Bertaubat di Bulan Syaban, Meraih Derajat Muttaqin di Bulan Ramadhan

Guru Besar Manajemen Pendidikan UINBandung/dok.Tresna Bhakti

Oleh: Ahmad Rusdiana

Sya’ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam Islam, selain Muharram, Dzulhijjah dan Rajab. Keistimewaan bulan ini dimulai semenjak dari awal bulan hingga akhir bulan. Akan tetapi keistimewaan yang lebih terdapat pada malam Nisfu Sya’ban, yaitu malam ke lima belas pertengahan bulan sya’ban. Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah pernah bersabda:

”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa’i).

Keterangan hadis tersebut mengingatkan kita tentang alasan mengapa Nabi SAW. Selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Beliau menjelaskan alasannya, karena hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal shaleh kepada Allah SWT. Bulan Sya’ban, diamana banyak oarang melalaikannya, justru Rasulullah SAW. memperbanyak beribadah di bulan tersebut. Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

Bukankah kita masih ingat bahwa di antara shalat-shalat yang begitu dianjurkan kepada kita adalah shalat lail yang merupakan  shalat paling afdhal ?. Di antara alasan mengapa dia menjadi afdhal, adalah karena pada waktu shalat lail itulah banyak manusia yang lalai.

Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah, utamanya ibadah puasa. Sayidatina Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada bulan Sya‟ban? Beliau mengatakan,

 “Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Syaban. Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya.”(HR.Bukhari dan Muslim).

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi SAW yang lainnya. Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut. Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya‟ban adalah sebagai persiapan, latihan dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki. Perlombaan hamba-hamba Allah di bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi bagi seorang hamba yaitu predikat takwa.

Mungkin sebagian kita, sejak perginya bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah merasakan bagaimana indahnya berpuasa karena Allah. Maka saatnya kita mencoba berpuasa di bulan Sya‟ban ini, agar tubuh kita pada saatnya nanti mudah menyesuaikan dengan bulan Ramadhan, di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu bulan penuh.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan suci, alangkah baiknya kita bersihkan hati kita di bulan sya’ban ini, dengan memperbanyak taubat kepada Allah dan menghentikan maksiat-maksiat yang selama ini kita lakukan. Sehingga ketika masuk di Bulan Ramadhan nanti, kita sudah dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa yang pernah kita perbuat.  Allah SWT berfirman:

“Dan kerjakanlah shalat (wahai Nabi), dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya. Dan adanya perintah untuk mendirikan shalat dan penjelasan perbuatan-perbuatan baik akan melenyapkan perbuatan-perbuatan buruk memuat satu nasihat bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan memikirkanya” (QS. Hud [11]: 114)

Bukan hanya  ibadah shalat dan puasa, pada bulan ini, kita juga dianjurkan untuk meningkatkan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur’an, shalat, berzikir, dan membaca shalawat. Terkait membaca shalawat, memang bulan ini merupakan bulan yang spesial untuk nabi dan dianjurkan banyak membaca shalawat padanya. Pasalnya, pada bulan inilah diturunkan sebuah ayat yang memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi. Bukan hanya kita saja sebagai manusia biasa, Allah dan Malaikat-Nya pun dalam ayat ini disebutkan ikut bershalawat kepada Nabi. Ayat ini tertulis dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 56 yang sudah sangat masyhur yakni:

Artinya: “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Turunnya ayat ini di bulan Sya’ban menjadi tanda bahwa Rasulullah menjadikan bulan ini spesial baginya. Dalam sebuah hadits dari Dari Anas bin Malik ra rasulullah menyebut bulan Sya’ban ini adalah bulan miliknya:

Artinya: “Rajab adalah bulan Allah, dan Syaban adalah bulanku, Ramadhan adalah bulan umatku.”

Wallahu a’lam Bishowab

*( Arikel ini, merupakan intisari khutbah Jumat, 24 Pebruari 2023)

Profile

Ahmad Rusdiana, Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti PerguruanTinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengem-bangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. https://play. google. com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M***red

Total
0
Shares
Previous Article

Tumbuhkan Semangat Gotong Royong, Babinsa Koramil Kokonao Ajak Warga Perbaiki Tanggul

Next Article

BI Perketat Aturan Devisa Parkir, Ketua DPD RI: Harus Antisipasi Pola Counter Trade

Related Posts