Jawab Tantangan Global, FEBI UIN Bandung Siap Cetak Pemikir dan Pelaku Ekonomi

Bandung, ekpos.com

Era Revolusi Industri 4.0 dan pasar bebas berimplikasi kepada tangtangan sekaligus tuntutan disegala aspek kehidupan tak kecuali lembaga perguruan tinggi. Dalam hal ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN SGD Bandung terus melakukan upaya strategis dan antisipatif, untuk mewujudkan  center of excellence pengembangan Ilmu Ekonomi Islam dan Ilmu Bisnis Islam.

“ FEBI UIN SGD mampu mencetak para ekonom,pemikir ekonomi, menggerakkan dan mengembangkan sumber-sumber ekonomi, dan mencetak alumni menjadi pelaku-pelaku ekonomi,” tegas Dekan FEBI, Dr.Dudang Gojali, M.Ag, ketika memberikan  sambutan dalam acara Pembinaan Pegawai FEBI, di Auditorium, Selasa (18/07/2023).

Menurutnya, FEBI sebagai salah satu  institusi pendidikan tinggi  mempunyai posisi dan  peran strategis, terutama dalam meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa, serta mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berkualitas dan mandiri, sehingga mampu membangun diri dan masyarakat sekelilingnya.

Bukan hanya itu, FEBI juga siap berkontribusi dan  berperan aktif dan membantu pemerintah dalam menetralisir pemikiran radikalisme (deradikalisasi), baik di internal FEBI maupun masyarakat luas. Karena menurut Dekan, selain rendahnya pemahaman keaagamaan, radikalisme tumbuh subur akibat kemiskinan. “Nah, ilmu yang dipelajari di FEBI adalah ilmu pibeunghareun (ekonomi dan bisnis). Inilah yang dimaksud FEBI ikut berikhtiar dalam deradikalisasi,” terang Dudang.

Dekan Dudang berobsesinya, ingin mengembangkan FEBI menjadi fakultas yang unggul dan berdaya saing. Strategi kebijakannya dilakukan melalui pendekatan pencerahan, pemberdayaan, dan pengembangan dalam rangka menciptakan kultur akademik yang kondusif. Lalu meningkatkan kualitas yang berorientasi pada jaminan mutu dan inovasi. Tidak lupa modernisasi manajemen pendidikan dan pelayanan administrasi yang profesional, efektif dan efisien.

Lima Budaya Kerja

Dirjen Pendis, Prof. Muhammad Ali Ramdhani mengingatkan kembali bahwa Kementerian Agama memiliki konsep lima nilai budaya kerja. Yang pertama, adalah integitas. Integritas tidak selesai di hati, tapi terekspresikan melalui sebuah attitude. Tidak sekadar pemahaman, tetapi diekpresikan ke dalam sebuah prilaku.

“Orang yang punya integritas adalah orang yang ramah bukan marah; yang mengajak bukan mengejek; yang membina bukan menghina; yang mengajar bukan menghajar; yang merangkul beukan memukul. Wajahnya selalu senyum pada dirinya dan orang lain, itu prinsip dalam hidupnya,” jelas Prof Dhani.

Kedua, budaya Profesional. Ini mengandung makna adil, yakni mengerjakan sesuatu sesuai dengan keahliannya dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. “Profesional itu selalu meng-update ilmu dan bekerja secara proporsional,” jelasnya.

Ketiga, budaya inovasi. Orang yang inovatif selalu berusaha menemukan jalan baru. Dia seorang cendekia yang selalu keluar dari zona nyaman, dia selalu berpikir tentang cara lain. “Dia selalu berkata, tidak ada cara yang baik hari ini, kecuali saya harus menemukan cara lain yang lebih baik. Tidak disebut cendekiawan kalau dia menyukai kemapanan,” ujarnya.

Keempat, bertanggungung jawab, yaitu bekerja secara tuntas dan konsekuen. Kalau menghadapi sebuah masalah, lihat terlebih dahulu konstruksi masalahnya, cara menyelesaikannya seperti apa, tidak selalu mendengar hal-hal yang tidak jelas, lalu tidak melakukan inisiatif yang melelahkan. Jadi, ciri orang bertanggung itu bersungguh-sungguh dalam segala hal, melakukan yang terbaik, disiplin, jujur, berani menangung risiko, dan rela berkorban.

Yang kelima, adalah keteladanan. Menurut Prof Dhani, guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Kata-katanya adalah ilmu, prilakunya adalah keteladanan. Dalam pendidikan akan terjadi proses identifikasi atau imitasi, apapun tingkah laku guru –dalam hal ini dosen– akan ditiru oleh mahasiswa. “Mahasiswa akan melihat intelektualitas dosen. Mereka akan nengok cara kita berpakaian, melihat cara ngomong, menengok cara kita memperlakukan orang lain,” tandas Prof.Dhani*** /hmsuinsgdbdg

Total
0
Shares
Previous Article

Keren, 4 Guru Besar FDK UIN SGD  Siap Bangun Tradisi Keilmuan dan Inovasi

Next Article

Masyarakat Diminta Membantu Pemerintah Selesaikan di Rumah

Related Posts