Sukabumi – ekpos.com – Udjang (57), warga masyarakat Warudoyong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, tidak patah semangat dengan bermunculannya media online dari berbagai nama, bahkan kecanggihannya ilmu teknologi (IT-red) tersebut, baginya tetap berusaha semaksimal mungkin menjajakan media cetak (koran-red) demi keluarga.
Saat itu awak media, Jum’at (11/8) pagi berpapasan di sebuah gang sempit di sekitar metro Kota Sukabumi, ia sedikit terkejut jumpa langsung berhadapan. “Astaghfirullah Bang Yunus ya, ya Allah Saya kira bukan Abang, syukur alhamdulillah masih hidup kalau yang lain mah udah pada meninggal Bang,” ucapnya.
Koran-koran yang terbit dan beredar hanya beberapa media saja, ungkap Udjang, sambil merapikan korannya yang akan merosot keluar dari bungkusannya, yang lain mah sudah kolep dan beralih ke media online Bang, yang bertahan Kompas, lainnya hanya beberapa exemplar, tapi kalau Kompas mendominasi Sukabumi. “Jadi saya hanya menjajakan koran Kompas, itupun konsinyasi plus koran mingguan dan beberapa majalah,” katanya.
Sementara Ahmad Muhamad (73) yang mengakui dirinya sebagai pembaca tetap media cetak/koran saat ditemui ditempat kediamannya menjelaskan, saya sudah puluhan tahun pembaca koran kalau untuk media online tidak sama sekali. Sebab, tidak bisa ada bukti dokumentasi/file, bahkan beritanya tidak jelas terkadang hoaxs, imbuhnya.
Hamami (65), mantan Camat diwilayah Kabupaten Sukabumi saat jumpa dengan awak media menjelaskan, apa adanya baca koran itu enak dan bisa diarsipkan kalau online di HP bila penuh dan padat isinya. “Itu di HP kita suka krodit dan heng, sehingga hilang beritanya, tapi itu juga suka suka pribadinya masing-masing pembaca, kalau untuk saya tetap koran seperti bobotohnya persib,” ucapnya. (Aki Yunus/Agus Teguh).
Teks foto: Udjang (57), yang mempunyai Isteri Bekah (51) dengan dua putranya Ismail dan Umar. (Foto: Machmud Yunus).
