FBS: Santri Demak Harus Melek Politik

 

Demak – ekpos.com – “Berbicara tentang politik tak pernah lepas dari segala urusan tentang partai, presiden, pemilihan umum dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemerintahan.

Padahal dalam kehidupan bermasyarakat, di lingkup kecil seperti keluarga, lingkungan sekolah maupun di Pondok Pesantren, selalu ada yang namanya unsur politik didalamnya.

“Adik-adik mestinya mengenal kata politik. Politik itu siasat atau cara untuk mencapai tujuan kita. Jadi ada yang anti berpolitik, itu salah,” kata Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet saat menjadi narasumber kegiatan pendidikan politik dan wawasan kebangsaan di Pondok Pesantren Almukaromah Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Kamis (27/7/2023).

Acara yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Demak itu mengusung tema “Pesantren Sebagai Pelopor Anti Kekerasan dan Anti Bullying”.

Menurut Fahrudin Bisri Slamet, yang akrab disapa FBS, adanya politik juga bisa membantu proses pemerintahan agar bisa mengatur suatu tatanan untuk menjadi lebih baik serta tepat dalam mengambil kebijakan.

“Ketika tidak tahu politik, ada kenaikan harga barang tahunya hanya menggerutu dan menyalahkan pemerintah. Nah, dengan politik maka muncul kebijakan operasi pasar,” ujar FBS.

“Kalau pengen jadi kyai, harus mondok dulu, itu politik. Bagaimana caranya menjadi kyai ya harus belajar dulu di pondok pesantren,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, FBS mengajak para santri putra dan putri Ponpes Almukaromah yang telah memiliki hak pilih agar menyalurkan hak politiknya pada Pemilu yang digelar 24 Februari 2024.

Selain itu, FBS juga mengingatkan para santri asuhan Kyai Muslihin itu, agar senantiasa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama, tidak melakukan kekerasan dan bullying serta menjunjung toleransi dan menghormati segala perbedaan.

Sementara itu, Sekretaris Kesbangpol Demak, Anang Ruhiat dalam sambutannya mengajak para santri, agar terus menumbuhkan wawasan kebangsaan yakni bagaimana pandangan kita sebagai bangsa Indonesia mengenai identitas dan tanah airnya, dengan prinsip utama persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat

“Kita ini negara kepulauan, karena itu diperlukan wawasan kebangsaan, agar lebih mengenal bangsa kita sendiri. Mari kita tumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan negara,” kata Anang.

Melalui wawasan kebangsaan, sambung Anang, dapat menumbuhkan rasa dan semangat cinta tanah air, menumbuhkan karakter yang beriman, bertaqwa, jujur dan berintegritas, disiplin, santun dan beretika.

“Di Pesantren pasti diajarkan etika dan sopan santun. Jangan sampai disini ada kekerasan dan bullying. Saya yakin di Ponpes ini tidak ada itu,” ujar Anang. (Ar).

Total
0
Shares
Previous Article

Dewan Pakar Apresiasi Ketegasan Jokowi, Tidak Campuri Urusan Internal Golkar

Next Article

Gelaran P2B Conference 2023 Munculkan Pemikiran Inovatif Menuju Energi

Related Posts
Read More

Transisi Kabinet

JAKARTA || Ekpos.com – Hari-hari terakhir pemerintahan, Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinetnya. Alasan yang muncul di permukaan adalah…