BANDUNG, Ekpos.Com — PLH Wali Kota Bandung serahkan 4.464 Kartu Identitas Anak (KIA) kepada peserta didik di Kota Bandung di SDN 001 Merdeka, Senin (12/6/ 2023).
Ema mengatakan, penyerahan KIA merupakan bentuk komitmen Pemkot Bandung memenuhi hak anak atas identitas diri serta mengakses administrasi kependudukan.
“Alhamdulillah dalam sisi administrasi usia 0-17 tahun, negara sudah menyiapkan administrasi kependudukan. Ini sangat penting mereka diberikan KiA yang tentunya fungsinya sama dengan KTP, supaya mereka tahu mereka punya identitas,” katanya.
Kota Bandung, kata Ema, tengah mengejar target pembuatan KIA dengan berbagai program. Saat ini realisasi pembuatan KIA di Kota Bandung sudah mencapai 48 persen dari target nasional sebesar 50 persen
“Kita baru 48 persen dari jumlah seluruh anak PAUD – SMP. Kita belum mencapai target nasional 50 persen. Saya minta disduk masifkan PAUD-SMP diakselerasi kita targetkan 2024 semua selesai,” ujarnya.
Ema mendorong para guru untuk terus menyosialisasikan fungsi dan manfaat KIA kepada anak didiknya.
“Sosialisasikan oleh guru kepada siswa supaya mereka tahu kartu ini penting. Kepala sekolah untuk terus mengingatkan bagaimana fungsi dari kartu ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, Tatang Mukhtar mengatakan, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak, sejak akhir tahun 2016 hingga saat ini, Disdukcapil Kota Bandung terus gencar melaksanakan sosialisasi dan pelayanan KIA bagi penduduk Kota Bandung.
Hingga Juni 2023, sebanyak 294.570 KIA telah di terbitkan dari total 642.854 anak atau mencapai 48 persen. Untuk itu pihaknya terus melakukan akselerasi guna mencapai target nasional 50 persen.
“Insyaallah tahun ini target 50 persen akan terpenuhi. Mudah-mudahan di tahun depan kita terus akselerasi hingga mencapai 100 persen,” kata Tatang.
Disdukcapil Kota Bandung memfasilitasi pelayanan KIA dengan berbagai cara, seperti pengadaan Mepeling (Memberikan Pelayanan Keliling) KIA ke sekolah-sekolah dan lembaga terkait, layanan di Geulis (Gerai untuk Layanan Istimewa).
Selain itu ada layanan program three in one (3 in 1) dengan lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia), hingga pelayanan KIA secara online melalui aplikasi Salaman.
Ia mengungkapkan, melalui berbagai program dan inovasi pelayanan tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan akses bagi masyarakat, khususnya para peserta didik di Kota Bandung untuk mendapatkan KIA.
“Dengan demikian, secara bertahap dokumen identitas kependudukan bagi anak di Kota Bandung dapat terpenuhi,” ujarnya.*