Oleh : A.Rusdiana
HARI AHAD atau biasa kita sebut minggu mungkin hari yang paling ditunggu-tunggu, sebab setiap hari ahad dalam penanggalan masehi merupakan hari libur. Peraturan di Indonesia mengikuti mayoritas Negara Eropa. Sejarahnya tak lepas dari Romawi Kuno yang pusatnya ada di Italia. Bangsa Romawi percaya bahwa Minggu adalah hari yang baik untuk beribadah. Indonesia memiliki peraturan mengenai waktu liburan resmi nasional. Di negara lain seperti Gambia, bahkan memiliki peraturan weekend selama tiga hari berturut-turut, yaitu Jumat, Sabtu, dan juga Minggu. Dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Sebagian ulama mengatakan: Allah menamakan hari Ahad adalah permulaan hari dan tidak ada sesuatu sebelumnya termasuk Taunmu, serta tidak ada kehidupan selain Allah, tiada Tuhan kecuali Dia, Dialah Dzat Yang haq dan Yang Nyata. Allah menamakan hari Ahad sebab kata “Azhad” itu diambil dari nama-nama Allah Taala atau Asmaul Husna. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman Allah: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa (Ahad)” (QS Al Ikhlas [112]: 1).
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat tentang hari Ahad, maka beliau menjawab: “Hari Ahad alah dari tanam dan meramaikan”. Para sahabat lalu bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana hari Ahad itu disebut sebagai hari tanam dan meramaikan?”. Rasulullah menjawab: “Karena pada hari itu Allah menciptakan dunia dan meramaikan (isi)nya”. Allah SWT menciptakan hari itu ada tujuh yakni: hari Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Jika orang yang berakal mau memikirkan tentang hakikat kalimat ini, maka dia akan mengetahui bahwa langit itu ada tujuh, bumi ada tujuh, lautan ada tujuh, neraka ada tujuh, dan dia diberi rizki dari tujuh macam perkara.
Alquran Ungkap Rahasia di Balik Hari Ahad; Sebagian para ulama berkata: “Sesungguhnya Dzat yang membuat dan yang menciptakan telah memberikan banyak anugerahNya dan mempersembahkanNya yang belipat-lipat ganda, serta menunjukkan kepada hambaNya mengenai kesempurnaan DzatNya”. Syekh Abi Nasrun Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamdaniy. (2010) Rahasia Dibalik Tujuh Nama Hari . Jakarta: Kalam Mulia.
Allah telah menciptakan tujuh perkara pada makhlukNya dan setiap satu dari tujuh perkara tadi Allah menciptakan tujuh perkara yang lain, di antaranya:
Pertama: Allah menciptakan falak; Allah menciptakan falak atau orbit yang beredar adalah pada hari Ahad. Sebagaimana yang dikatakan dalam firmanNya yang artinya: “Yang menciptakan tujuh langit yang berlapis-lapis” (QS Al-Mulk[67]:3). Dari mana Allah menciptakan langit itu? adalah daru dukhan (secepatnya). Sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya, yang artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap”(QS Fushilat [41]: 11). Artinya Allah menciptakan langit yang masih berupa asap dan Allah menjadikan asap ini tujuh bagian, diantaranya: Allah menciptakan langit dunia yang berasal dari udara, langit kedua berasal dari tetes air atau embun, langit ketiga berasal dari besi, langit keempat berasal dari perak, langit kelima berasal dari emas, langit keenam berasal dari mutiara, dan langit ketujuh berasal dari yaqut merah. Kemudian Allah memisahkan diantara langit-langit itu dan menjadikan jarak antara setiap langit ada 500 tahun perjalanan.
Kedua: Allah menciptakan bintang; Allah menciptakan bintang (planet) yang beredar di langit adalah pada hari Ahad. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman Allah, yang artinya: “Dan Dialah yang menjadi bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadi petunjuk dalam bayangan didarat dan di lautan” (QS Al-An’am [6]: 97). Allah menjadikan bintang-bintang ini menjadi tiga macam, diantaranya disebut bintang “tsabit”, bintang ini tidak berjalan juga tidak berhenti. Kedua bintang “Taafful” bintang ini bisa terbenam bisa juga terbit. Kemudian yang ketiga adalah bintang “Dur” bintang ini selalu beredar di orbitnya. Pada tiga jenis bintang tadi terdapat tujuh bintang lagi yakni bintang zuhal, musytariy, marikh, syams atau matahari, zahrah, atharid, Qamar atau bulan.
Ketiga. Allah menciptakan neraka; Allah menciptakan neraka pada hari Ahad. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firmanNya,yang artinya: “Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka” (QS Al-Hijr[15]:44). Tujuh tingkatan itu adalah Jahanam, Sa’ir, Saqar, Jahim, Chuthamah, Ladza, Hawiyah.
Keempat: Allah menciptakan bumi; Allah menciptakan bumi pada hari Ahad. Dalam hal ini Allah Taala berfirman, yang artinya: “Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi..” (QS Ath-Thalaq [65]: 12).
Kelima : Allah menciptakan lautan; Allah menciptakan lautan samudra pada hari Ahad. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firmanNya, yang artinya: “Dan laut samudra ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi)” (QS Luqman [31]: 27). Tujuh laut itu meliputi: laut Thabristan, laut Karman, laut Uman, laut Qalzum, laut Hindustan, laut Rum, dan laut Maghrib.
Keenam: Allah menciptakan anggota tubuh anak Adam; Allah menciptakan tujuh anggota tubuh anak Adam pada hari Ahad, ketujuh anggota tubuh ini meliputi kedua tangan, dua kaki, dua lutut dan wajah. Semua itu merupakan anggota sujud. Sementara sebagian ulama menyebutkan anggota tubuh anak Adam yang tujuh itu meliputi otak, otot, urat syaraf, tulang, daging, darah, dan kulit. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat” (QS Al-Insyiqaq [84]: 19).
Allah menciptakan anak Adam itu terdiri atas tujuh angota tubuh, sebagaimana Allah menciptakan apa yang diciptakannnya di langit dan di bumi, tubuh anak Adam itu adalah dzahirnya, batinnya adalah alam, langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya adalah alam. Jiwa anak Adam adalah alam besar, sedangkan langit dan bumi adalah alam kecil.
Keutamaan hari Ahad unggulan dijadikan momentum untuk mahabah agar terhindar dari musibah kesyirikan dan melakukan dosa di masa-masa akhir pekan. Seraya berdo’a:
“….. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau memberikan petunjuk kepada kami, dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS. Ali Imran [3]: 8).
“Ya Allah aku ingin membebaskan diriku dari syirik dan kejahatan pada hari ini dan hari-hari Ahad setelahnya dan aku ikhlas atas doaku tanpa mengharap untuk dikabulkan dan aku akan menegakkan taatku untuk berharap pahala dari-Mu.” Ahad Berkah jadikan untuk Mahabbah adalah prinsipil yang menghubungkan antara hamba dengan Tuhannya, sehingga ia patuh, tunduk, membenci sikap yang menghalangi cintanya, dan sepi hatinya dari sesuatu selain Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab
*( Penulis: adalah Guru Besar Menajemen Pendidikan UIN SGD Bandung, Pakar dan Pemerhati Pendidikan Nasional)