Cimahi, ekpos.com
Ukir Sejarah, untuk pertama kalinya di Jawa Barat sosok perempuan tampil sebagai Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Cimahi. Dia adalah Baiq Raehanun Ratnasari, SH,MH,
Anung (sapaan akrabnya), dipercaya memimpin Kemenag Cimahi menggantikan Saepulloh, S,Ag., M.Pd.I yang dirotasi menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut.
Sebelumnya, Ia menjabat sebagai Arsiparis Ahli Madya yang mendapat tugas tambahan sebagai Ketua Tim Peningkatan Kualitas Pembinaan Haji Reguler dan Advokasi Haji pada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jawa Barat.
Raehanun,bertekad untuk melaksanakan amanah dengan sebaik – baiknya. Wanita cantik berdarah Mataram NTB ini, siap mendedikasikan diri dalam membangun sinertgitas dan kolaborasi demi mewujudkan Pelayanan Prima kepada Masyarakat.
“ Alhamdulillah, saya dipercaya menjadi kepala Kemenag Cimahi, program ke depan adalah memprioritaskan untuk Meningkatkan Pelayanan Publik.” Ungkap Raehanun saat ditemui, di ruan Kerjanya, Kamis, 3 Agustus 2023.
Menurutnya, Kemenag Cimahi sebagai salah satu lembaga pemerintah harus memberikan pelayanan publik secara efesien dan epektif. Artinya pelayan yang cepat dan memuaskan kepada masyarakat.
Oleh sebab itu, untuk mendukung terwujudnya Pelayanan Publik yang prima kepada masyarakat, pihaknya akan membenahi dulu yang berkaitan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yakni dari sisi kebersihan dan kenyamanan kantor.
“ Pelayanan itu harus ditunjang oleh kenyamanan bagi yang dilayani.Jadi, untuk mewujudkan kepuasan dalam layanan publik, kita harus mengikuti keinginan masyarakat.Dan, sisi itu yang saya tingkatkan dalam Pelayanan Publik” ujarnya.
Bukan hanya itu, Baiq Haenun juga akan meluncurkan Motto di Kemenag Kota Cimahi yakni BERSEKA ( Beribadah, Sehat, Komitmen dan Amanah).“ Insha Allah mohon doanya dan dukungan motto ini akan saya patenkan,” ucapnya.
Ketika ditanya tentang aspek Gender, Ia menjelaskan Selama manusia itu mampu, kita tidak melihat aspek gendernya, sebab, Allah Swt, mengirim manusia ke dunia sebagai khalifah, jadi khalipah tidak melihat segi gender, kecuali dalam hal hal tertentu, yang sudah ada ketentuanya, seperti hal warisan.
Dipaparkan, perempuan punya potensi dan kemampuan sama dengan laki-laki, Maski dari aspek kualitas peran perempuan masih minor tapi perempuan bisa tampil sejajar dengan laki laki sepanjang mau belajar dan terus belajar untuk menggali semua potensi dirinya.
“ Dengan potensi yang ada kita bisa berdayakan secara optimal, Sebab, bisa karena terbiasa, kita semua harus belajar untuk mengembangkan potensi diri untuk maju dan berkarya untuk melayani masyarakat” pungkasnya.***(Harry Gibrant)