Pernikahan Massal di Pontren Jadi Sorotan Netizen

Pernikahan Massal 10 Pasangan Santri Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, Ciamis pada Senin(23/01/2023) Sumber Foto: Detik.com

CIAMIS, Ekpos.com >> Pondok Pesantren (Pontren) Miftahul Huda 2 Bayasari, Ciamis tengah menjadi sorotan dunia maya karena perjodohan dan pernikahan massal 10 pasang santri. Perjodohan dengan mengambil undian untuk menjadi calon mempelai wanita ini sukses membuat publik penasaran dan menuai banyak komentar para netizan.

Sebagai Informasi, pernikahan massal 10 santri tersebut  dilaksanakan  di Pondok Pesantren Miftahul Huda 2, Bayasari, Kec, Jatinagara, Kab. Ciamis pada Senin (23/01/2023).

Proses perjodohan diunggah akun  Tiktok @Matahari_miftahulhudaii dengan memperlihatkan Santri Putra mengambil kertas undian yang berisi nama Santri Putri untuk menjadi pasangan.

“Jodoh jalur undian” tulis  @biwaa  salah satu dari 1755 komentar dari postingan tersebut.

Komentar tersebut langsung mendapatkan klarifikasi dari pihak pesantren melalui akun YouTube @Miftahul Huda 2.

Salahsatu peserta perjodohan, Usman menyebutkan, undian hanya sebatas gimmik dan sebenarnya perjodohan sudah melalui banyak pertimbangan dan istikhoroh.

“Perjodohan atas istikhoroh bukan undian,  itu hanya gimik, karena sebenarnya perjodohan sudah atas proses yang panjang. Dari awal rapat para dewan kiayi, musyawarah, menilite dan menelaah kultur daerah dari mempelai, pencocokan karakter, hingga masuk tahap istikhoroh oleh kiayi yang Tsikoh.” Jelasnya.

Usman juga menambahkan alasan mengapa ia setuju dan yakin untuk dijohkan. Menurutnya, keputusan guru memiliki banyak alasan positif untuk melakukan perjodohan tersebut.

“Saking sayangnya guru terhadap kita, bukan hanya masalah jodoh saja, melainkan ke depannya akan gimana pun sudah dipersiapkan. Saya melihat senior saya yang dijodohkan sebelumnya, mereka ditempatkan diberbagai daerah untuk bisa berdakwah dan menyebarkan apa yang sudah didapat.” tambahnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2, Nonop Hanafi, bahwa pernikahan yang dilakukan bukan hanya sekedar perjodohan namun dipersiapkan bagi masa depan santriwan dan santriwati untuk mengemban tugas berdakwah ketika ditugaskan ke daerah-daerah.

“Setelah menikah, nantinya pasangan yang sudah sah aka nada waktu honeymoon, setelah itu nantinya akan kami proyeksikan untuk dakwah,” jelasnya. (Sopiyani Solihah).

Total
0
Shares
Previous Article

Pelaku Usaha Ikuti bjb PESATkan UMKM

Next Article

Bakamla RI Bangun Sistem Pemantauan Maritim Nasional di Kabupaten Bengkalis

Related Posts