Tangerang – ekpos.com – Perhelatan Kejurnas Taekwondo 2022 akan berakhir. Event nasional PBTI yang digelar sejak Kamis hingga Minggu ini menyimpan begitu banyak kenangan dan catatan penting.
Apresiasi atas transformasi program PBTI dalam rangka mendorong pembinaan atlet usia dini lebih sistematis dan terstuktur melalui event panjang seleksi di daerah, hingga kejurnas antar wilayah mendapat pujian dari Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman. “Ini tentunya menjadi point positif tersendiri bagi PBTI untuk tetap optimis meningkatkan kualitas program dan event serupa di tahun berikutnya karena sejatinya program ini linier dengan misi dan visi pemerintah yang tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON),” ungkapnya melalui keterangannya, Minggu (18/12).
Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) Thamrin Marzuki sendiri menyatakan bahwa, selain sukses prestasi, kejurnas juga harus sukses dari sisi penyelenggaraan. Untuk prestasi, kita menyaksikan ajang kejurnas ini banyak melahirkan muka baru dan atlet potensial masa depan. Tak pelak, output atlet potensial ini harus dijaga dan dimonitoring perkembangannya oleh PBTI dan Pengprov. Hal ini dilakukan agar progress kualitasnya semakin terus meningkat.
Dibalik kesuksesan kejurnas, tentu ada team kerja yang solid, trengginas dan punya sense of services yang baik. Tanpa mengabaikan peran penting bidang-bidang lainnya, Salah satu bidang yang kerap menjadi concern adalah bidang kesekretariatan dan administrasi.
Dikomandoi oleh Wasekjen PBTI, Billy Apriliyansah dan Yolandini serta Sartini, pelaksanaan dan tata kelola Kejurnas, kita saksikan berjalan sangat baik. Mereka bekerja siang malam, bahkan hingga dini hari ketika atlet, para wasit sudah beristirahat menjalankan tugasnya. Demi kesuksesan dan kelancaran Kejurnas, mereka acap kali masih berjibaku dengan report dan kesiapan-kesiapan teknis – administratif lainnya.
Dari urusan registrasi, akomodasi, dan masalah korespondensi serta urusan administrasi lainnya yang vital, mereka siapkan dengan teliti dan matang. Hal ini dilakukan demi pelayanan prima kepada seluruh partisipant.
Tak main-main, mereka bekerja atas dasar pelayanan prima dari sebuah event yang dinilai berstandard internasional. Mengapa berstandard Internasional, karena selain kualitas penyelenggara yang mengacu kepada rule of WT, kualitas wasit yang bertugas, operator pertandingan yang memiliki pengalaman internasional, bahkan akomodasi dan transportasi yang disuguhkan di ajang Kejurnas ini, semua ada parameter atau ukurannya. Belum soal penggunaan digital aplikasi TIIS untuk keperluan validasi dan verifikasi data atlet.
Sejumlah pihak, menyebut bahwa Kejurnas kali ini emang keren. Penggunaan aplikasi TIIS, ternyata bukan makin membuat mereka sulit, tapi malah membuat mereka mudah.
Ketika kami mewawancarai salah satu dari mereka, Yolandini menjawab ini sudah menjadi tugas kita. Ini pengabdian yang kontribusinya juga akan mempengaruhi kualitas mutu pertandingan.
“Capek ya capek, bahkan kalo bicara soal komplain karena ketidakpahaman dari Pengprov peserta kejurnas, kami harus menjelaskannya berkali-kali dengan sabar.
Karena kami sadari bahwa team sekretariatan adalah etalasenya event. Event kelihatan baik pasti karena proses dan kesiapan pelayanannya baik,” ujar mantan atlet timnas taekwondo yang pernah mengharumkan Indonesia di Sea Games Manila 1997 silam itu.
Biarpun capek, tapi dirinya sebelum tidur masih saja tetap menyempatkan lihat-lihat aplikasi online shop di HP nya.
“Siapa tau ada produk kesukaannya yang lagi discount,” ujarnya sambil tertawa
Habis tertawa, dirinya kembali serius menerangkan bahwa, yang dirinya minta adalah semua pihak juga memahami tugas dan tanggung jawabnya yang sangat vital di event ini.
Termasuk dirinya meminta flow work event juga harus dibangun sama persepsinya dengan pengurus. “Untungnya kita punya team yang solid dan lincah dilapangan. Contoh tugas-tugas itu diemban oleh Sunarto dan team dibawah koordinasinya. Narto acapkali berjibaku dengan urusan perlengkapan dan perizinan. Dengan kelihaiannya semua bisa diatasi dengan baik walaupun keputusan surat yang harus dibawanya mendadak dan sudah mendekati hari H,” katanya.
Sambil beseloroh, Yolandini juga menyampaikan, secara umum, dirinya tetap enjoy walau bekerja dibawah tekanan waktu, kadang dibawah tekanan pimpinan. Yang penting katanya kita bekerja jujur, apa adanya dan transparan serta yang terpentng dari itu semua kita harus siap mental.
“Kita harus sadari bahwa pengurus juga berada di bawah tekanan agar event ini sukses. Jadi kalo sudah sama-sama paham, tidak ada lagi yang namanya baper kalo di marahin pimpinan,” katanya.
Oh ya satu lagi, Yoland (red-biasa dirinya disapa) menegaskan, yang penting siapapun yang bekerja, menjadi team sukses di event ini, sepanjang Ia memiliki Knowledge of Event dan team work, pasti semua kendala dan tantangan bisa teratasi.
“Kalo sudah begitu, pasti ada mutual understanding diantara penyelenggara dan peserta. Dan itu adalah kunci solusi dari semua kendala yang ada,” pungkas wanita yang hoby traveling ini.
Sebagai mantan atlet, dirinya juga berharap dari Kejurnas ini, lahir generasi baru taekwondoin Indonesia yang bisa kembali lolos ke Olimpiade Paris 2024 dan puncaknya di Olimpiade 2032 nanti.
“Mudah-mudahan Saya masih bisa menyaksikan kesuksesan itu nanti,” imbuhnya sambil dirinya berlalu untuk sesekali menyaksikan jalannya pertandingan, karena ada jagoannya atlet Jabar yang lagi bertanding. (Red).