Ahmad Rusdiana Ungkap Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Safar

Safar adalah bulan kedua dalam kalender Islam. Shafar (صفر) atau Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Islam (Hijriyah). Hari ini kita sudah memasuki 1 Safar 1445 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2023. Meski tidak seagung bulan Muharram, bulan Safar memiliki keutamaan tersendiri. Shafar merupakan satu suku kata dengan Shifr (صفر) yang berarti kosong. Jika merujuk pada bahasa, Safar berarti kosong. Ini diambil dari tempat yang kosong atau mengosongkan tempat. Sebab di zaman dulu banyak orang Arab yang ber-safar atau bepergian di bulan safar.

Namun,makna lain dari bulan Safar: Dilansir dari The Islamic Information, kata Safar juga diterjemahkan menjadi “siulan angin”. Siulan Angin ini merujuk pada cuaca, karena safar menjadi bulan yang paling berangin di sepanjang tahun. Sebagian besar bulan Islam dinamai berdasarkan kondisi cuaca. Tapi penanggalannya adalah lunar sehingga bulan berganti dengan selisih 11 hari setiap tahun, artinya musim tidak lagi berlaku untuk mereka. (Mabruroh, 2021).

Selanjutnya ada beberapa keistimewaan Bulan Safar, sebagaimana di jelakan Rusman H Siregar (2022), antara lain:

Pertama: Bulan Menolak Khurafat; Istilah khurafat berarti cerita rekaan atau khayalan. Dulu orang Arab Jahiliyah menganggap bulan Safar sebagai bulan sial. Hal ini dibantah langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits berikit: لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر Artinya: “Tidak ada kesialan karena ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat).” (HR Al-Bukhari).

Kedua: Bulan Menolak Pesimis; Bulan Safar juga dikenal dengan sikap pesimisnya orang Arab Jahiliyah. Mereka melakukan kemungkaran besar di bulan Safar dengan menjadikan Safar sebagai pengganti bulan mulia Muharam. Dalam Hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Mereka dahulu berpendapat bahwa umrah di bulan Haji kedurhakaan paling besar di muka bumi. Mereka menjadikan Muharam sebagai bulan Shafar. Mereka mengatakan: Jika unta jamaah haji telah kembali, bekas-bekas tapak kakinya telah hilang, bulan Shafar telah habis, maka dihalalkan umrah bagi yang ingin menunaikan umrah.” (HR Al-Bukhari, Muslim).

Ketiga: Bulan yang Baik untuk Menikah; Keutamaan bulan Safar lainnya adalah momentum yang baik untuk menikah sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pada bulan Safar, Beliau menikahkan putrinya Sayyidah Fatimah radhiyallahu ‘anha dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib pada Tahun ke-2 Hijriyah. Dalam riwayat juga disebut Nabi menikahi Sayyidah Khadijah pada bulan Safar. Ada yang mengatakan bulan Rabiul Awal. Beliau juga Hijrah dari Makkah ke Madinah pada bulan Safar dan tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal.

Meluruskan fenomena telah menjadi kepercayaan keliru oleh sebagian umat bahwa Safar adalah bulan sial atau bulan bencana. Padahal, mitos bahwa bulan Safar sebagai bulan sial ini sebenarnya sudah dibantah oleh Rasulullah Muhammad saw yang menyatakan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial. Sesuai hadis dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah Saw bersabda, tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai). Oleh karena itu, agar umat Islam menghilangkan mitos sial bulan Safar. Jadikan Bulan Safar adalah bulan bahagia dan bulan kemenangan. Mengapa tidak? Anda bisa menyimak macam-macam keutamaan bulan Safar pada artikel ini. Berikut ini macam-macam keutamaan bulan Safar yang jarang diketahui umat muslim, dikutip dari laman rri.co.id, Selasa (6/9/2022), antara lain:

  1. Meningkatkan Iman; Bulan Safar merupakan waktu di mana umat muslim dapat memperkuat iman. Iman bisa diperkuat dengan menaati perintah Allah dan menjunjung nilai ketauhidan serta menolak khurafat. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 107: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
  2. Menjalankan Aktivitas Seperti Biasa; Menjalankan aktivitas seperti biasa menjadi bukti bahwa umat muslim tidak memercayai khurafat. Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ‘Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda: “Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
  3. Menguji Iman; Bulan Safar adalah bulan ujian umat muslim, khususnya bagi mereka yang tinggal di lingkungan dengan amal-amal khurafat. Di sisi lain, umat harus ingat bahwa ujian merupakan tantangan untuk meyakini ketetapan Allah Ta’ala.
  4. Yakin Akan Ketetapan Allah Swt. Allah Swt. berfirman yang artinya: “Katakanlah, ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51).
  5. Meningkatkan Takwa dan Tawakal pada Allah Swt. Tingkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, termasuk keharusan untuk menghindari kepercayaan pada hari-hari yang tidak menguntungkan. Di bulan Safar, kerjakan amalan sunah layaknya hari-hari lain seperti salat duha, witir, qobliyah, ba’diyah, dan puasa Senin-Kamis. Hal tersebut kita lakukan semata-mata untuk mengharapkan rida Allah Swt.Yang jelas, pada bulan ini, banyak terjadi peperangan di masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Di antaranya (1) Perang Al-Abwa atau Waddan (2) Peristiwa Mata Air Roji’ (3) Perang Bi’r Ma’unah (Peristiwa Sumur Maunah) (4) Penaklukan Kaum Yahudi di Perang Khaibar (5) Pengepungan Khats’am (6) Masuk Islamnya Bani Udzrah. Dan masih banyak peristiwa lainnya.  Diamping itu Empat peristiwa penting bulan Safar yang wajib kita kenang adalah (1), peristiwa pernikahan Rasulullah Saw dengan Khadijah binti Khuwailid. (2) kemenangan kaum Muslimin atas pasukan Hiraklius dalam perang Haibar. (3) pengangkatan Usamah bin Zaid sebagai panglima perang termuda berumur 20 tahun. (4) penaklukan negeri Persia dizaman khalifah Umar bin Khattab pada tahun 16 Hijriyah.

    Untuk itu “Jadikan Bulan Safar adalah bulan bahagia dan bulan kemenangan”.(Wallahu ‘Alam Bishowwab).

    *Ahmad Rusdiana adalah (Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung)

Total
0
Shares
Previous Article

Pangkalan TNI AL Simeulue Terima Penghargaan Atas Dedikasi Dalam Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Kelautan Perairan Aceh Singkil

Next Article

Pangkalan TNI AL Simeulue Beserta Unsur Maritim Kibarkan Bendera Merah Putih Bawah Air di Perairan Pulau Delapan Simeulue

Related Posts