Demak – ekpos.com – Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol) Kabupaten Demak menggelar kegiatan pendidikan politik dan wawasan kebangsaan dengan tema “Pesantren sebagai Pelopor Anti Kekerasan dan Anti Bullying”, Selasa (18/7/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Darul Qur’an Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen, Demak itu, digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah.
Puluhan santri putra dan putri asuhan KH. Nur Khamim itu antusias mengikuti kegiatan yang menghadirkan dua narasumber yakni Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet dan Kusfitria Marstyasih Fasilitas Nasional Program Roots (Anti Bullying/Anti Perundungan) Kemendikbudristek RI.
Kepala Bakesbangpol Demak, Kendarsih Iriani, yang hadir dan membuka acara tersebut mengajak para santri agar saling menghargai sesama umat manusia,senantiasa menjunjung tinggi nilai persatuan dan cinta tanah air demi keutuhan NKRI.
“Jangan saling ejek, saling menyayangi, tetap rukun, mari nyalakan terus semangat persatuan dan kesatuan,” kata Kendarsih yang akrab disapa Niken.
Sementara itu, Fahrudin Bisri Slamet yang akrab disapa FBS dalam paparannya mengajak para santri, agar senantiasa menjaga empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Empat Pilar ini merupakan kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk santri,” kata FBS.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan ini merupakan fondasi bagi rakyat Indonesia dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat.
“Mari kita jaga empat pilar ini agar terus berdiri kokoh. Ketika ada salah satu tiangnya rapuh dan roboh, maka robohlah negara Indonesia,” tandasnya.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, FBS mengajak para santri, agar menghargai perbedaan. Meski berbeda-beda tetap satu, karena persatuan dan kesatuan yang membuat negara Indonesia kuat.
“Mari kita jaga rasa cinta tanah air. Kalau bukan kita, siapa yang akan mencitai negeri ini. Kalau tidak saling mencintai maka akan terjadi perpecahan,” ujar FBS.
Dalam kesempatan itu, Kusfitria menyatakan bahwa, semua orang akan berkembang dengan baik jika berada di komunitas yang tepat dan saling menghormati perbedaan. Karena itu, ia mengajak para santri agar menciptakan lingkungan kondusif bebas bullying yang diisi oleh pribadi berintegritas dan kreatif.
“Teman-teman santri yang saat ini belajar di Ponpes Darul Qur’an sudah berada di lingkungan yang tepat,” ujarnya. (Ar).