STRATEGI PENGENDALIAN INFLASI OLEH PEMERINTAH, BERDAMPAK POSITIF BAGI CAPAIAN EKONOMI NASIONAL

Jakarta – ekpos.com – Berbagai langkah pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah, serta penguatan program perlindungan sosial untuk memitigasi dampak penyesuaian harga energi, cukup efektif dalam menjaga kesinambungan pemulihan daya beli masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali dan tidak setinggi yang diperkirakan sebelumnya.

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Nasdem, Rudi Hartono Bangun, SE, MAP, mengatakan, jika dilihat tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sangat berbeda jauh dengan negara tetangga kita dan mungkin juga dengan negara Eropa. Tingkat pertumbuhan di Indonesia bisa ada di angka sekitar 5%, dan lebih tinggi dibanding sebelum masa pandemik. Itu yang harus kita ketahui mengapa Indonesia bisa tumbuh di masa pandemik.

“Jadi kalau kita lihat Indonesia memiliki beberapa SDA yang menjadi tumpuan ekspor sehingga negara mendapatkan devisa dari ekspor produk SDA, sehingga ekonomi tetap bertumbuh di kisaran 5%,” ungkapnya melalui keterangannya, Kamis (15/12).

Selain itu, devisa dari SDA terdapat beberapa jenis, seperti batubara, CPO, karet, dan beberapa komoditas lainnya. Jadi atas dasar itulah mengapa perekonomian Indonesia tetap tumbuh.

“Kebalikan dari negara – negara Eropa yang bertetangga dengan Rusia, yang saat ini di embargo saluran gasnya. Jadi kita harus optimis Indonesia ini merupakan negara yang diberikan kelimpahan cadangan – cadangan SDA, dari gas, minyak, nikel, bauksit, emas, sawit, dan batubara,” tambahnya.

Lanjutnya, Isu tentang akan adanya resesi di 2023, harus tetap optimis dengan kondisi perekonomian Indonesia karena kondisi SDA yang dimiliki berbeda dengan Eropa dan AS. Indonesia diberikan kelimpahan SDA.

“Kita diberikan sumber daya pangan misal dengan menanam padi, selain itu Indonesia memiliki musim yang setiap tahun bisa menghasilkan tanaman – tanaman dan bahan – bahan makanan. Berbeda dengan Eropa yang memiliki 4 musim, sehingga hanya bisa aktif sebulan dan di bulan lainnya tidak bisa bercocok tanam,” tutupnya. (Red).

Total
0
Shares
Previous Article

Maknai Peringatan Hari Juang TNI AD Ke-77, Kodim 1710/Mimika Gelar Doa Bersama

Next Article

Ketua Umum KONI Pusat Buka Kejurnas Taekwondo Indonesia 2022

Related Posts