Bogor – ekpos.com – Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (DitjenPAS), Pujo Harinto menyatakan bahwa, kolaborasi dan sinergitas yang baik antara Balai Pemasyarakatan (Bapas) dengan unsur penegak hukum lain, perangkat pemerintah setempat dan masyarakat dapat hasilkan proses pembinaan klien pemasyarakatan dengan maksimal.
Kolaborasi yang komplit, akan hasilkan tujuan yang luar biasa,” ucapnya.
Tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak, pemasyarakatan tidak akan berhasil laksanakan penyelenggaraan penegakkan sistem Pemasyarakatan dengan baik. Pemasyarakatan butuh dukungan semua pihak dalam upaya reintegrasi sosial ex narapidana sehingga terjadi kesatuan yang utuh membangun negeri.
Hal itu ditegaskan Pujo saat didaulat ikuti pelaksanaan Panen Raya Sayuran Hasil Pelatihan Pertanian Klien Pemasyarakatan Bapas Kelas IIA Bogor di Saga Farm, kawasan Desa Ciareuteun, Bogor Barat, Kamis (5/1), didampingi oleh Kepala Bapas Bogor dan pimpinan pemerintahan daerah meliputi Dinas Sosia, Kepala Kantor Polisi Sektor Bogor Barat, Kepala Desa hingga Pokmaslipas (Kelompo Masyarakat Peduli Pemasyarakatan).
“Ini merupakan bukti nyata proses pembinaan penyelenggaraan Pemasyarakatan yang ideal, memenuhi 3 unsur kunci pembinaan yang baik dimana melibatkan Petugas, klien dan masyarakat,” tutur Pujo sesaat setelah memanen sayuran.
Ia menerangkan bahwa, peran Bapas yang mengapiliasikan Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembinaan semakin dikutkan seiring diundangkannya Undang-undang Pidana yang baru. Dimana pelaksanaan pemidanaan tidak semata-mata hanya mengedepankan unsur penjeraan, tetapi juga terdapat pidana alternatif.
Lebih lanjut, Pujo juga menyampaikan terimakasih kepada Bapas dan PT. beliver Karya Indonesia dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah berkolaborasi wujudkan pembinaan dan pelatihan yang sangat bermanfaat bagi klien Pemasyarakatan.
Kepala Bapas Kelas IIA Bogor, Tholina Saragih mengatakan, sudah menjadi tugas Bapas memberikan pelatihan kepada klien untuk mampu mandiri dan berdayaguna kembali kepada masyarakat.
Namun, Theo juga berpesan bahwa, Bapas tidak dapat melaksanakannya dengan baik tanpa bantuan dan dukungan masyarakat dan instansi pemerintah setempat.
“Dalam melaksanakan pembinaan dan pelatihan pertanian hingga menjadi seperti saat ini, Balai Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor kerjasama dengan PT. Beliver Karya Indonesia dengan melibatkan Petugas Bapas dan 15 orang klien Pemasyarakatan,” ungkap Theo.
Sementara itu, Betania, Pimpinan PT. Beliver Karya Indonesia dalam kesempatan yang sama menyatakan merasa bangga dan takjub atas keberhasilan dan kemajuan program pelatihan pertanian di Saga Farm yang diikuti oleh 15 orang Klien Pemasyarakatan.
“Mulanya bahkan ex bang napi merasa enggan bersentuhan dengan lahan dan alat pertanian, kita juga jadi pesimis. Namun setelah pelatihan berjalan, ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Semangat itu tumbuh sebagaimana lahan yang juga mulai menghijau,” ucap Bertania di sambut riuh tepuk tangan klien Pemasyarakatan program pelatihan pertanian Bapas Bogor.
“Satu hal bahkan yang tak disangka-sangka, baru 2 Minggu mengikuti program pelatihan ke 15 klien dapat melaksanakan panen raya dan hasilkan berbagai jenis makanan serta minuman dari olahan hasil pertanian,” tambahnya.
Melalui produk yang dihasilkan tersebut, PT. Beliver Karya Indonesia menargetkan akan mencoba peruntungan memasarkan produk makanan ringan dan minuman ke pasar ekspor meliputi Jepang hingga Eropa.
Ke-15 orang klien Pemasyarakatan yang berhasil mengikuti pelatihan pertanian juga diproyeksikan untuk menjadi mentor pelatihan pertanian, hingga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
“Harus bisa jadi mentor, pasti bisa. Kedepan kita harus sewa lahan lagi untuk memperluas dan hasilkan lebih banyak sayuran dan produk olahan. Suatu saat kita dapat berbangga karena makanan-makanan sehat yang ada di pasar Eropa diproduksi oleh kawan-kawan Klien Bapas Bogor,” lanjutnya.
Mendengar hal tersebut, Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak DitjenPAS menyambut baik rencana PT. Beliver Karya Indonesia yang akan memasarkan produk makanan ringan dan minuman hasil olahan pertanian Bapas Bogor ke pasar Internasional.
“Maka pertanian ini bukan hanya menjadi program pertanian biasa tetapi juga program pertanian yang memproyeksikan produk olahannya untuk dipasarkan ke pasar dunia. Kita menyebutnya FBI, From Bogor to Internasional. Ini akan menjadi sangat baik dan dapat dijadikan contoh oleh program pelatihan klien Pemasyarakatan di seluruh Indonesia,” tandasnya. (Red).