Oleh: Ahmad Rusdiana
Kini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan beberapa hari lagi akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Maka selayaknya kita tidak perlu menunda lagi untuk meningkatkan keshalihan. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Maka mulai sekarang marilah kita semakin mendekatkan diri dan semakin giat beribadah, serta kian jauh meninggalkan larangan-larangan Allah. Juga senantiasa berdoa sebagaimana ajaran Rasulullah SAW:
Artinya: “Ya Allah, berkatilah kehidupan kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah usia kami hingga bulan”.
Kemudian ketahuilah wahai saudara-saudara seiman yang dimuliakan Allah, bahwa di antara nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah kepada para hamba-Nya adalah kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karenanya, para hamba mesti berbahagia menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan keridhaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. (QS Al-Baqarah, 2: 185).
Maka siapa pun yang masih dapat menjumpai bulan Ramadhan, maka hendaklah ia berpuasa. Sementara beberapa hari lagi kita telah memasuki bulan Ramadhan, maka marilah senantiasa menyongsong kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Mempersiapkan segala potensi fisik, materi dan rohani untuk mengagungkan bulan Allah ini. Bila telah masuk awal Ramadhan, marilah berdoa kepada Allah, agar dikarunia keselamatan keimanan dan kehusyukan beribadah selama sebulan penuh.
Para ulama terdahulu mencontohkan bahwa, sejak mendekati hari-hari terakhir bulan Sya’ban, mereka senantiasa meningkatkan amalan-amalan kebaikan seraya berdoa: Ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini (Ramadhan) keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Berikanlah kepada kami, taufik dan i’anah-Mu agar kami mampu melakukan amalan-amalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Dan bila telah datang bulan Ramadhan nanti, marilah kita ikuti sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Maka Allah mewajibkan kalian untukberpuasapadabulanitu,saatitu pintu-pintusurga dibuka, pintu-pintunerakaditutup,parasetandiikatdanpadabulan itupulaterdapatsatumalamyangnilainyalebihbaikdariseribubulan.(HR Ahmad)
Yang membatalkan puasa. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Barang siapa muntah dengan sengaja, maka wajib mengqadha (puasanya). (HR Tirmidzi).
Tidak berniat puasa pada malam harinya juga membatalkan puasa. Keluarnya darah haid atau nifas. Murtad serta hilang akal atau gila adalah juga membatalkan puasa. Karenanya kita harus senantiasa bertindak hati-hati selama menjalankan ibadah puasa. Sedangkan orang-orang yang diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa ada beberapa kategori, yakni perempuan hamil berdasarkan petunjuk dokter. Demikian pula perempuan yang sedang menyusui, seperti haInya perempuan hamil. Termasuk musafir, yakni orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat, namun setelah itu wajib mengqadha puasa yang ditinggalkan.
Selanjutnya yakni orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin. Maka, setelah mengetahui segala hal yang terkait dengan puasa, marilah kita bersiap menyambut bulan Ramadhan demi menunaikan salah satu rukun Islam tersebut.
Marilah kita sambut bersama bulan penuh berkah dan ampunan Allah ini dengan penuh rasa suka cita dan keikhlasan beribadah. Sebagaimana Allah dan Rasulullah telah menyatakan keagungan bulan Ramadhan dalam surat Al-Baqarah ayat 185 di atas. Serta sabda Rasulullah SAW:
Artinya:BarangsiapaberpuasaRamadhandengankeimanandanmengharappahala(keridhaan)Allah,makadiampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR Bukhari).
Sekali lagi, pengetahuan masalah puasa Ramadhan hendaknya kita kuasai dengan baik. Demikian pula niat demikian tulus kita tekankan dalam hati untuk menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai kesempatan langka sekaligus istimewa.
Karena tidak ada jaminan bahwa tahun depan kita akan bertemu kembali dengan Ramadhan, meski tentu saja terus berdoa agar diberikan umur panjang sehingga dapat berjumpa dengan Ramadhan kembali. Amin ya Karim
(Artikel ini merupakan esensi khutbah Jumat,17 Maret 2023)
Profile
Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs., MM. : Lahir di Puhun Ciamis, tanggal 21 April 1961, merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Sukarta (Alm), dengan Ibu Junirah. Sejak kecil mengikuti orang tua di Dusun Puhun Desa Cinyasag Kec. Panawangan Kab. Ciamis. Tamat Sekolah Dasar di SD Cinyasag I, tahun 1975. Madrasah Tsanawiyah di Panawangan Ciamis lulus tahun 1979, Madrasah Aliyah Bandung lulus 1982, S-1, Jurusan Dakwah Fakutas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1987, S-2 Magister Manajemen Institut Manajemen Indonesia Jakarta lulus tahun 2002. dan menyelesaikan S-3 Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung, lulus tahun 2012, dengan Disertasi “Implentasi Kebijakan WASDALBIN Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Sesuai dengan moto hidupnya “belajar dan mengabdi”, Ia mengabdi sebagai Dosen Manajemen Pendidikan pada Fak. Tarbiyah dan Keguruan dan Pascasarjana UIN Bandung. Pangkat Lektor Kepala Golongan IV/c. TMT April 2019. Jabatan Guru Besar Ilmu Manajemen Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Sejak 27 September 2021. Baca Juga: https://www.yudidarma.id/2021/09/sosok-prof-dr-ha-rusdiana-mm-guru-besar.html