Perilaku Anak-anak Makin Sadis di Sistem Kapitalis

Oleh: Resa Ristia Nuraidah

MAJALENGKA, Ekpos.Com — Bocah kelas 2 SD di Sukabumi, Jawa Barat, MHD (9) menjadi korban pengeroyokan oleh kakak kelas pada Senin (15/5/2023). Korban sempat dilarikan ke rumah sakit dan mengalami kondisi kritis selama 3 hari kemidian meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, korban rupanya sempat menyebutkan nama terduga pelaku pengeroyokan.

Dikutip dari Tribun Cirebon.com, Kakek korban, MY (52), mengatakan cucunya menyebut terduga pelaku pengeroyokan ituberinisial AZ. Namun, MHD hanya menyebutkan nama itu saja karena korban kemudian tak lagi bisa berbicara karena suaranya menghilang akibat luka yang dialami korban.

Bullying makin marak bahkan di sekolah dasar, dan makin sadis serta bengis. Masalah kekerasan dan perundungan ini tidaklah sederhana, melainkan bersifat sistematis, yakni kehidupan yang sekuler liberal.

Hal ini menyebabkan kehidupan umat Islam menganut gaya hidup bebas dan rentan stres sosial karena mengukur segala sesuatu dengan materi (duit).

Akhirnya, pelajar pun kian jauh dari agama. Mereka terus terdidik untuk pintar dalam akademik agar bisa menjadi individu hebat yang bekerja di tempat bonafide, serta memiliki upah tinggi agar bisa hidup bahagia. Mereka pun tumbuh pintar tanpa disertai takwa. Dari sinilah bibit-bibit kejahatan besar ditanam.

Inilah pemicu seseorang mudah terpancing amarah hingga hilang akal yang melakukan sesuatu di luar nalar hingga bisa menghilangkan nyawa manusia.

Pendidikan yang menjauhkan agama juga akan melahirkan perilaku amoral. Anak dididik untuk liberal melakukan apa pun asal ia senang. Sudahlah agama tidak diajarkan, pornografi dan kekerasan menjadi teman bermain mereka. Ini pula yang menjadi bibit maraknya kasus perundungan. Ditambah dengan keluarga yang acuh, ayah dan ibu sibuk bekerja sehingga anak-anak kekurangan kasih sayang, jadilah mereka mencari eksistensi dan kesenangan di luar rumah.

Sungguh nestapa nasib anak-anak hari ini. Mereka diserang dari segala lini. Sekolah hanya bertumpu pada akademik, keluarga alpa terhadap pengasuhan, industri pornografi seolah didukung penguasa, dll. Semua inilah yang menjadi faktor pendorong terjadinya perundungan.

Solusi tuntas hanya akan didapatkan jika menyentuh akar masalah. Lalu apa akar masalahnya? Akar masalah dari berbagai konflik di negeri ini adalah penerapan sistem kapitalis sekuler, dan ini merupakan salah satu bukti dari kegagalan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan saat ini.

Untuk menyelesaikan kekerasan ini secara serius, jalan satu-satunya adalah dengan menerapkan syariat Islam oleh individu, keluarga (orang tua), dan sekolah (masyarakat). Serta untuk mewujudkan ini semua, butuh sistem yang kondusif, yakni Sistem Islam yang menerapkan aturan Islam secara keseluruhan. Seluruh problematika umat diatur oleh aturan Islam.

Hanya penerapan Islam kaffah solusi yang mampu membentuk generasi cemerlang, tanpa bullying. Sistem Islam akan senantiasa menerapkan sistem pendidikan berbasis Islam di tengah-tengah umat. Sistem pendidikan yang berbasis akidah akan mampu melahirkan individu yang berkepribadian Islam. Sedari awal ia sudah memahami tujuan hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah Taala. Tujuan ia belajar semata untuk Allah semata.

Wallahualam bi Ash-Shawab.

Total
0
Shares
Previous Article

Ketua DPC PWRI Kab. Sukabumi Tinjau Pembangunan Proyek P3 - TGAI di Kecamatan Purabaya

Next Article

Christian Julianto: KPJ Bisa Tingkatkan Kualitas

Related Posts