Oleh: Ahmad Rusdiana
“Hidup adalah menjalani waktu, Hakikat waktu adalah menjadi yang terbaik” (Jalaludin Rumi)
Waktu begtu cepat berlalu, dari detik, menit, jam, hari, minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tidak lama lagi kami melepas tahun yang lama. Kita masuk ke tahun yang baru 2023. tak terasa sudah satu bulan lewat. syaratnya satu waktu memberi pesan bahwa usia kita semakin berkurang. Bukan bertambah menjadi lebih muda.
Pertanyaannya: Sudah berapa jam, hari, bulan, dan tahun yang kita lewati? Lalu, amal apa yang sudah kita lakukan? Langkah-langkah apa yang sudah kita kerjakan untuk mewarnai kehidupan ini dengan amal saleh? Layakkah, momen pergantian musim disambut dengan foya-foya dan hura-hura, yang tidak mencerminkan pribadi yang seharusnya memanfaatkan sisa-sisa usia dengan kebajikan?
Bercermin dari para Nabi utusan Allah, akan kita temukan jejak-jejak sejarah yang melangit, tentang bagaimana para Nabi ini memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya, sehingga hidup mereka menjadi berkah.
Allah haturkan pujian kepada para nabi-Nya karena mereka sigap dalam mengemas kebaikan. Mari kita perhatikan sejumlah peristiwa penting yang diabadikan dalam Al-Quran.
Pertama , Nabi Musa. Beliau begitu berbahagia usai berdialog dengan Allah. Kesempatan berdialog dengan Allah, beliau manfaatkan dengan memohon kepada-Nya dalam untaian doa yang berbunyi:
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti keinginanku .” (QS. Thaha ayat 25-28).
Permohonan Nabi Musa dikabulkan Allah dengan berfirman :
“Dia (Allah) berfirman, “Sungguh, telah berkenan permintaanmu, wahai Musa!” (QS.Toha: 36)
Kedua, Nabi Zakariya. Pada suatu hari, beliau datang kepada Maryam di mihrabnya.
Terlihat di dekat Maryam banyak buah-buahan dan makanan. Terjadilah percakapan antara beliau berdua:
Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini Anda dapatkan?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan .” (QS.Ali Imran : 37)
Mengetahui hal ini, Nabi Zakariya yang sudah tua renta namun tak kunjung memperoleh keturunan, langsung berdoa kepada Allah . Beliau yakin, meski usia sudah tak lagi muda, namun Tuhan yang telah memberikan anugerah kepada Maryam, juga Maha Mampu memberikan keturunan kepada orang yang telah lanjut usia seperti beliau.
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa .” (QS. Ali Imran: 38).
Allah kabulkan permohonannya dengan kelahiran seorang putera bernama Yahya.
Ketiga, Nabi Sulaiman. Beliau memiliki 900 kuda yang sangat tangkas. Begitu asyiknya dengan kudanya sampai beliau lupa zikir dan lupa mengerjakan shalat Ashar.
Nabi Sulaiman tersadar dengan kegagalannya. Beliau sangat menyesal. Beliau senang tobat. Sebagai bentuk penyesalannya, beliau sembelih semua kudanya dan membagikan dagingnya kepada para dhuafa. Nabi Sulaiman berdoa,
“Ia berkata: ‘Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi .” (QS. Shod : 35)
Allah sambut penyesalan dan kesungguhannya dalam pengertian dengan mengganti kuda-kuda yang disembelih itu dengan angin yang jauh lebih pantas dikendarai Nabi Sulaiman dibanding kuda-kuda tersebut.
Keempat, Nabi Muhammad SAW.
A.Pada satu kesempatan Rasul melihat orang-orang di pasar Madinah tengah sibuk dengan urusan jual beli. Beliau ingin mengingatkan mereka agar jangan sampai terlena dengan urusan dunia hingga meninggalkan urusan akhirat. Pada saat yang sama dia menjemur bangkai kambing kecil yang telinganya terpotong. Beliau memungut anak kambing itu dan memegang telinganya lalu berkata,
“Siapakah di antara kalian yang mau membeli bangkai anak kambing ini dengan satu dirham?”
Mereka menjawab, “Kami tak sudi dengan berapa pun. Apa yang bisa kami buat dengannya?” Nabi bertanya kembali:
Apakah kalian mau anak kambing ini untuk kalian (cuma-cuma)?”
“Seandainya dia masih hidup, kambing ini tetap cacat, telinganya putus. Apalagi sudah jadi bangkai.” Maka Rasul merindukan :
“Demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina bagi Allah dari bangkai ini di mata kalian .” (HR.Muslim)
B.Pada saat dia menyampaikan kabar gembira bahwa tujuh puluh ribu orang dari umatnya akan masuk surga tanpa hisab dan azab. Mendengar hal itu, Ukkasyah bin Mihshan berkata, “Mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka.” Beliau menjawab: “Kamu termasuk golongan mereka.” Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka.” Beliau menjawab: “Kamu sudah kedahuluan Ukkasyah.” (HR. Bukhari-Muslim)
Inti dari kisah-kisah para Nabi tersebut memberikan pelajaran kepada kita “untuk memiliki gairah yang menggelora dan semangat tanpa batas untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan”. Hendaknya kita bersegera mengambil dan memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk beramal saleh. Jangan menunggu masa sakit, masa tua, masa miskin, dan masa kematian yang menjelang. Tapi, sekarang, ya sekarang dan sampai kapan pun jangan pernah kita bosan berbuat baik dan menjadi orang baik.
Al Munawi berkata, “Orang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada diusia senja yang sulit beramal. Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati mada tersebut dengan sia-sia” (At-Taisir Bi Syarh Al-Jami’ Ash Shogir,1/356)
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kemampuan lahir dan batin dalam berbuat kebaikan sampai akhir nafas hidup kita, sehingga berakhir dalam keadaan husnul khatimah***
(Wallahu a’lam bishowwab)
*) Artikel ini merupakan intisari Khutbah Jumat, 03 Februari 2023.
Profile
Ahmad Rusdiana, Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti PerguruanTinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengem-bangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. https://play. google. com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M***red