Jakarta – ekpos.com – Anggota Banggar DPR RI, Mukhtarudin menyebut momentum perekonomian Indonesia yang cukup kuat pada tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen ini harus terus dijaga hingga tahun 2024.
“Artinya sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi mesti dikendalikan dan diperkuat lagi” kata Mukhtarudin, Jum’at (5 Mei 2023).
Meskipun masih dihantui dengan ketidakpastian perekonomian global. Namun Mukhtarudin meyakini, perekonomian Indonesia masih mampu menjaga stabilitasnya, bahkan cenderung tumbuh hingga tahun depan.
Mukhtarudin, mantan aktivis HMI mengatakan, dengan semakin tingginya aktivitas masyarakat, sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,54 persen secara tahunan.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini pun berharap dari sisi permintaan konsumsi rumah tangga harus bisa tetap tumbuh di atas 5 persen, dengan demikian inflasi di Indonesia juga harus dikendalikan.
“Confidence dari konsumen harus dijaga, dan juga investasi akan terus momentumnya diperkuat,” pungkas Mukhtarudin.
Untuk diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen secara tahunan pada kuartal I-2023 menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Bahkan Airlangga menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di antara negara-negara dengan perekonomian terbesar yakni G20.
“Pertumbuhan ekonomi kita 5,03 persen itu kan salah satu yang tertinggi atau nomor 2 di antara G20,” ujar dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jum’at (5/5/2023) kemaren sore.
Sebagai informasi, sebagian negara anggota G20 memang telah mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Tapi, sebagian negara belum merilis data tersebut.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengungguli China dengan pertumbuhan 4,5 persen, Meksiko tumbuh 3,9 persen, Amerika Serikat tumbuh 1,6 persen, Korea Selatan tumbuh 0,8 persen, Singapura tumbuh 0,1 persen, serta Jerman yang justru terkontraksi perekonomiannya sebesar 0,1 persen.
“Jadi di tengah dunia yang pertumbuhan melambat, yang lain belum recover, kita sudah recover duluan,” imbuh Airlangga.
Menurut Airlangga, kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari aktivitas masyarakat yang mulai pulih pasca status PPKM dicabut pada akhir tahun lalu.
“Ini tentu seiring dengan dihentikannya PPKM akhir tahun lalu sehingga mobilitas masyarakat meninggi,” katanya.
Selain itu, reformasi struktural yang dilakukan pemerintah dinilai juga telah membuahkan hasil positif, sehingga sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari investasi tumbuh sebesar 2,11 persen.
“Prospek pertumbuhan ekonomi nasional ke depan tetap kuat,” tandas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga ke etua umum DPP Partai Golkar itu. (Sut).