Bandung, ekpos.com
Anggota DPR RI, Komisi X, Sodik Mujahid, menyatakan Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 272 juta jiwa merupakan negara pengimpor pangan terbesar dunia.
Demikian dikatakan Sodik saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional tentang Peran Petani Muda Sebagai Pilar Penting Dalam Upaya Menghadapi Krisis Pangan Global” Jurusan Teknik Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi,UIN SGD Bandung di Gedung Anwar Musaddad, Senin, 13 Maret 2023
Menurut Sodik, terungkap di BPS bahwa nilai inpor pangan sampai Januari-Juni 2021 mencapai Rp.88,21Triliun (USD.6,3 Miliar).Dan, diperkirakan hingga kurun satu tahun ini nilai impor pangan bisa mencapai sekitar Rp.140.Triliun.
Sebab itu, ketergantungan terhadapa pangan inpor harus segera dikurangi dengan menerapkan Program Kedaulatan Pangan Nasional Berkelanjutan ,yaitu memaksimalkan memanfaatkan sumebr daya dan potensi pangan lokal.
Sementara,Wakil Rektor III UIN SGD Bandung, Prof.Ah.Fathonih, mengatakan sejak zaman Rosulullah kenapa diwajibkan membayar zakat pertanian? Sebab, lanjut Fathonih, petani dalam kontek dahulu adalah orang kaya.
Fathonih mengajak para mahasiswa ketika terjun kemasyarakat untuk mengembangkan desanya, karena pertanian obyeknya di desa, dan kebutuhan kota tergantung dari desa.
“Kalian harus siap mengembangkan desa, stigma hidup desa, bertani dan miskin, harus di buang jauh- jauh dari fikiran, kalian sebagai pilar pembangunan bangsa tentu harus membangun desa.” Pinta Fathonih saat membuka seminar nasional tersebut.
Menurutnya, ketika terjun ke masyarakat apapun profesinya harus menciptakan inovasi dan solusi, karena mahasiswa sebagai agen perubahan. Mahasiswa harus mengembangkan potensi diri, mempunyai skill, menguasai teknologi digital agar tidak tergilas oleh jaman.
“ Mahasiswa di jaman Gen Z harus merespon perubahan jaman, berinovasi dan beradaptasi, dan menjadi solusi terhadap permasalahn bangsa.” ujar Fathonih
Ditempat yang sama Prof.Subandi mengungkapkan hanya 19 persen pemuda yang menggeluti sektor pertanian. Tapi sayang, Program Petani Mileneal yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ternyata 30 persen tersangkut kridit macet di Bank BJB, sebab tidak memuhi KUR (kridit Usaha Rakyat).
Menurutnya, program gubernur sebetulnya bagus,kalau program berhasil akan di lanjutkan dengan program lain yaitu YESS ( Youth Entrepreneur and Employment Support Services yang merupakan buah kerjasama antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Dipaparkan Subandi,salah satu implementasi program YESS ini adalah memfasilitasi bantuan modal melalui kegiatan Competitive Grant atau hibah kompetitif bagi wirausaha muda pertanian yang merupakan pemuda perdesaan untuk mengelola usahanya.
“ Program ini diberikan kepada kelompok pemuda petani,diharapkan untuk menstimulir pemuda-pemuda di desa untuk berkarya inovatif, kreatif dalam pertanian ” ucapnya.
Sementara Rina Syawal dari Badan Pangan Nasional mengatakan bahwa salah satu Fungsi Badan Pangan Nasional Dalam Perpres Nomor 66 Tahun 2021 yakni melakuakn koordinasi, perumusan, dan penetapan kebijakan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan, kerawanan pangan dan gizi, penganekaragaman konsumsi pangan, dan keamanan pangan.
Seraya ia motivasi dan dorongan kepada mahasiswa agar menjadi petani sukses
“Kalau anda ingin menjadi petani sukses. Maka,anda harus mencintai pekerjaan yang sedang dilakukan, kemudian lakukan secara sistematis, dan belajar untuk cara mempromosikan diri,serta aplikasikan rencana bisnisnya,bangun relasi dengan solid, bersikap dinamis,dan inovatif.” pungkas Rina.*** har