkan tangan sebagai tanda menghormati dan menghargai.
Kelima Accountability (Tanggung Jawab); yaitu sikap keberpihakan kita kepada pelanggan/tamu/mitra kerja sebagai bentuk rasa empati dan kepedulian kita. Sikap tanggung jawab ini jika dilaksanakan dengan benar dan sepenuh hati, maka bisa meminimalkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan, tamu atau mitra perusahaan.
Keenam Appearance (Penampilan); Penampilan pegawai baik secara fisik maupun non fisik merefleksikan kredibilitas perusahaan, maka dari itu penting untuk selalu menjaga penampilan ini. Standar penampilan harus dibuat oleh perusahaan, dan setiap pegawai harus menjalankannya, apalagi saat bertemu dengan pelanggan atau tamu.
Ketujuh Sympathy (Simpati); adalah rasa simpati. Terkadang sudah secara profesional melakukan pelayanan prima namun karena kurangnya simpati yang dimiliki, proses pelayanan pun tidak berjalan dengan baik. Simpati sendiri adalah sikap dimana Anda bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Pada dasarnya pelayanan prima merupakan rasa peduli yang ditunjukan oleh organisasi/perusahaan, kepada pelanggan produk atau pengguna jasa yang berorientasi pada peningkatan keuntungan (profit oriented). Sementara untuk organisasi non-profit, seperti lembaga pemerintahan, pelayanan prima merupakan sikap melayani yang ditunjukkan dengan adanya perhatian dan tindakan nyata, dengan tujuan untuk memberi kenyamanan dan rasa aman kepada masyarakat luas.
Momentum Hari Korpri pada tahun 2022 ini mari bulatkan tekad untuk “Melayani Sepenuh Hati”. Bukankah Melayani itu ibadah? dan karenanya harus ada rasa cinta dna semangat yang membara di dalam hati pada setiap tindakan suatu pelayanan publik. Dengan itu, tema “Melayani, Berkontribusi dan Berinovasi untuk Negeri” segera terwujud. Dirgahayu HUT Ke-51 KORPRI.
“Wallahu A’lam Bishowab”.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti PerguruanTinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengem-bangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. https://play. google. com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.